13

6K 466 4
                                    

San terkejut saat tiba-tiba ada yang menarik tangannya cukup kencang, ia mulai mengalihkan pandangannya dan menatap Wooyoung yang juga sedang menatapnya dengan kesal disana, itu membuat San sedikit kebingungan, apa yang membuat Wooyoung kesal padanya sekarang.

"Kita sarapan."

San terus menatap Wooyoung dengan heran karena ia sempat melihat Wooyoung yang memberikan tatapan tajam pada Seyeon. Ia mulai mengikuti langkah kaki Wooyoung untuk pergi ke meja makan, bahkan tangannya benar-benar di tarik kuat oleh Wooyoung disana.

"Apa kamu marah?"

"Ya, aku marah."

"Apa karena aku? jika iya, aku minta maaf."

"Aku tak pernah memberikanmu ijin untuk berbicara pada orang lain selain diriku, bahkan kau tersenyum padanya tapi tidak padaku."

San tak menjawab perkataan Wooyoung, ia sibuk bergulat dengan pikirannya sekarang karena Wooyoung terlihat seperti sedang cemburu tapi apa itu mungkin. San menghela nafasnya pelan, itu tak akan mungkin terjadi, ia bahkan hanya seorang peliharaan, apa yang dapat ia banggakan dengan itu.

Wooyoung mendengus kesal, entah mengapa perasaannya benar-benar jengkel saat melihat San tersenyum pada orang lain dan tidak padanya. Wooyoung mendorong San untuk duduk dikursi dan ia juga ikut duduk disampingnya. Ia terus menatap San yang sudah duduk itu disana.

"Kau menyukainya?"

"Maksudnya?"

"Pelayan itu, kau menyukainya?"

"Tidak, dia hanya menema–"

"Aku tak bertanya apa alasannya."

"Maaf."

Wooyoung mencengkeram wajah San dengan cukup kuat, entah mengapa San terus berkata maaf dan itu membuatnya kembali kesal padanya. Ia memang sudah cukup kesal dengan melihat San barusan dan sekarang ia bertambah kesal karena San terus berkata maaf padanya.

"Aku sudah mengatakannya padamu, berhentilah berkata maaf."

"Aku mengerti."

Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat ia melihat San yang tersenyum manis padanya. Ia melepaskan cengkraman tangannya pada wajah San, dan mulai mengalihkan pandangannya pada objek lain, entah mengapa ia tiba-tiba merasa malu dengan San yang tersenyum manis padanya barusan.

"Makanlah."

San tak menyentuh makanannya, ia menunggu Wooyoung untuk makan terlebih dahulu, ia tak bisa mendahului Wooyoung umtuk makan. San tersenyum tipis saat Wooyoung sudah mulai menyuapkan makanannya itu kedalam mulutnya, ia juga dengan perlahan memakan makanan miliknya.

San sedikit melirik pada Wooyoung, selama mereka menikmati makanannya Wooyoung sama sekali tak membuka suaranya itu. San kembali bingung tentang bagaimana caranya agar ia dapat meminta maaf pada Wooyoung, karena ia sedari kemarin terus membuat Wooyoung kesal.

"Ada apa? jangan terus menatapku, aku tak suka ditatap saat sedang menikmati makanan."

"Tidak ada."

Wooyoung mengerutkan dahinya bingung, karenna sedari tadi San terus mencuri pandang padanya dan sekarang dia malah bersikap seolah tak terjadi apa-apa, cukup menyebalkan tapi ia mencoba untuk tak terlalu memikirkannya dan kembali menikmati makanan miliknya itu.

















Setelah selesai makan, Wooyoung meminta San untuk menemaninya berkerja diruang kerjanya itu dan yang paling membuat San terkejut adalah saat Wooyoung meminta dirinya untuk duduk dikursi dan dia duduk dipangkuannya. Dan sekarang ia menjadi tempat duduk untuk Wooyoung bekerja.

"Peluk aku."

"Apa kamu nyaman dengan ini?"

"Apa maksudmu, aku yang memintanya tentu saja aku nyaman dengan ini."

San hanya mengangguk, ia mulai memeluk pinggang Wooyoung. San sedikit melirik melihat apa yang sedang dikerjakan oleh Wooyoung disana. Jika bisa ia juga ingin membantunya, tapi ia bahkan tak mengerti apa yang sedang dikerjakan Wooyoung sekarang.

Wooyoung tersenyum tipis, pelukan dari San benar-benar membuatnya nyaman. Setelah cukup lama ia fokus dengan laptopnya itu, San masih setia memeluknya dengan cukup erat sampai saat dimana Wooyoung teringat sesuatu.

Wooyoung turun dari pangkuan San dan membuka laci kecil di meja kerjanya itu, ia mengambil kalung anjing yang sempat ia beli. Warnanya merah, akan sangat cocok jika dipakai oleh San. Wooyoung mulai berbalik dan menatap San yang juga sedang menatapnya sekarang.

"Aku membelikanmu hadiah sayang, apa kau menyukainya?"

"Apapun pemberian darimu, aku akan menyukainya."

Wooyoung tak dapat lagi menahan senyumannya setelah mendengar jawaban yang diberikan San padanya. Ia mulai memakaikan kalung anjing berwarna merah itu pada leher San, persis seperti apa yang ia bayangkan, kalungnya benar-benar cocok untuk San.

"Kau terlihat lebih manis dengan kalung itu sayang."

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang