Wooyoung berjalan masuk kedalam rumahnya setelah ia menyelesaikan semua pekerjaannya, benar-benar menyebalkan karena dirinya baru bisa pulang sekarang, bahkan ini hampir tengah malam, entah peliharaannya itu sudah tidur atau belum. Wooyoung melepas dasi dan jas nya, ia memberikannya pada pelayan disana.
"Kau sudah melakukan apa yang aku suruh?"
"Tentu tuan muda, saya menyimpannya di ruangan kerja anda."
"Dimana makanan anjingnya?"
"Di dapur tuan muda."
Wooyoung beranjak pergi kearah dapur, seharusnya San belum tidur sekarang dan ia akan menghukumnya. Wooyoung mengambil piring dan menyerok makanan anjingnya itu dengan piring. Ia mulai berjalan menuju kamarnya dengan membawa piring berisikan makanan anjing disana.
Wooyoung membuka pintu kamarnya dengan kesal. Ia berjalan menghampiri San dan langsung menamparnya dengan cukup keras, ia mulai melemparkan piring yang ia bawa pada San. Tanpa disangka piring itu tak ditangkap oleh San, dan itu membuatnya jatuh ke lantai dan pecah.
"Makan itu."
San mengerutkan dahinya mendengar ucapan yang dikeluarkan Wooyoung, karena yang ia lihat sekarang itu adalah makanan hewan, entah makanan kucing atau anjing mereka terlihat sama. San menghela nafasnya berat, sepertinya ini memang sebuah kesialan baginya karena tinggal disini.
"Apakah aku harus benar-benar memakannya?"
"Habiskan itu, aku akan kembali dan jika itu belum habis aku akan memaksamu untuk menghabiskannya."
San hanya mengangguk, ia menatap Wooyoung yang sudah keluar dari kamarnya itu. San mulai berjongkok, melihat makanan hewan yang berserakan dengan banyaknya serpihan piring yang pecah disana. San sedikit melirik kearah lengannya yang terdapat banyak sayatan disana, seharusnya ia melakukan lebih.
Disisi lain, Wooyoung berada di ruangan kerjanya dengan mulai membaca berkas yang berisikan informasi tentang San. Setelah ia membacanya, ia menjadi sedikit berempati pada San, terlebih San sangat menderita karena semua perbuatan dari kedua orangtuanya itu.
Wooyoung menatap kearah monitor yang terhubung dengan cctv dikamarnya, ia melihat San yang akan mulai memakan makanan anjing yang ia berikan padanya. Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat melihat itu, ia beranjak keluar dari ruang kerjanya dan kembali ke kamar miliknya.
"Apa kau gila?! muntahkan itu!!"
Wooyoung mencengkeram wajah San dan mencoba untuk mengeluarkan apa yang dia kunyah sekarang, bahkan ia tak pernah berpikir jika San akan benar-benar memakan makanan anjing itu. Entah apa yang dipikirkan San sampai dia terus menuruti semua perintahnya.
San kembali mengerutkan dahinya saat Wooyoung tiba-tiba mengeluarkan apa yang ia kunyah sekarang, tapi saat dimana ia mendengar Wooyoung yang meringis disana, itu membuatnya khawatir pada Wooyoung. Ia melihat bercak darah di jari telunjuknya disana.
"Apa kau benar-benar gila!? bagaimana bisa kau memakan serpihan piringnya juga! sialan."
"Apa kamu baik-baik saja? maafkan aku."
Wooyoung terkejut saat mendengar San membuka suaranya, bahkan suaranya itu terdengar berat dan lembut disaat yang bersamaan. Ia menatap San yang sedang mencoba untuk menghentikan darah yang keluar di jari telunjuknya itu.
Wooyoung tersentak saat San tiba-tiba menghisap jarinya. Ia langsung menarik tangannya dengan cepat, entah mengapa wajahnya tiba-tiba saja terasa panas saat mendapatkan perlakuan seperti tadi dari San, terlebih ia sudah mendengar bagaimana suara San sekarang.
"Maafkan aku."
"Sialan, apa kau benar-benar akan melakukan apapun yang aku suruh?!"
San mengangguk pelan, bukankah hewan peliharaan memang harus menuruti semua perkataan dari majikannya. San kembali menatap kearah jari telunjuk Wooyoung, masih ada sedikit darah disana. San terus merasa bersalah karena itu, apa yang harus ia lakukan sekarang.
Wooyoung mendengus kesal saat melihat San mengangguk, ia berjalan menuju laci untuk mengambil kotak p3k. Wooyoung menarik tangan San dan menyuruhnya untuk duduk diatas ranjangnya. Ia sedikit melirik kearah lengan San yang terdapat banyak sayatan disana.
"Buka mulutmu."
"Aku baik-baik saja, lebih baik obati jari telunjukmu, itu terluka."
Wooyoung melihat raut wajah khawatir dari San disana, ini juga kali pertamanya ia dapat melihat San berekspresi dan itu berhasil membuat jantungnya sedikit berdegup kencang. Wooyoung menghela nafasnya berat, mengapa ia bisa terbawa perasaan hanya karena San yang sedang mengkhawatirkannya sekarang.
"Buka saja mulutmu, aku yakin kamu mengunyah serpihan piring dan itu pasti akan berdarah didalam mulutmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...