"Apa yang kau lakukan di ruanganku."
Yeonjun membalikkan badannya dan melihat Wooyoung yang menatapnya dengan dingin disana, tetap terlihat menggemaskan menurutnya. Ia mulai berjalan mendekati Wooyoung yang sudah mendudukan diri disana.
"Aku datang untuk mengucapkan selamat atas kepergian kekasihmu itu."
"Kalau begitu terimakasih, kau bisa pergi sekarang."
Yeonjun berdiri disamping Wooyoung dengan sedikit bersandar pada meja, ia terus menatap wajah Wooyoung yang sekarang tak pernah sekalipun tersenyum padanya, berbeda dengan dulu sebelum ia pergi meninggalkan Wooyoung.
Yeonjun tersenyum tipis, meskipun begitu ia masih tetap menyukainya, seharusnya Wooyoung juga masih mencintainya bukan, mengingat dulu Wooyoung lah yang selalu datang padanya. Yeonjun mulai mengusap pipi Wooyoung.
Wooyoung dengan kasar menepis tangan Yeonjun dari wajahnya. Bagaimana bisa Yeonjun masih berani menyentuh dirinya setelah apa yang sudah dia lakukan padanya selama ini, bahkan dia juga merebut kebahagiaannya.
"Jangan berani menyentuhku dengan tangan kotormu itu sialan."
"Aku tunanganmu jika kamu lupa sayang."
Wooyoung menghela nafasnya kasar, entah mengapa Yeonjun sangat bangga dengan itu. Wooyoung sudah terlalu pusing sekarang, ia benar-benar berharap jika Jia dapat melakukannya, agar dirinya bisa sedikit bebas dari kesialan ini.
"Bisakah kau pergi sekarang? aku sudah terlalu lelah menghadapimu."
"Bagaimana jika aku tak ingin pergi?"
"Aku yang akan pergi."
Wooyoung beranjak dari tempatnya, dan ingin berjalan pergi, tapi tangannya malah ditahan oleh Yeonjun. Wooyoung mencoba untuk menepis tangan Yeonjun yang sedang memegang lengannya itu tapi Yeonjun malah memeluknya sekarang.
"Lepas."
"Aku mencintaimu Wooyoung, maafkan aku."
"Aku bilang lepas."
Yeonjun dengan terpaksa melepas pelukannya pada Wooyoung, meskipun ia memang suka sifat dingin dari Wooyoung sekarang tapi jika terus berlanjut seperti ini Wooyoung tak akan benar-benar bisa menjadi miliknya kembali, meskipun mereka sudah menikah.
"Baiklah aku akan pergi, aku akan mengunjungimu nanti malam."
Wooyoung tak menjawabnya, ia menatap kepergian Yeonjun dari ruangannya. Wooyoung sudah terlalu lelah untuk sekedar membuka mulutnya itu dan sepertinya ia akan pergi ke tempat Yeosang untuk menghindari Yeonjun yang akan datang ke rumahnya.
Wooyoung kembali menghela nafasnya berat, Wooyoung mulai mendudukan dirinya dikursi kerjanya. Jika saja San ada disampingnya sekarang, ia tak akan terlalu merasa lelah dengan semua ini, tapi ini terasa aneh karena ia terlalu merasa kehilangan sosok San di kehidupannya.
"Apa aku juga sudah mulai menyukainya?"
—
Yeosang menghela nafasnya pelan melihat Wooyoung yang terus-menerus menegak minuman beralkohol itu di apartmentnya, bisa ia yakini jika Wooyoung sedang dalam keadaan buruk sekarang. Entah siapa yang membuat suasana hati Wooyoung buruk tapi ini sudah berlebihan.
"Woo, hentikan itu kau sudah mabuk."
"Apa peduliku?! hik... aku– aku kesal!! sialan, Yeonjun badebah gila, ayahku juga benar-benar menyebalkan!!"
Yeosang menggelengkan kepalanya pelan, sudah lama sejak terakhir kali ia melihat Wooyoung mabuk dan itu juga karena ibu Wooyoung meninggal, Wooyoung benar-benar terus mengonsumsi alkohol. Yeosang mulai mendudukan dirinya disamping Wooyoung.
Yeosang merebut botol itu dari tangan Wooyoung dan Wooyoung tentu saja kesal dengan tindakan Yeosang yang seenaknya mengambil botol minumannya itu. Ia mencoba untuk merebut botolnya kembali tapi Yeosang malah terus menjauhkan botol itu darinya.
Wooyoung mendengus kesal, meskipun ia sudah mabuk tapi ia masih sedikit sadar. Wooyoung mengambil rokok dan mulai menyalakan rokoknya, pikirannya benar-benar kacau sekarang. Beruntung karena ia memecahkan ponselnya jadi ia tak perlu mendengar banyaknya notif dari Yeonjun.
Yeosang hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan melihat Wooyoung yang terlihat seperti sangat frustasi itu disana. Ia juga mendengar kabar jika San dibawa pergi oleh ayahnya Wooyoung, ia sebenarnya sedikit berharap tentang itu karena sepertinya Wooyoung menjadi terlalu dekat dengan San.
Tapi jika Wooyoung seperti ini karena kepergian San, Yeosang jadi ingin San kembali ke samping Wooyoung karena ia tak bisa melihat Wooyoung seperti ini terus-menerus, ditambah ibunya Wooyoung juga sudah menitipkan Wooyoung padanya.
"Apa kamu menyukai San, Woo?"
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...