Selamat membaca....
Jam istirahat baru saja berakhir. Ley, Abil, Queen, dan Karin bergegas masuk ke dalam kelas. Ley bergegas menyiapkan bukunya, jam pelajaran berikutnya adalah bahasa korea. Tak lama setelah itu seorang laki-laki paruh baya masuk ke dalam kelas.
Sebagian siswi di dalam kelas menatap kagum laki-laki keturunan korea itu. Sementara Ley masih menatap datar, ia belum mengenal semua guru mau tak mai ia hanya mengikuti pelajaran tanpa tau siapa nama pengajarnya. Ley menoleh saat Abil menyenggol pelan lengannya, kebetulan Ley dan Abil duduk berdekatan.
"Itu namanya pak Zafran, dia ngajar bahasa korea kelas X sama XI. Katanya sih masih jomblo, makanya banyak yang suka," bisik Abil.
Ley melirik Abil sekilas kemudian mengangguk pelan, sebebarnya nama saja sudah cukup bagi Ley. Ia tak perlu tau lebih mengenai rumor atau apapun yang tak ada hubungannya dengan pelajaran.
"Annyeong yeorobun, hari ini kita akan mempelajari tentang adat-adat di korea," ucap Pak Zafran.
Laki-laki paruh baya itu mulai menuliskan sesuatu di papan tulis dengan aksara Hangul. Ley mengerutkan keningnya saat melihat semua tulisan itu. Ini pertama kalinya ia mempelajari bahasa korea.
"Bapak mau kalian bentuk kelompok, anggotanya 4 orang. Nanti kalian buat laporan mengenai adat Korea paham?" jelas Pak Zafran. "Ayo bentuk kelompok sekarang!"
Ley hanya diam menatap teman-teman di kelasnya menyusun meja dan kursi dan membentuk kelompok, sedangkan Ley ia hanya duduk dan bingung harus apa, ia bahkan belum tau nama siswa dikelasnya kecuali Abil, Queen dan Karin. Berkenalan seperti orang lain saja sudah terasa sulit bagi Ley, apalagi harus membentuk kelompok seperti sekarang.
Ley menoleh saat merasakan pundaknya ditepuk oleh seseorang. Karin berdiri menatapnya dengan raut bingung.
"Lo ngapain? Ayo cepet gabung!"
Ley menatap Karin bingung, ia pikir tak akan ada yang mengajaknya.
"Emang masih bisa?" tanya Ley ragu.
"Ya iyalah, orang jumlah anaknya juga pas ada 36," jawab Karin lalu menarik tangan Ley untuk duduk di sampingnya. "Pak Zafran tuh emang keliatannya ganteng tapi sebenernya dia tuh galak. Kalo lo nggak dengerin omongan dia, dia tuh bisa ngamuk."
"Lo tuh yah Rin, nggak semua aja lo bilang jahat," cibir Queen.
"Sstt, udah deh. Nggak usah pakai berantem bisa nggak sih?" lerai Abil geram dengan tingkah kedua temannya yang tidak bisa akur.
Ley hanya menatap mereka bertiga, ia berfikir apakah seperti ini rasanya punya teman. Ada sesuatu yang terasa menyenangkan yang ia rasakan dihatinya, namun belum sempat Ley berfikir lebih jauh suara Pak Zafran sudah menggema di koridor kelas.
Ley menoleh ke arah koridor terlihat Pak Zafran sedang memarahi segerombol siswa.
"Kalian lagi! Kalian lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? ✔️
Teen Fiction(Follow sebelum membaca) ***** Kehidupan Ley yang penuh dengan bayang-bayang kematian kedua orang tuanya membuat gadis itu tumbuh menjadi sosok misterius penuh rahasia. Hingga suatu hari pertemuannya dengan laki-laki tampan pembuat onar bernama An...