Selamat membaca....
Hari ini Andre datang lebih pagi dari biasanya, laki laki itu datang sekitar pukul 6 pagi. Sepertinya ucapan Leo benar-benar berdampak pada laki-laki itu. Padahal selama 17 tahun hidupnya, Andre tak pernah bangun sepagi ini.
Laki-laki itu benar-benar mengubah dirinya karena Ley. Atau mungkin Ley yang merubah kebiasaan laki-laki itu sedikit demi sedikit.
"Nah gitu dong, kan enak gue liatnya," ucap Leo dari pintu rumah, rambut laki-laki itu masih acak-acakan jelas karena baru bangun dari tidurnya.
"Awas!" ucap Ley dari belakang Leo.
"Bentar," tahan Leo, laki-laki itu mengamati Ley dengan teliti. "Muka lo pucet, sakit?"
Ley menepis tangan Leo dari bahunya sembari berdecak pelan. "Ck, nggak!"
Ley berjalan melewati Leo kemudian menghampiri Andre. Gadis itu hanya tersenyum tipis menjawab senyum hangat kekasihnya itu.
Mood gadis itu sedang tidak bagus karena tamu bulanannya datang pagi ini. Belum lagi perutnya sangat sakit sampai-sampai ia tak berminat untuk menghabiskan sarapannya. Tapi ia tak bisa menjelaskannya pada Leo ataupun Andre yang jelas-jelas tak tau rasanya.
Andre menyerahkan helmnya sembari mengamati wajah Ley. Gadis itu memang agak pucat hari ini.
"Lo nggak papa? Muka lo pucet?"
"Nggak papa."
"Beneran?"
Ley memakai helmnya kemudian mengangguk pelan, menjawab pertanyaan Andre.
"Ayo!"
Andre akhirnya memilih memakai helmnya kemudian setelah memastikan Ley naik, ia mulai melajukan motornya meninggalkan rumah Ley.
*****
Selama jam pelajaran berlangsung Ley hanya duduk diam di kursinya. Perutnya benar-benar kram, badannya juga terasa lemas, ia tak punya tenaga hari ini. Sialnya lagi sebentar lagi jam pelajaran olahraga akan dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? ✔️
Teen Fiction(Follow sebelum membaca) ***** Kehidupan Ley yang penuh dengan bayang-bayang kematian kedua orang tuanya membuat gadis itu tumbuh menjadi sosok misterius penuh rahasia. Hingga suatu hari pertemuannya dengan laki-laki tampan pembuat onar bernama An...