2

7.8K 553 12
                                    

"Sedikit, aku ingin memelihara sesuatu juga tapi bukan hewan. Seorang manusia cukup menarik."

"Apa kau gila?! kau tak bisa melakukannya Wooyoung."


Wooyoung melihat kearah Yeosang yang sedang menatapnya dengan tajam disana. Yeosang selalu saja melarangnya untuk melakukan ini dan itu yang menurutnya tak benar, meskipun ia tau jika Yeosang melakukannya untuk kebaikan dirinya tapi ia tak suka jika terlalu diatur oleh seseorang.


"Jangan mengaturku."

"Aku berkata seperti itu untukmu! ayahmu bahkan tak akan pernah setuju dengan keinginanmu itu."

"Hahh sialan, aku tak peduli Yeosang. Aku akan tetap mendapatkan apapun yang aku inginkan."

"Sudah-sudah mengapa kalian jadi bertengkar seperti itu."


Yeosang menghela nafasnya berat, ia bahkan tak pernah mengira jika Wooyoung memiliki keinginan gila seperti Mingi. Ia tak berniat untuk melarangnya, hanya saja jika ayahnya Wooyoung tau soal itu nanti, sudah pasti Wooyoung akan terkena marah habis-habisan.

Mingi menggelengkan kepalanya pelan, ia juga sebenarnya tak yakin ingin memberitahu Wooyoung karena ia juga tau seberapa mengerikannya jika ayahnya Wooyoung itu marah, bahkan jika ia ada ditempat yang sama saat dia marah ia lebih memilih untuk pergi dari tempat itu.


"Cepatlah beritahu aku dimana kau mendapatkannya?"


Mingi masih tak menjawab perkataan Wooyoung, ia sedikit melirik pada Yeosang yang sudah mulai kembali sibuk dengan nikotinnya itu, sepertinya Yeosang sudah tak peduli lagi dengan keinginan Wooyoung. Mingi menghela nafasnya kasar.


"Aku akan memberitahumu, tapi aku tak akan bertanggungjawab jika nanti ayahmu marah."

"Sialan mengapa kalian sangat takut pada orang tua itu. Beritahu saja dimana tempatnya."

"Aku akan mengantarmu nanti malam."


Wooyoung mendengus kesal, ia mengambil rokok dan menyalakannya. Ia sebenarnya tak terlalu tertarik untuk memelihara seorang manusia, tapi tidakkah itu akan sangat menyenangkan jika orang yang akan ia pelihara nanti banyak memberontak.

Wooyoung mulai menyesap rokoknya, ada sedikit gambaran tentang seperti apa seseorang yang ia inginkan. Ia ingin dia penurut tapi juga dapat memberontak, dan wajahnya yang tak banyak berekspresi. Bisakah dirinya mendapat seseorang seperti itu nanti.



















San sedang membantu menurunkan barang yang baru datang, meskipun ia tak diminta untuk membantu tapi dirinya terlalu bosan jika hanya berdiam diri di kandangnya itu dan jadilah dirinya menawarkan diri untuk membantu mereka.

San mulai mendengar orang-orang yang membicarakan hal buruk tentangnya disana. Mereka berkata jika dirinya mencari muka atau sebagainya, hanya karena ia selalu meminta untuk dapat membantu pekerjaan mereka.

San mengalihkan pandangannya saat ada yang menepuk pundaknya dibelakang, ia mengerutkan dahinya dan menatap bingung kearahnya. San melihat dia yang menatapnya dengan tatapan hina dan kesal di wajahnya itu.


"Pergi ke ruangan bos."


San mengangguk paham, ini sudah hampir ke tiga kalinya ia dipanggil kesana. Itu juga menjadi salah satu alasan mengapa dirinya tak disukai oleh orang-orang disini. San menghela nafasnya berat dan mulai beranjak pergi.

Setelah ia sampai didepan pintu ruangan pemilik dari tempat ini, ia mulai mengetuk pintunya dan membukanya perlahan. Saat ia masuk, aroma rokok dan wine mengisi seluruh ruangan tersebut.


"Kenapa lama sekali sayang? kemarilah, come to papa."


San melangkahkan kakinya mendekat pada seseorang yang sedang meneguk wine disana. San sebenarnya sedikit beruntung karena pemilik tempat ini cukup baik padanya tapi disaat yang bersamaan dia juga selalu meminta suatu imbalan padanya.

Seonghwa menatap San yang sudah duduk disampingnya sekarang. Ia langsung memeluk lengannya dengan erat, sedikit bau keringat dapat ia cium dari tubuhnya, meskipun begitu ia tetap menyukainya. Seonghwa mulai mengecup bibir San.


"Kenapa lama sekali hm?"

"Aku sedang membantu menurunkan barang tadi."

"Tapi kamu tau bukan, aku sedang merindukanmu."


San menatap Seonghwa, ia tau betul apa maksud dari tatapannya itu padanya, ia juga tau apa yang diinginkan oleh Seonghwa sekarang. San menangkup wajah Seonghwa dan mulai mencium bibirnya, memberi lumatan-lumatan kecil disela-sela ciuman mereka.

Seonghwa tersenyum tipis, ia memeluk leher San dan sedikit menekan tengkuknya, ia membalas semua lumatan yang diberikan San padanya. Entah sejak kapan dirinya mulai memiliki hubungan seperti ini dengan seseorang yang akan ia jual itu.


"Sepertinya aku akan sedikit merindukanmu saat nanti kamu sudah tak berada disini lagi, San."

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang