Part 31

129 42 1
                                    

Selamat membaca....

Suasana warung tempat tongkrongan Andre dan teman-temannya terasa suram hari ini. Si biang rusuh sekaligus orang yang selalu mentraktir mereka sedang dalam keadaan sedih. Sementara biang rusuh lainnya tak tau harus berbuat apa.

Justin bersandar lemas disamping Rendy, laki-laki itu seolah kehilangan semangat hidup. Sementara Rendy yang sudah memegang gitar kesayangannya sudah bersiap-siap menyanyikan lagu untuk Justin.

"Ketemuan sana! Lo yang berantem, kita yang galau," celetuk Ricky setelah tak tahan saling mendiamkan.

"Iya, lagian Queen nggak mungkin langsung mukul pas lo dateng," setuju Hendry. "Meskipun kemungkinannya kecil sih."

"Hah," Justin menghela nafas pelan, ia tak menghiraukan ucapan teman-temannya.

"Lo ngapain sama Aila?"

Justin mengangkat kepalanya menatap Andre dan Juan yang tengah menatapnya secara serius. Diantara teman-temannya memang hanya Andre dan Juan yang akan peduli pada hubungannya dengan Queen. Mungkin karena keduanya sudah mengenal Queen sejak lama.

"Gue nggak ngapa-ngapain," sahut Justin. "Nggak sengaja papasan, terus tiba-tiba aja tuh cewek meluk sambil nangis. Mana gue tau ada Queen disana!"

Andre dan Juan saling pandang kemudian kembali menatap Justin.

"Ya udah sana!" perintah Juan.

"Sana kemana?" bingung Justin.

"Ke rumah Queen lah, lo mau gue yang ke sana?!"

Justin tak menjawab, laki-laki itu bergegas mengambil kunci motornya dan pergi meninggalkan teman-temannya. Setelah kepergian Justin tempat itu kembali hening, tak ada satupun yang berniat mengeluarkan suara.

"Wan?" panggil Bobby setelah lama terdiam.

Juan menoleh menatap Bobby dengan raut heran sekaligus bingung.

"Lo nggak friendzone kan sama Queen?" tanya Bobby menyelidiki.

"Friendzone apaan? Macan kaya gitu kok!" serah Juan cepat.

"Lebih aneh kalo lo nggak friendzone sama Queen," ucap Hendry.

"Ini salah satu alasan gue jarang gabung sama kalian, curigaan mulu bawaannya."

"Nggak curiga, ini nanya. Kok bisa lo temenan sama Queen tanpa baper-baperan?"

Juan menghela nafas kasar, memang salah jika ia berteman dengan Queen? Memang harus ada sesuatu diantara mereka agar teman-temannya percaya? Juan melirik sekilas kearah Andre yang terlihat tak peduli seperti biasanya, sebuah ide terlintas dikepalanya.

"Kalo gitu, kenapa cuma gue yang dicurigain? Dibanding gue, Andre kan lebih lama temenan sama Queen!"

Andre menoleh menatap Juan seolah meminta penjelasan kenapa namanya disebut-sebut.

"Gue nggak suka cewek galak, sukanya yang kalem kaya Ley," ucap Andre santai.

Suasana hening kembali menyelimuti sekelompok laki-laki itu. Kali ini bukan karena canggung atau bingung, tapi mereka lebih terkejut dengan ucapan Andre yang terkesan sangat bucin. Bahkan ucapan laki-laki itu sukses membuat mereka merinding.

"Hih! Bucin lo parah banget sih, Ndre!" omel Hendry sembari memasang ekspresi jijik kearag Andre.

"Oke, kalo Bian atau Justin. Tapi lo?" Ricky menggantungkan kalimatnya seolah tak bisa berkata apa-apa.

Sementara Andre memilih menatap handphone-nya dan tak peduli dengan cibiran teman-temannya.

*****

Who Are You? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang