"Apapun yang terjadi di masa yang akan datang, kita harus bisa menerima semuanya dengan ikhlas."
_Queen_
❣❣❣
Verrel pergi ke kampus setelah mendengar informasi tentang yang terjadi pada keluarganya hari ini, dia bergegas membawa Queen dan Keenan untuk pergi dari sana. Mereka kembali ke rumah dengan diam tanpa ada yang berani berbicara. Verrel duduk di single sofa yang ada di ruang tamu, sedangkan Queen dan Keenan duduk di sofa panjang dengan posisi duduk yang saling berdekatan. Verrel dan Queen saling bertatapan satu sama lainnya dengan tatapan yang berbeda-beda, sedangkan Keenan hanya menundukkan kepalanya tanpa melihat kearah kedua orang tuanya.
"Kamu mau ngomong apa ke aku dan Geo?" tanya Queen dengan membuka pembicaraan mereka.
Verrel menghembuskan nafasnya. "Aku mau tanya, apa kamu yang udah ajarin Keenan untuk mempermalukan Cey di depan umum?"
"Mempermalukan Cey? apa maksud kamu, Rel?" tanya balik Queen dengan mengerutkan keningnya.
"Keenan udah mempermalukan Cey di kantin, dia membanting handphone milik Cey sampai hancur." jelas Verrel yang membuat Queen melebarkan kedua matanya.
"Jangan bicara sembarangan Verrel, mana mungkin Geo ngelakuin itu."
"Kalo kamu ngga percaya, kamu bisa tanya langsung ke anak kesayangan kamu itu."
"Ngga mungkin, Geo bukan anak yang kasar Verrel!" bantah Queen dengan tegas.
"Ryan, dia saksinya kalo kamu masih ngga percaya sama ucapan aku."
Queen dengan cepat menarik tubuh Keenan untuk menghadap kearahnya, Queen sekilas menatap kearah Verrel yang sedang memijat keningnya dengan menyandarkan punggungnya di sofa.
"Geo, jawab pertanyaan Mamih dengan jujur. Apa yang Papah bilang barusan itu benar?" tanya Queen dengan mengenggam tangan mungil Keenan, sedangkan Keenan masih tetap diam tanpa bersuara.
"Geo ..."
"Mamih ngga pernah ajarin kamu untuk berbuat kasar sama orang yang lebih tua dari kamu, kenapa kamu harus lakuin itu sayang?" lirih Queen yang membuat Keenan perlahan menatap kearahnya dengan kedua matanya yang memerah.
"Nenek lampir itu udah jahat ke Mamih! Geo ngga bisa diam aja melihat perbuatan nya ke Mamih." balas Keenan dengan air matanya yang mengalir di kedua pipinya.
Queen menghela nafas, kemudian dia mengelus kepala Keenan dengan lembut. Sedangkan Verrel menggelengkan kepalanya saat mendengar pengakuan dari putra nya.
"Dengan perbuatan kamu yang tadi, itu bukan berarti kamu benar sayang. Mamih ngga suka kalo Geo berbuat kasar sama orang lain, Geo itu anak yang baik. Mamih minta, jangan di ulangi lagi atau Mamih tidak akan berbicara dengan Geo. Mengerti sayang?" kata Queen dengan tegas.
Keenan mengangguk. "Baik Mamih, Geo minta maaf. Geo janji ngga akan berbuat kasar lagi ke orang lain."
Queen mengelus kepala Keenan, kemudian dia memeluknya dengan nyaman. "Good Boy! Itu baru putra nya Mamih."
"Maaf Mamih, Geo mungkin akan langsung membunuh Nenek lampir itu jika dia masih berani menyentuh Mamih." kata Keenan di dalam batin nya.
"Kenapa perasaan gua ngga enak ya sama tatapan nya Geo?" monolog Queen di dalam batin nya.
"Gua takut kalo sifat psikopath gua dan Arga akan turun ke Keenan. Kalo sampai itu terjadi, gua udah gagal mendidik Keenan. Maaf Ar, gua ngga bisa menuhin keinginan lu." batin Verrel dengan menatap kearah Queen dan Keenan yang masih berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY QUEEN IS CAPOS (TERBIT)
Non-Fiction[SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU OKEY] Ini tentang seorang perempuan yang memiliki banyak rahasia di balik sifatnya yang sulit di tebak, perempuan yang hanya ingin membalaskan dendam nya di masa lalu. Bagaimana jika k...