"Kita akan pergi kemana kak?"
"Ke luar negeri."
San mengangguk paham, sebenarnya ia tak begitu yakin dengan keputusannya, tapi jika ia menolak pun apakah ia bisa, itu sangat mustahil jika ia memang bisa menolaknya. San menghela nafasnya pelan, ia terus menatap jalanan disana.
"Kak, bisakah aku mendapatkan pekerjaan nanti? aku ingin melanjutkan pendidikanku."
"Kamu tenang saja San, aku bisa membiayaimu sampai kamu lulus."
"Tidak kak, aku tak ingin merepotkanmu."
"Aku tak merasa direpotkan olehmu, San."
San kembali menatap kearah Seonghwa yang sibuk menyetir disana, ia tau jika Seonghwa memang memiliki hati yang sangat baik, tapi ia tak ingin terus merepotkannya, terlebih Seonghwa sudah banyak membantu dirinya.
"Tapi itu akan sangat mahal kak, aku bisa mencari pekerjaan dan menabung."
"Terlebih kakak juga akan mengeluarkan uang untuk kita pergi ke luar negeri."
Seonghwa sedikit melirik kearah San, ia bahkan tak sepenuhnya menggunakan uangnya itu, karena si tua itu juga banyak memberikan uang padanya, bahkan dia akan terus memberikan uang selama San tak bertemu dengan Wooyoung kembali.
"Jadi maksudmu aku miskin?"
"Bukan seperti itu kak, ak–"
"Begini saja, aku akan membiayaimu dan setelah kamu lulus dan mendapatkan pekerjaan, kamu dapat membayar kembali setelahnya, bagaimana?"
"Apa kakak tak masalah dengan itu?"
San menatap khawatir dengan apa yang disarankan Seonghwa padanya, ia takut jika nanti Seonghwa merasa risih atau bahkan terbebani karena harus membiayai dirinya untuk berkuliah dan membayar kebutuhannya.
"Tentu saja tidak, aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri, jadi jangan merasa sungkan padaku."
"Terimakasih kak."
Seonghwa hanya mengangguk pelan dan tersenyum manis pada San. Ia sebenarnya tau seberapa menderitanya San selama ini, maka dari itu ia selalu bersikap baik pada San, ia juga sempat membalas apa yang sudah orangtua San lakukan pada San.
Sebenarnya bagaimanapun kehidupan San itu tak ada hubungannya dengannya, tapi Seonghwa benar-benar ingin membuat San sedikit merasakan kehidupan yang layak, entah mengapa rasa keinginannya itu terus menghampiri dirinya.
"Aku akan membuatmu hidup dengan baik San."
—
Wooyoung membanting pintu rumahnya dengan kesal membuat semua pelayan yang sedang bekerja terkejut dan menatap padanya. Ia kesal karena cctv dirumahnya tak terhubung dengan ponsel ataupun laptop miliknya, dan lagi ia sama sekali tak dapat menghubungi pak Jang.
"Dimana pak Jang?!"
"Pak Jang pergi bersama tuan besar, tuan."
"Apa?!"
Wooyoung mengerutkan dahinya bingung, untuk apa pak Jang pergi bersama ayahnya, dan lagi mengapa ayahnya datang ke rumahnya. Wooyoung membulatkan matanya saat ia mengingat ucapan Yeonjun tadi pagi sebelum ia mengusirnya.
"Dimana San?"
"AKU BILANG DIMANA SAN!! SIALAN."
Wooyoung menatap tajam semua pelayan dirumahnya itu, bahkan tak ada satupun dari mereka yang mau menjawab dan malah memilih untuk mendudukan kepalanya. Wooyoung dengan kesal mengambil ponsel miliknya dan menelpon ayahnya.
Wooyoung terus merasa kesal dan marah karena ayahnya juga tak menjawab satupun panggilan telepon darinya, bahkan nomornya tidak aktif. Wooyoung membanting ponselnya dengan kesal, ia benar-benar mengutuk Yeonjun yang mengadu pada ayahnya itu.
"Brengsek."
"Dibuku telepon, ada nomor Jia bukan? hubungi dia, katakan padanya jika aku ingin bertemu dengannya besok di cafe kantorku."
"Katakan juga padanya jika dia tak datang, aku akan membongkar semuanya."
Wooyoung mendapati anggukan dari salah satu pelayan yang ia suruh itu barusan, ia berjalan pergi menuju kamarnya. Ia sudah terlalu lelah bekerja dan sekarang ia malah harus dipusingkan dengan apa yang sudah dilakukan Yeonjun sialan itu.
Wooyoung sedikit memijat pelipisnya dan mendudukan dirinya ditepi ranjang, ini adalah kesekian kalinya ayahnya itu terus saja ikut campur tentang kehidupannya, bahkan ia sudah menuruti kemuan ayahnya yang ingin ia menikah dengan Yeonjun.
"Jika saja ibu masih ada, dia pasti akan membelaku dan aku tak akan merasa kesepian seperti sekarang."
Wooyoung menghela nafasnya berat, ia sudah terbiasa dengan San yang selalu memanjakan dirinya dan melakukan apapun yang ia mau. San sudah tak ada, itu membuat Wooyoung sedih dan merasa kesepian sama seperti saat ia ditinggalkan oleh ibunya.
"Kenapa kamu pergi San... kamu berkata jika kamu mencintaiku, lalu kenapa kamu meninggalkanku sekarang hiks..."
"Aku... aku tak suka sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...