(Follow sebelum membaca)
*****
Kehidupan Ley yang penuh dengan bayang-bayang kematian kedua orang tuanya membuat gadis itu tumbuh menjadi sosok misterius penuh rahasia.
Hingga suatu hari pertemuannya dengan laki-laki tampan pembuat onar bernama An...
Andre berdiri di depan komplek perumahan Ley, laki-laki itu memang sengaja menunggu Ley. Hari ini tingkah gadis itu terlihat menggemaskan, belum lagi karena gadis itu yang menghindarinya terus. Karena hal itu juga Andre menyempatkan diri untuk melihat gadis itu sekali lagi.
Andre menegakkan duduknya saat melihat mobil Queen berhenti tepat di seberang jalan. Ia hapal betul dengan mobil tunangan Justin itu, meski ia tak menghapal semuanya. Andre melihat Ley turun dari sana, gadis itu terlihat melambai sekilas sebelum akhirnya menyadari kehadirannya.
Gadis itu melirik sekilas dan berusaha mengabaikan kehadiran Andre di snaa. Sementara Andre justru kembali tersenyum, gadis itu membuatnya banyak bereskpresi lagi. Andre berjalan mendekati gadis itu, mencekal tangannya kemudian membuat gadis itu berbalik menatapnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pandangan keduanya bertemu, lagi-lagi Ley dibuat mematung oleh netra hitam itu. Ley jadi berfikir bahwa rumor tentang Andre punya tatapan dingin itu salah. Nyatanya tatapan laki-laki itu terasa hangat dan nyaman, untuk beberapa detik fokus Ley disita oleh laki-laki itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa?"
Suara serak itu membuyarkan lamunan Ley, fokus gadis itu sudah kembali seperti semula. Ley memundurkan tubuhnya mencoba mengambil jarak dengan Andre. Sementara Andre masih mempertahankan senyumnya saat melihat tingkah Ley.
"Lo ngapain di sini?" tanya Ley setelah menetralkan ekspresinya.
"Nungguin lo," sahut Andre santai.
Ley mengerutkan keningnya tak suka, gadis itu sudah enggan bertanya. Ia memilih berjalan berniat meninggalkan Andre tapi lagi-lagi laki-laki itu menahan tangannya.
"Apa?" tanya Ley tak suka.
"Nomor lo?"
Andre menyodorkan benda pipih ke hadapan Ley, Ley menatap datar benda pipih itu kemudian kembali berbalik. Tapi Andre tak menyerah begitu saja, tangan laki-laki itu bergerak cepat mengambil benda pipih di saku jaket Ley. Laey yang terkejut berusaha mengambil kemblai handphonenya.