(Follow sebelum membaca)
*****
Kehidupan Ley yang penuh dengan bayang-bayang kematian kedua orang tuanya membuat gadis itu tumbuh menjadi sosok misterius penuh rahasia.
Hingga suatu hari pertemuannya dengan laki-laki tampan pembuat onar bernama An...
Hari-hari sekolah Ley berubah drastis setelah resmi berpacaran dengan Andre. Ia yang dulu nyaris tak terlihat di sekolah, kini berubah jadi pusat perhatian dan selalu mendapat tatapan sinis disekitarnya. Ley masih bisa menerimanya jika masih dalam batas wajar tapi jika sudah berlebihan tentu saja ia akan marah.
Pagi ini gadis itu datang lebih cepat dari biasanya dengan harapan keadaan sekolah masih sepi. Tapi nyatanya ia salah, koridor lantai dua tepatnya jalan menuju kelasnya sudah ramai. Sama seperti saat terakhir kali Aila menunggunya didepan kelas, kali ini pun firasatnya tak enak.
Tapi ia tak mungkin bolos dari kelas, ia sudah terlalu banyak bolos akhir-akhir ini. Mau tak mau ia hanya menguatkan langkah kakinya menuju kelasnya. Tatapan sinis dan cibiran bisa ia dengar dan rasakan dengan jelas, tapi Ley berusaha menutup telinganya rapat-rapat.
"Muka tembok banget sih, sok cantik!"
"Bukan selera Andre yang murahan, ceweknya aja yang kecentilan!"
"Sewa dukun dimana? Andre aja sampai kepincut."
Ley kembali menghela nafas kasar, meski tak tahan ia harus menahannya.
"Kaya nggak punya orang tua aja, seenaknya sendiri!"
Ley menghentikan langkahnya, tatapan gadis itu terlihat lebih dingin dari biasanya. Ley menoleh menatap siswi yang baru saja mengatakan kalimat itu. Perlahan langkah Ley mendekat ke arah gadis itu kemudian menatapnya tajam.
"Bilang apa lo barusan?" tanya Ley.
Gadis itu menatap Ley dengan raut angkuh seolah tak takut sedikitpun dengan tatapan dingin Ley saat ini.
"Lo kaya nggak punya orang tua!" ucap gadis itu keras.
"Tau apa lo tentang orang tua gue?" ucap Ley dingin, gadis itu kembali berjalan mendekat mengikis jaraknya dengan gadis dihadapannya itu. "Kalo segitu nggak bisanya dapetin Andre, seenggaknya lo masih punya harga diri kan?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo-"
"Ley!"
Ley berjalan mundur kemudian menoleh kearah Queen, Abil, dan Karin yang berlari kearahnya. Ketiga temannya itu perlahan menatap gadis yang tadi menjadi lawan bicara Ley.
"Heh Chelsea! Kalo gue liat lo gangguin Ley lagi, gue aduin ke Justin. Biar tau rasa lo!" ancam Queen.
Gadis bernama Chelsea itu menatap Queen dengan raut kesal. Tak ada yang bisa melawan Queen apalagi jika sudah membawa nama Justin sebagai bahan ancamannya.
Chelsea kembali menatap Ley kemudian memasang raut angkuhnya kembali.
"Lo pikir Aila bakal tinggal diem? Lo liat aja, ini masih permulaan. Habis ini gue pastiin lo nggak akan bisa tenang!" ancam Chelsea tajam kemudian berbalik meninggalkan Ley.