Part 39

107 38 2
                                    

Selamat membaca....

Sementara itu ditempat lain, Andre dan teman-temannya tengah berkumpul bersama beberapa siswa laki-laki SMA Nusantara lainnya. Hari ini mereka berencana membalas perbuatan SMA Angkasa pada Andre tempo hari. Kejadian yang nyaris membuat Andre gagal menyatakan perasaannya pada Ley.

"Lo bilang sama Ley, nggak?" tanya Justin penasaran mengingat ia sendiri sering merahasiakannya dari Queen.

"Nggak lah, emang lo bilang sama Queen?" sahut Andre balas bertanya.

"Nggak perlu bilang juga, dia pasti langsung feeling."

"Nah itu tau," ucap Andre santai. "Lagian kayanya gue nggak akan sering-sering ikut habis ini."

"Kenapa?" tanya Bian.

"Kenapa lagi? Ya karena sekarang ada Ley lah, bisa bahaya buat dia."

"Oh, enak yah lo," kesal Justin. "Dulu waktu gue awal tunangan sama Queen, lo panggil terus. Si Bian juga lo gangguin terus, ngerasain kan lo sekarang? Mampus!"

"Dih gue mah terserah kalian, mau ikut ya ayuk, nggak juga nggak masalah," balas Andre santai.

"Ini nih, contoh temen yang kurang akhlak."

Andre hanya tersenyum menanggapi ucapan Justin, nyatanya memang setelah mengenal Ley ia jadi tak terlalu fokus pada urusan SMA Angkasa. Fokusnya sudah sepenuhnya beralih pada Ley. Sepertinya ia sudah merasakan apa yang Justin dan Bian rasakan saat bersama Queen dan Abil.

"Oh disini semua, pantes ceweknya nggak ada pawangnya," Juan baru saja datang, laki-laki itu baru saja melepas helm dan berniat bergabung.

"Kenapa?" tanya Hendry.

"Biasa, pacar kalian adu mulut tuh sama Aila cs," jelas Juan.

"Terus?"

"Ya gitu, rame."

"Masalah apa?" tanya Andre, ia jadi sedikit khawatir mengingat hubungan Ley dengan Aila tak baik.

"Nggak tau, tapi gue denger nama lo disebut."

"Queen?" kali ini giliran Justin yang bertanya. Juan menghela nafas kasar kemudian menatap Justin dan Andre bergantian.

"Lo berdua bawa hp kan, telpon, chat atau apa gitu. Jangan ngerepotin gue, mandiri tuh kaya Bian!" tunjuknya ke arah Bian yang sudah lebih dulu menelpon Abil.

"Anjir, peka banget tuh anak," heran Rendy.

"Hmm, nggak salah kenapa banyak yang iri sama Abil," setuju Ricky.

Andre merogoh saku jaketnya, ia berniat menghubungi Ley sekarang tapi mungkin Ley justru akan khawatir dengannya. Ia kembali memasukkan handphone-nya dan berusaha menahan untuk menghubungi Ley hari ini. Ia akan memastikannya setelah masalahnya dengan Dewa berakhir.

"Nggak jadi?" tanya Kevan yang sejak tadi memperhatikan Andre.

"Lo sendiri?" balas Andre.

"Gue?"

"Nggak nanyain Karin, lo? Nanti keduluan Hendry tuh," tunjuk Andre ke arah Hendry yang terlihat sedang mengotak-atik handphone-nya.

Who Are You? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang