29

5.5K 393 0
                                    

Cukup lama Wooyoung menangis dipangkuan San dan mereka sudah berada diatas ranjang sekarang. Wooyoung terus menyembunyikan wajahnya diceruk leher San seolah tak ingin San melepaskan pelukannya karena ia sudah tak menangis lagi.

"Sudah merasa baikan?"

Wooyoung menggelengkan kepalanya pelan, ia memeluk San dengan erat. Seharusnya ia merasa marah pada San sekarang karena dia mencoba untuk menyakiti dirinya kembali, tapi ia malah tiba-tiba menangis.

San mengelus surai hitam milik Wooyoung dengan lembut. Ia sedikit merasa sakit pada pahanya sekarang, mengingat dirinya banyak membuat luka disana dan dengan Wooyoung yang menindihnya, itu jadi terasa sakit.

Wooyoung mengerutkan dahinya saat mendengar San meringis pelan disana, untuk sesaat ia tak sadar apa yang membuat San kesakitan, tapi setelahnya ia ingat jika paha San sedang terluka dan ia malah duduk diatasnya.

"Mau kemana?"

"Aku lupa jika pahamu sedang sakit."

Wooyoung berniat untuk beranjak dari pangkuan San tapi dirinya kembali ditarik oleh San kedalam pelukannya, membuat Wooyoung sedikit kebingungan, dan ia mulai menatap San dengan bingung.

San tersenyum manis pada Wooyoung dan kembali memeluk Wooyoung dengan erat. Gesekan yang diberikan dari celananya itu pada pahanya terus-menerus membuat pahanya terasa perih.

"Tidak masalah, duduklah. Kamu belum merasa baikan bukan?"

"Tapi nanti itu akan semakin terluka."

"Aku baik-baik saja."

Wooyoung mengerucutkan bibirnya, ia kembali memeluk San dan menyandarkan kepalanya dibahu San. Ia sedikit menatap pada kalung anjing yang selalu San pakai disana, dengan perlahan ia mulai melepaskan kalungnya.

"Kenapa dilepas?"

"Kamu tak perlu memakainya lagi."

"Bukankah kamu menyukainya? aku akan terus memakainya."

"Tidak, aku sudah tak menyukainya."

Wooyoung melemparkan kalung anjing itu ke sembarang arah. Ia melirik pada San yang terus mengelus rambutnya itu disana, ia akui jika dirinya menyukai semua perhatian lembut yang diberikan San padanya.

"Kamu harus makan, ayo."

"Aku baik-baik saja."

"Tidak!! kamu harus makan, dokter bilang kamu kekurangan nutrisi dan kamu malah melepas infusnya tadi."

San tak menjawabnya, ia masih merasa khawatir pada Wooyoung karena Wooyoung belum merasa baikan setelah menangis cukup lama. San menatap Wooyoung yang sedang menatapnya juga disana, ia sedikit mengusap wajahnya.

Wooyoung mengerutkan dahinya bingung, ia sedikit mendengus kesal dan mulai beranjak dari pangkuan San. Wooyoung menarik tangan San untuk pergi ke ruang makan, ia sedikit melirik pada paha San dan ada jejak darah dicelananya.

"Apa aku berat?"

"Tidak, ada apa?"

Wooyoung kembali mengerucutkan bibirnya, jika dirinya tak berat tak mungkin ia sampai membuat luka di paha San terbuka kembali dan meninggalkan jejak darah dicelananya itu, dan lagi itu karena dirinya yang duduk di paha San.

"Kamu baik-baik saja? aku tak masalah untuk tetap memelukmu agar kamu merasa baikan."

"Aku berat."

"Kamu tak berat."

"Jika aku tak berat luka di pahamu itu tak akan terbuka kembali!!"

San mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan Wooyoung, ia melirik pada pahanya dan benar saja banyak bercak darah disana, bahkan ia tak menyangka jika itu akan kembali berdarah, karena ia berpikir lukanya sudah kering.

San kembali menatap pada Wooyoung dan mendekat padanya, ia mengusap pipinya dengan lembut. Entah mengapa Wooyoung selalu marah hanya karena hal-hal kecil saja. San mulai mengecup bibir Wooyoung yang mengerucut itu.

Wooyoung terkejut saat San mengecup bibirnya, tindakan San yang tiba-tiba itu berhasil membuat jantungnya berdetak cukup cepat, bahkan pipinya terasa panas sekarang. Wooyoung melirik pada San dan dia sedang tersenyum manis padanya.

"Su-sudahlah! ayo."

"Apa kamu akan ikut makan?"

Wooyoung mengalihkan pandangannya, dan tak menjawabnya, ia sibuk menarik tangan San untuk berjalan pergi ke ruang makan, bahkan sekarang ia terlalu malu haya untuk bertatap muka dengan San. Ia merona dan itu benar-benar memalukan.

San menghela nafasnya pelan, ia megikuti langkah kaki Wooyoung yang berjalan dengan cepat itu didepannya. San merasa jika Wooyoung kembali marah padanya karena ia tiba-tiba mengecup bibirnya itu, Wooyoung pasti berpikir jika dirinya tak sopan.

"Seharusnya aku sadar diri."

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang