Selamat membaca....
Sekitar pukul 5 sore hujan turun cukup deras, Hendry dan Karin yang berencana pulang akhirnya mengurungkan niatnya. Kedua remaja itu masih berada di rumah Ley meskipun tugas yang mereka buat sudah selesai.
Ya, setelah kepergian dua pasangan, keempat remaja itu hanya fokus mengerjakan tugas sampai selesai. Nyatanya Hendry yang biasanya berisik pun jadi lebih fokus karena berkurangnya anggota. Begitu pula Andre meski pikirannya terpecah oleh Leo tapi nyatanya ia bisa menyelesaikan bagiannya.
Sekarang Ley dan Karin berada di dalam membereskan sisanya, antisipasi jika sampai Queen dan Justin tak menyelesaikan bagiannya. Sementara Hendry dan Andre memilih berada di teras rumah, entah menghitung rinai hujan yang turun atau apapun itu.
"Kabarin Queen aja nggak sih Ley? Lagian sekarang kan hujan, siapa tau mereka di rumah," saran Karin, mengingat ia dan Ley sudah menyelesaikan bagiannya.
"Kelamaan daripada nanti nggak selesai," sahut Ley. Ia tak yakin menyerahkan sisanya pada Queen dan Justin, apalagi setelah mereka pergi karena iri dengan Abil dan Bian yang jelas-jelas sudah menyelesaikan tugasnya.
"Iya juga sih."
Kedua gadis itu kembali fokus pada pekerjaan mereka, lagipula Justin juga sudah berkontribusi untuk bagian lokasi. Apalagi mereka sudah memutuskan untuk berpisah dengan anak Ipa. Jadi mau tak mau mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.
Duk... Duk...
Fokus kedua gadis itu beralih saat bunyi pantulan bola dengan lantai terdengar. Ley mendongak mendapati Leo turun dari arah tangga kamarnya sembari memantulkan bola basket ke lantai.
"Ngapain?" tanya Ley bingung, masalahnya saat ini hujan masih turun dengan deras. Tak mungkin Leo akan mengajak Andre bermain basket ditengah hujan seperti sekarang.
"Main basket kan tadi udah bilang," sahut Leo santai tanpa mengalihkan perhatiannya dari bola basket ditangannya.
"Hujan, Kak!"
"Pacar lo nggak akan mati cuma karena kena air hujan."
Ley hanya menatap Leo dingin, gadis itu tak berniat menghentikan Leo. Lagipula ia yakin isi pikiran Leo dan Andre tak jauh berbeda, pasti laki-laki itu bisa mengatasinya sendiri.
"Nggak lo larang?" tanya Karin memastikan.
"Biarin aja," ucap Ley tak peduli, gadis itu kembali fokus pada tugasnya. Sementara Karin hanya menggelengkan kepalanya tak mau ikut campur.
*****
Leo berdiri diambang pintu, laki-laki itu melempar bolanya ke arah Andre. Untung saja reflek laki-laki itu cepat, dengan sigap bola itu ditangkap meski seragamnya sedikit basah. Karena memang Leo sengaja melemparnya ke arah teras agar Andre terkena hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? ✔️
Fiksi Remaja(Follow sebelum membaca) ***** Kehidupan Ley yang penuh dengan bayang-bayang kematian kedua orang tuanya membuat gadis itu tumbuh menjadi sosok misterius penuh rahasia. Hingga suatu hari pertemuannya dengan laki-laki tampan pembuat onar bernama An...