Part 22

135 48 2
                                    

Selamat membaca....


"Karena lo orangnya, Ley."

Mata gadis itu berkaca-kaca mendengar ucapan tulus laki-laki dihadapannya. Ley terdiam, meski sadar Andre tulus dengan ucapannya tapi Ley masih belum bisa membuka hatinya.

Andre kembali berjalan mendekat ke arah Ley, tangan laki-laki itu terulur mengusap pelan rambut Ley. Ley mendongak menatap laki-laki yang memang lebih tinggi darinya itu.

"Lo mau bolos hari ini?" tanya Andre, Ley mengangguk pelan.

"Gue berantem sama Queen tadi," ucap gadis itu.

Andre tersenyum manis, laki-laki itu menyamakan tingginya dengan Ley. Tangannya mengacak gemas rambut Ley terutama karena ekspresi bingung yang Ley tampilkan.

"Itu namanya bumbu pertemanan," ucap Andre.

"Kalo berantemnya sampai tawuran masih jadi bumbu pertemanan?" tanya Ley sekaligus menyindir reputasi Andre yang terkenal hobi tawuran.

Andre terdiam, senyum laki-laki itu mendadak menghilang. Ia menjauhkan wajahnya dari wajah Ley kemudian memasang ekspresi seolah kesal dengan ucapan Ley.

"Mulut lo emang sepedes ini yah, Ley?"

Ley mengendikan bahunya cuek, gadis itu memilih menjauh dari Andre kemudian berdiri di sisi pembatas rooftop.

"Awas aja kalo tiba-tiba loncat," ucap Andre memperingati Ley.

Ley menoleh menatap Andre dengan raut meledek.

"Kalo gue loncat gimana?" goda Ley.

"Gue bilang jangan, Ley!" tekan Andre sekali lagi.

Entah kenapa mendengar perkataan Andre justru membuat Ley makin ingin menggoda laki-laki itu. Ley perlahan memundurkan langkahnya mendekat ke arah dinding pembatas. Andre yang melihat Ley berjalan mundur bergegas mendekati gadis itu dan menarik tangannya.

Tanpa disadari senyum di kedua sudut bibir Ley terbit, senyum yang beberapa tahun belakangan tak pernah terlihat. Hari ini senyum itu kembali muncul berkat Andre, bahkan Andre sendiri mendadak terdiam saat melihat senyum Ley. Laki-laki itu benar-benar dibuat terpesona oleh senyum gadis dihadapannya.

"Kan, gagal lagi gue mau marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kan, gagal lagi gue mau marah."

"Kenapa? Marah aja," ucap Ley.

Andre berdecak sebal sembari melepas genggamannya dari tangan Ley.

"Dari awal juga gue nggak bisa marah sama lo," pasrah Andre.

Ley kembali tersenyum, ada sesuatu yang menyenangkan dalam obrolan ini. Meski rasanya tak penting, entah kenapa Ley menyukainya. Rasanya sama seperti pertengkarannya dengan Leo saat kecil, sederhana tapi membuatnya bahagia.

Who Are You? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang