Selamat membaca....
Ley turun dari mobil Queen, ia berjalan lurus tanpa menoleh sedikitpun, meskipun ia tau bahwa Abil dan yang lain sedang menatapnya tapi ia sengaja berjalan lurus. Gadis itu tiba di rumah neneknya, pandangan gadis itu tertuju pada neneknya yang masih sibuk mengurusi pelanggan. Ley menaruh tasnya di teras kemudian bergegas ke toko membantu neneknya.
"Ley nggak usah, sana masuk mandi, makan terus istirahat biar nenek sendiri," ucap nenek Ley.
Wanita paruh baya itu bergegas menahan Ley agar tak perlu menolongnya. Ia tau persis cucunya itu pasti kelelahan.
"Nggak papa Nek, Ley nggak capek kok," sahut Ley, gadis itu mulai merangkai beberapa bunga di tangannya.
Hampir setengah jam Ley sibuk membantu neneknya di toko, seluruh pesanan akhirnya selesai. Gadis itu bersandar di kursinya, sekedar menghilangkan lelah.
"Ley, udah sepi sana ganti baju. Biar nenek yang tutup tokonya," ucap wanita paruh baya itu.
"Ya udah, Ley bantu tutup tokonya yah. Biar sekalian," ucap Ley.
Gadis itu bangun dari duduknya kemudian mulai membereskan bunga-bunga. Sementara nenek Ley hanya tersenyum menatap Ley yang terlihat sigap membereskan semuanya.
*****
Ley tiba di SMA Nusantara tepat 5 menit sebelum bel berbunyi, ia turun dari bus dan langsung menuju gerbang. Untung saja gerbang belum ditutup jadi Ley masih bisa masuk ke sekolah. Ley melewati koridor dengan langkah cepat, ia takut datang terlambat apalagi kondisi koridor yang mulai sepi.
Langkah gadis itu terhenti tepat di depan pintu kelas saat suara Abil terdengar.
"Pagi Ley," sapa Abil ceria. "Gue kira lo nggak masuk hari ini, soalnya lo datengnya siang."
Ley hanya menatap Abil datar, kemudian gadis itu bergantian melirik Queen yang kebetulan duduk tepat di sebelah Abil. Sampai akhirnya Ley membuang pandangannya dan langsung duduk di kursi ya.
Sementara Abil dan Queen saling pandang lalu beralih ke Karin yang memberi kode untuk pura-pura acuh pada Ley. Abil dan Queen langsung kembali ke tempat mereka sambil menatap Ley yang tetap cuek dan hanya menatap lurus ke depan. Sampai akhirnya bel masuk berbunyi tak ada satupun diantara ketiganya yang membuka mulut untuk menyapa Ley.
*****
Bel istirahat sudah berbunyi sejak tadi, Ley keluar dari kelas lalu menuju ke perpustakaan. Ia bosan berada di kelas ia juga malas pergi ke kantin jadi ia lebih memilih ke perpus paling tidak disana sepi dan tenang.
Ley berhenti di koridor menuju perpustakaan ia mendengar suara dari arah pagar samping perpustakaan. Ley perlahan berjalan mendekat ke arah dinding pembatas, gadis itu mendongak mendapati lima siswa laki-laki tengah bertengger di sana. Wajah para laki-laki itu terlihat familiar, hanya saja Ley memang tak mengingatnya.
Bruk
Kelima laki-laki itu mendarat dengan mulus di bawah dinding pembatas. Mereka belum sadar ada sepasang mata yang tengah memperhatikan.
"Kalian ngapain?"
Suara Ley membuat kelima laki-laki itu melonjak kaget, mereka terlihat terkejut melihat Ley. Sementara Ley hanya menatap bingung kelima laki-laki itu bergiliran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? ✔️
Ficção Adolescente(Follow sebelum membaca) ***** Kehidupan Ley yang penuh dengan bayang-bayang kematian kedua orang tuanya membuat gadis itu tumbuh menjadi sosok misterius penuh rahasia. Hingga suatu hari pertemuannya dengan laki-laki tampan pembuat onar bernama An...