Selamat membaca....
(Beberapa kata kasar tidak untuk ditiru)
"Awas lo anjing! Besok gue hancurin Nusantara!" teriak salah satu siswa dengan seragam SMA Angkasa sembari menunjuk ke arah lawan bicaranya seolah mengancam.
"Udah kalah, bangsat!" teriak Ricky keras, laki-laki itu melirik teman-temannya kemudian kembali menatap siswa itu. "Lo bawa semua pasukan Angkasa lo itu juga bakal tetep kalah!"
"Anjing!" umpat siswa Angkasa yang lain tak kalah keras.
"Apa lo?!" teriak Rendy tak terima, tangan laki-laki itu sudah lebih dulu ditarik oleh Andre.
Andre hanya melirik sekilas ke arah Dewa, keduanya saling pandang cukup lama. Ada rasa sakit yang Andre rasakan saat pandangan itu bertemu. Siapa yang akan baik-baik saja jika harus beradu tinju dengan temannya sendiri?
Andre juga manusia, bohong jika ia tak sedih bermusuhan dengan Dewa. Nyatanya sampai hari ini masih ada sedikit harapan dihatinya bahwa suatu hari Dewa akan datang dan meminta maaf padanya. Atau setidaknya datang ke makam Rico, sekedar menyapa laki-laki itu di tempat peristirahatan terakhirnya.
Tak sampai satu menit pandangan itu bertemu Dewa lebih dulu berbalik bersama puluhan siswa SMA Angkasa yang babak belur lainnya. Tawuran kali ini jelas dimenangkan oleh SMA Nusantara, mereka menang telak.
Andre langsung berjongkok tak lama setelah seluruh siswa Angkasa pergi. Laki-laki itu memegang perutnya yang sempat terkena tendangan. Ia meringis pelan, bayangan tentang kematian Rico malam itu kembali berputar. Ingatan yang selalu ia ingat jika bertemu dengan Dewa.
"Lo nggak papa?" tepukan Bian dibahunya membuyarkan ingatan itu, Andre mengangguk sembari tersenyum sekilas berusaha tak membuat teman-temannya khawatir.
Bian mengulurkan tangannya membantu Andre berdiri masih dengan raut khawatir di wajah tampan laki-laki itu.
"Gue nggak papa, santai aja," ucap Andre berusaha meyakinkan Bian.
Harus Andre akui, bukan hanya dirinya yang kehilangan Rico. Semua temannya juga pasti kehilangan laki-laki itu, terutama Bian yang terus menyalahkan dirinya mengenai kepergian Rico. Meski tak terlihat tapi ia yakin baik Bian ataupun yang lain juga menyimpan luka yang sama dengannya.
"Kita pulang sekarang?" tanya Jordan, ia merupakan salah satu kakak kelas Andre yang saat ini memegang kuasa penuh di SMA Nusantara.
"Boleh, bang. Udah bonyok semua," sahut Andre bercanda.
Jordan mengangguk kemudian berjalan menuju motornya diikuti yang lain. Untungnya bagi siswa seperti Jordan dan Andre, mereka sudah tak terlalu mementingkan senioritas. Mereka hanya berusaha menjaga SMA Nusantara dari kejadian yang mungkin akan memakan korban seperti kejadian Rico tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? ✔️
Teen Fiction(Follow sebelum membaca) ***** Kehidupan Ley yang penuh dengan bayang-bayang kematian kedua orang tuanya membuat gadis itu tumbuh menjadi sosok misterius penuh rahasia. Hingga suatu hari pertemuannya dengan laki-laki tampan pembuat onar bernama An...