45

4.8K 362 1
                                    

"Kamu menyebalkan Choi San!! aku membencimu!!"

Wooyoung memukul dada San dengan kuat, ia merasa sakit hati dengan San yang memilih untuk kembali pergi, ia bahkan sudah tak dapat lagi menahan tangisnya. Wooyoung terus-menerus memukul dada San sampai saat dimana San menahan tangannya.

San memeluk Wooyoung dengan erat, ia juga merasa sakit hati sekarang, melihat yang Wooyoung menangis karena dirinya. Seharusnya ia sudah tau jika Wooyoung tak ingin dirinya pergi meninggalkannya, tapi mengapa ia malah berkata seperti itu.

"Hiks... kamu berkata jika kamu mencintaiku hiks tapi kenapa kamu pergi meninggalkanku San.... hiks."

San kembali dibuat terkejut dengan apa yang diucapkan Wooyoung padanya, dari mana dia tau jika dirinya mencintai Wooyoung. San mulai menangkup wajah Wooyoung, menatapnya dengan lekat, ia mencoba untuk menghapus air matanya.

"Bagaimana kamu bisa tau soal itu Woo?"

"Hiks kamu mengatakannya saat kamu mabuk waktu lalu. Kenapa? kenapa kamu berkata seperti itu jika kamu berniat meninggalkanku Choi San!! hiks... hiks itu menyakitiku!"

San paham sekarang, dulu saat ia mabuk ia dengan tak sengaja berkata jujur pada Wooyoung dan apakah karena itu juga sikap Wooyoung menjadi berubah padanya, tapi itu tak mungkin, bahkan Wooyoung tak pernah menyukainya.

San tak menjawabnya, ia sibuk menenangkan Wooyoung yang terus terisak disana. San kembali memeluk Wooyoung dengan erat dan membawanya masuk kedalam rumah karena diluar terlalu dingin, ia tak ingin Wooyoung sakit.

San mengelus rambut Wooyoung dengan perlahan, rencananya benar-benar gagal, ia yang berniat menyatakan perasaannya setelah ia menjadi sedikit lebih pantas tapi ternyata Wooyoung sudah mengetahuinya saat ia mabuk dulu.

Mengapa Wooyoung tak mengatakannya, apakah dia tak ingin mengingatnya. San menghela nafasnya berat, ia tak boleh berpikiran buruk tentang Wooyoung, mungkin Wooyoung hanya ingin menjaga perasaannya saja agar ia tak merasa malu.

"Hiks... Hiks–"

"Berhentilah menangis Woo, aku tak akan pergi."

Wooyoung menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia tak ingin berhenti menangis. Ia membalas pelukan San dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher San. Ia dapat mencium aroma tubuh San yang terasa asing itu disana.

Biasanya ia hanya akan mencium wangi dari sabun miliknya saja ditubuh San dan ini benar-benar berbeda, tapi tak bisa dipungkiri ia menyukai aroma tubuh San yang sekarang. Wooyoung mengusakkan wajahnya diceruk leher San.

"Jika aku tak menangis hiks hiks, kamu... kamu akan pergi hiks aku tau itu!!"

"Tidak Woo, aku tak akan meninggalkanmu."

Wooyoung sedikit melirik pada San saat ia merasakan tangan San yang mencoba mengusap air matanya itu disana. Ia mulai menatap San, menangkup wajahnya, dan mencium bibir San, melumatnya dengan lembut. Ia ingin San tau betapa rindunya ia padanya.

San membalas lumatan dari Wooyoung, ia sedikit memiringkan wajahnya dan menahan tengkuk Wooyoung disana. San sudah benar-benar merindukan Wooyoung, San mulai memasukkan lidahnya kedalam mulut Wooyoung.

San melilit lidah Wooyoung dan menghisapnya cukup kuat, ia mencoba untuk menghapus air mata Wooyoung yang masih berjatuhan di pipinya itu. San menarik lidah Wooyoung kedalam mulutnya dengan terus menghisapnya.

"Mhhh mmphhh–"

Wooyoung melepaskan ciuman mereka karena merasa San sudah mulai bernafsu disana, entah apa yang San pikirkan, dia cepat terbawa nafsunya sendiri dan seharusnya ia sudah tau tentang itu. Wooyoung mulai mengerucutkan bibirnya.

"Kalau begitu berjanji padaku, kamu tak akan meninggalkanku lagi."

"Aku tak bisa Woo."

Wooyoung tentu terkejut dengan jawaban San, bukan itu jawaban yang ia inginkan dari San dan mengapa San menjawab seperti itu disaat dia mencintai dirinya, seharusnya jika dia memang mencintainya dia mau berjanji bukan.

San menatap raut wajah kecewa dari Wooyoung, tentu saja ia ingin berkata iya tapi mengingat ayah Wooyoung yang akan kembali memisahkan mereka dan juga Wooyoung yang sudah menikah, membuat San mengurungkan niatnya.

"Maaf Woo, aku benar-benar–"

"AKU TAK INGIN MAAF DARIMU!! hiks hiks sial!!"

"Woo aku–"

"Kau tak benar-benar mencintaiku bukan?! kau hanya mempermainkanku!"

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang