Selamat membaca....
Hampir satu jam berlalu, Kevin dan teman-temannya dari anggota Ipa masih sibuk berunding. Sementara di meja seberang mereka Ley dan Andre bersama ketiga temannya masing-masing juga masih duduk menunggu. Gengsi dari kedua sisi sama-sama tinggi, keduanya tak ada yang mau mengalah.
Meski sebenarnya mereka sudah bosan dan bisa saja kehabisan waktu karena hal ini. Bahkan Queen, Karin, dan Abil sudah mulai larut pada drama korea yang sedang ketiganya lihat. Sementara Ley hanya duduk menyandar pada kursi, ia sudah lelah bahkan sebelum tugasnya dikerjakan.
"Satu jam itu berlebihan nggak sih?" tanya Hendry kepada ketiga temannya, jujur ia sendiri juga mulai bosan.
"Lo mau ngalah ke mereka?" tawar Justin sembari menunjuk Kevin dengan dagunya.
Hendry menghela nafas kasar kemudian menyadarkan tubuhnya dikursi.
"Tetep aja, diskusi apa coba yang makan waktu satu jam?!" kesal Hendry tak habis pikir.
"Pemandangan disamping lo juga kayanya makan waktu lama," celetuk Andre sembari menunjuk Queen, Abil dan Karin dengan dagunya.
Hal itu sontak membuat Hendry dan yang lain menatap ketiga gadis itu. Sementara Ley yang memang enggan untuk bergabung hanya menggelengkan kepalanya pelan. Obrolan keempat laki-laki itu benar-benar random dan sulit ditebak.
"Mereka mah satu jam juga kurang," ucap Hendry menyetujui perkataan Andre.
Bian melirik Abil yang duduk tepat disampingnya, laki-laki itu mengacak gemas kepala gadisnya. Sementara Abil menoleh seolah bertanya alasan kenapa Bian melakukan hal itu. Bian hanya tersenyum tipis tak berniat mengatakan apapun.
"Udah selesai, kalian mau ikut atau enggak?"
Suara dingin Kevin memecah obrolan remaja itu, Bian yang emosinya baru saja mereda mendadak kembali kesal. Kalau saja ia tak ingat bahwa Kevin adalah sepupu Abil pasti sudah sejak awal akan terjadi baku hantam. Andre menghela nafas pelan kemudian bangun dari duduknya.
"Oke, jadi mau kemana sekarang?" tanya Andre sebelum mengikuti rencana Kevin.
"Karena temannya itu masalah sosial jadi kita putusin buat ngabdi masyarakat," ucap Aila. "Kita bantu-bantu warga yang tinggal dideket stasiun, kawasan itu kan jauh dari kata mewah. Kita bantuin mereka sekaligus wawancara buat bahan laporan."
"Lebih simpel, nggak pake otak," sindir Rama pelan.
Ucapan itu jelas masih terdengar jelas oleh Andre dan yang lain. Baru saja Justin akan membalas ucapan Rama tapi tangan Andre langsung memberi instruksi seolah menyuruh Justin menahan emosinya.
"Emangnya kalian pernah kesana?" tanya Andre, keempat remaja itu terdiam.
Mereka yang berasal dari keluarga berada mana mungkin pernah menginjakan kaki disana. Sekarang saja mereka mau kesana demi tugas, selain itu mana mungkin mereka mau pergi kesana. Berbeda dengan Andre yang sudah terbiasa berada di daerah itu.
Kevin menatap Andre seolah paham dengan pertanyaan Andre yang terdengar sebagai sindiran untuk mereka.
"Kita belum pernah kesana, makanya kita bilang sama kalian. Kayanya kalian lebih paham daerah itu," ucap Kevin tak mau kalah.
Hendry menatap kesal kearah Kevin, ia sudah benar-benar tak bisa menahan emosinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? ✔️
Novela Juvenil(Follow sebelum membaca) ***** Kehidupan Ley yang penuh dengan bayang-bayang kematian kedua orang tuanya membuat gadis itu tumbuh menjadi sosok misterius penuh rahasia. Hingga suatu hari pertemuannya dengan laki-laki tampan pembuat onar bernama An...