Selamat membaca....
Setelah menghabiskan waktu bersama teman-temannya, keempat gadis itu memutuskan untuk segera pulang. Sebenarnya Queen sudah membuat rencana agar malam ini mereka menginap dan bercerita lebih banyak hal. Tapi sayangnya si bucin Abil sudah ada rencana dengan pacarnya dan jelas tak bisa dibatalkan.
Mau tak mau sisanya memilih pulang, kecuali Abil yang sudah dijemput oleh pacarnya lebih dulu. Sementara tiga gadis lainnya baru saja keluar dari dalam restoran. Karena Queen harus berbicara dengan karyawan restoran, Ley dan Karin memutuskan untuk menunggu di luar.
Tinnn...
Kedua gadis itu kompak menoleh mendapati Andre di halaman parkir.
"Andre?" tanya Karin memastikan pada Ley.
"Kayanya iya," sahut Ley melihat laki-laki itu melepas helm kemudian melambai ke arahnya. "Bentar yah."
Ley setengah berlari menghampiri Andre, sementara laki-laki itu masih duduk diatas motornya sembari tersenyum.
"Kok lo disini?" tanya Ley karena tadi pagi laki-laki itu mengatakan akan bermain dengan teman-temannya.
"Jemput kamu," sahut Andre santai.
"Katanya pergi sama temen-temen?"
"Nggak jadi, Bian pengkhianat. Lagi enak-enak main, dia malah pamit jalan sama pacarnya. Ya udah aku ikutan," jelas Andre.
Ley mengangguk pelan, meski sebenarnya ia merasa aneh dengan cara bicara Andre yang tiba-tiba menggunakan aku-kamu.
"Tumben pake aku-kamu?"
"Pengin aja, biar romantis," ucap Andre sembari mencubit pelan pipi Ley. Ley hanya menggelengkan kepalanya pelan, merasa aneh dengan cara bicara Andre.
Queen yang baru saja keluar dari restoran bergegas menghampiri keduanya.
"Bucin banget, main bentar aja sampe disusulin," ledek Queen pada Andre.
"Yang hubungannya lagi nggak harmonis, jangan ganggu," balas Andre tak peduli.
Queen melotot, gadis itu menatap tajam ke arah Andre. "Jamet lo!"
"Udah, kita pulang aja," ajak Karin sembari menarik lengan Queen pergi. "Duluan Ley."
Karin melambaikan tangannya ke arah Ley sembari berusaha menahan Queen yang masih menatap tajam ke arah Andre. Ley melirik Andre yang juga terus meledek Queen, gadis itu menggelengkan kepalanya tak paham. Meski ia tau Queen dan Andre memang sudah berteman sejak lama.
Setelah Queen dan Karin masuk ke dalam mobil, Andre kembali menatap Ley sembari menyerahkan helm.
"Mau ikut nggak?"
"Kemana?"
"Ada tempat yang pengin aku tunjukin ke kamu dari lama," ucap laki-laki itu sembari tersenyum.
Ley mengangguk pelan kemudian menerima helm yang Andre berikan. Gadis itu memilih tak kembali bertanya saat ekspresi Andre sedikit berubah. Laki-laki itu sangat jarang meminta apapun padanya, bahkan terkesan tak pernah.
Tapi saat ini rasanya laki-laki itu ingin menceritakan sesuatu, terlihat dari sikapnya yang menjadi lebih pendiam. Sepanjang perjalanan pun Andre hanya fokus pada jalanan, tak seperti biasanya. Sampai akhirnya motor Andre berhenti di sebuah arena balap.
Ley menatap ke sekitar tempat itu yang terlihat ramai dan mayoritas yang datang adalah laki-laki. Andre melepas helmnya, kemudian turun dari motornya. Laki-laki itu meraih tangan Ley kemudian menggenggamnya, menuntun gadis itu masuk ke dalam tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? ✔️
Novela Juvenil(Follow sebelum membaca) ***** Kehidupan Ley yang penuh dengan bayang-bayang kematian kedua orang tuanya membuat gadis itu tumbuh menjadi sosok misterius penuh rahasia. Hingga suatu hari pertemuannya dengan laki-laki tampan pembuat onar bernama An...