Selamat membaca....
Ley kembali ke kelas saat bel masuk sudah berbunyi, ia berjalan melewati koridor sekolah yang masih terlihat ramai. Saat Ley akan melewati tangga ia melihat Andre dan teman-temannya sedang duduk disekitar tangga.
Ley menghentikan langkahnya kemudian ia berfikir bagaimana ia bisa sampai di kelas tapi tidak bertemu dengan Andre, tapi masalahnya ia baru satu hari disini jadi ia tak tau jalan lain menuju kelasnya. Akhirnya Ley memutuskan agar tetap melewati tangga daripada ia masuk terlambat ke dalam kelas dan dihukum. Ley berjalan lurus dan pura-pura tak melihat Andre dan teman-temannya.
Ley menghentikan langkahnya saat Andre menghalangi jalannya, Ley berusaha menghindar ke kanan dan ke kiri tapi Andre juga mengikutinya. Beberapa siswa yang akan melewati tangga dan yang berada di sekeliling tangga melihat kejadian itu. Ley memejamkan matanya berusaha menahan emosi bahkan sekarang tangannya sudah mengepal kesal, kalau bukan karena keinginan neneknya ia tak mungkin ada disini.
"Lo nggak bisa ngomong? Diem aja," cibir Andre.
Ley hanya menatap datar Andre dan berusaha pergi namun Andre masih menghalanginya.
"Lo beneran nggak bisa ngomong yah? Apa susahnya sih bilang permisi?" ucap Andre lagi, kali ini Ley sudah mulai kesal.
"Minggir," ucap Ley ketus.
"Ketus banget sih, ngalus dikit nggak bisa?"
Ley mendengus kesal ia ingin cepat-cepat pergi dari sana namun Andre terus menghalanginya.
"Gue mau ke kelas, minggir!" ucap Ley mulai malas meladeni tingkah Andre.
"Lebih halus dikit, bisa?" tanya Andre, kali ini senyum miring terlihat jelas di wajah tampannya.
Ley geram, ia langsung melewati Andre dengan kesal bahkan ia sengaja menubrukan lengannya pada lengan Andre. Gadis itu menoleh sekilas ke arah Andre sebelum akhirnya benar-benar pergi meninggalkan laki-laki itu.
Andre menatap kepergian Ley dengan tatapan datar, tapi berikutnya ia tersenyum puas. Hendry dan teman-temannya yang melihat Andre tersenyum bergidik ngeri.
"Kayanya si Andre tuh ketempelan setan stasiun kemaren, makanya dia jadi suka sama cewek," ucap Hendry sambil menatap ngeri ke arah Andre.
"Kayaknya sih iya. Tuh senyam-senyum sendiri lagi," tambah Bobby membenarkan perkataan Hendry.
"Berisik lo pada!" ucap Andre ketus lalu meninggalkan teman-temannya.
"Tuh setannya udah pergi, takut sama lo berdua," kata Bian mengikuti Andre sambil menepuk pundak Hendry dan Bobby bergantian.
Sedangkan Justin hanya tersenyum melihat tingkah kedua temannya itu yang makin hari makin parah.
"Masa iya sih, Ian?" tanya Hendry tak paham dengan maksud Bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? ✔️
Fiksi Remaja(Follow sebelum membaca) ***** Kehidupan Ley yang penuh dengan bayang-bayang kematian kedua orang tuanya membuat gadis itu tumbuh menjadi sosok misterius penuh rahasia. Hingga suatu hari pertemuannya dengan laki-laki tampan pembuat onar bernama An...