"Geo, adiknya jangan di buat nangis sayang!" teriak Queen dari dapur.
"Bukan Geo yang buat Princess nangis Mamih! itu kerjaan nya Uncle Ian." sahut Keenan yang ikut berteriak.
"Ian, anak gua jangan lu apa-apain!"
"Anjir, bukan gua! Evan yang nyubit anak lu sampai nangis." sahut Fabian dengan memberikan tatapan elang kearah Evan yang masih memainkan pipi anaknya Queen.
"Lu apain anak gua, Van?" tanya Queen dengan berdiri di depan mereka.
"Gua cubit pipinya." balas Evan dengan jujur.
"APA?!"
"Gua gemes sama pipinya kayak bapau, jadi gua cubit aja."
"Mending lu berdua pulang sana!" usir Queen dengan mengarahkan pisau yang ada di genggaman nya kearah mereka berdua.
"Setuju! mending Uncle-Uncle pada pulang, daripada pisau itu melayang ke tubuh kalian." sahut Keenan dengan tatapan datar.
"Ayo Van kita pulang!" ajak Fabian dengan beranjak dari tempat duduknya.
"Bye Princess, sampai ketemu besok." pamit Fabian seraya mencium kedua pipi bayi itu dengan cepat.
"UNCLE, PRINCESS NYA GEO JANGAN DINODAI!!!"
"Bodo amat." seru Fabian yang udah berlari jauh dari sana.
"SAHABAT MAMIH BOLEH GEO BUNUH NGGA?" tanya Keenan kearah Queen dengan menyindir ke Fabian yang berdiri di depan pintu rumah mereka.
"BOLEH SAYANG!"
"Anj!" umpat Fabian dengan mengelus dadanya.
"Princess, sepertinya tubuh kamu harus di baluri tanah. Abang takut kamu terkena rabies dari Uncle Ian." kata Keenan dengan menggendong bayi mungil yang ada di pelukan nya.
***
"MAMIH, ABANG NAKAL!!!" teriak bocil seraya menangis.
"Ngadu aja terus ke Mamih." sindir Keenan dengan kesal.
"Abang ngga boleh gituh ke adiknya." tegur Queen dengan mengelus kepala Keenan.
"Abang ngga ngapa-ngapain Mamih, dia nya aja yang cengeng."
"Ih mana ada adek cengeng, abang tuh nyebelin." sahut bocil dengan cepat.
"Emang Abang ngapain kamu sayang?" tanya Queen dengan duduk di samping anaknya.
"Adek minta di temenin sama Abang keluar, tapi dia ngga mau Mih."
"Adek keluar mau ngapain?"
"Mau ambil mangga punya Uncle Ryan."
Queen mengerutkan keningnya. "Maksudnya gimana dek? Adek mau mangga?"
"Bukan Mih, dia itu mau naik pohon mangga nya Uncle Ryan." koreksi Keenan dengan memutar malas matanya.
"Yaampun adek, kamu itu perempuan sayang. Ngga boleh manjat-manjat pohon, nanti kalo kamu jatuh gimana?"
"Kan ada abang yang bisa nangkap adek di bawah kalo adek jatuh Mih." balas bocil dengan menunjuk kearah Keenan.
"Tetap ngga boleh sayang."
"Kalo begitu, adek mau main pistol sama katana boleh?" tanya bocil dengan tatapan polos.
"Ngga boleh, itu berbahaya."
Bocil itu mengerucutkan bibirnya ke bawah. "Tapi abang kenapa boleh, Mih?"
"Karna abang udah besar, ngga kayak kamu masih kecil." balas Keenan dengan menyindir.
"Yaudah nanti kalo adek udah besar, adek mau bunuh orang juga kayak abang."
***
"Jawab pertanyaan Mamih dengan jujur, kerjaan siapa yang simpan kepala manusia di lemari es?" tanya Queen dengan tatapan intimidasi kearah kedua anaknya.
"ABANG!" tunjuk bocil itu dengan cepat.
"Itu kerjaan kamu bang?"
"Maaf Mih, tapi yang bunuh orang itu adalah adek bukan abang." jujur Keenan dengan melirik kearah adiknya.
"Itu kepala siapa kamu lepas dek?"
"Orang gila Mih."
"Kenapa kamu bunuh?" tanya Queen bingung.
"Dia cerita ke adek kalo dia mau mati, yaudah adek penuhi keinginan nya." balas bocil dengan jujur.
Queen menepuk keningnya. "Yaampun sayang, bukan begitu maksudnya."
"Kalian berdua Mamih hukum ngga boleh ada yang keluar dari rumah kecuali sekolah selama 1 bulan." titah Queen dengan tegas.
"Kerumah Uncle boleh kan Mamih?" tanya bocil dengan mengedipkan beberapa kali kedua matanya.
"Ngga boleh!"
"Ngga seru nih Mamih!" rengek bocil dengan menendang-nendang kedua kakinya.
Psikopath sejak dini😭🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
MY QUEEN IS CAPOS (TERBIT)
Non-Fiction[SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU OKEY] Ini tentang seorang perempuan yang memiliki banyak rahasia di balik sifatnya yang sulit di tebak, perempuan yang hanya ingin membalaskan dendam nya di masa lalu. Bagaimana jika k...