16

6.2K 448 10
                                    

San tak benar-benar pergi ke kamarnya, ia lebih memilih untuk menghirup udara segar di taman, sedikit membantah memang tapi Wooyoung juga tak akan mengetahuinya karena dia sedang sibuk bercumbu dengan wanita yang dia bawa barusan.

"Hei! apa yang sedang kau lakukan disini?bukankah diluar sangat dingin?"

San mengalihkan pandangannya saat ada yang berbicara padanya sekarang, ia melihat Seyeon disana. Seyeon adalah satu-satunya orang yang cukup dekat dengannya disini, dia wanita yang baik dan juga penuh perhatian.

Seyeon memiringkan kepalanya bingung karena San tak juga menjawab perkataannya. Dengan niat jahat, ia pun mulai menepuk punggung San cukup kencang membuat San sedikit terhuyung kedepan disana. Seyeon terkekeh pelan.

"Kau benar-benar."

"Hehe, itu salahmu karena tak menjawab pertanyaanku."

"Aku hanya sedang menghirup udara segar, malam ini terlihat indah bukan."

Seyeon mengangguk mengiyakan ucapan San, ia melihat ke langit malam, banyak bintang yang muncul kepermukaan disana, memang terlihat sangat indah. Seyeon sedikit melirik pada San, bahkan wajah San yang terkena sinar bulan itu juga terlihat indah.

"Lalu mengapa kamu diluar? kamu tak merasa kedinginan?"

"Tentu saja dingin! aku berniat untuk pergi ke kamarku, tapi aku malah melihatmu disini, jadi aku datang menghampirimu."

"Pergilah ke kamarmu, diluar terlalu dingin nanti masuk angin."

Seyeon merona mendapatkan perlakuan manis dari San, bahkan tangan San yang sedang mengelus rambutnya disana membuat jantungnya berdetak dengan cepat. Seyeon sedikit menunduk agar San tak dapat melihat rona merah dipipinya sekarang.

Tindakan San pada Seyeon diketahui oleh Wooyoung yang memang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka berdua dari jendela kamarnya saat ia sedang bercumbu dengan jalang yang ia bawa. Rasa kesal mulai menghampiri hati Wooyoung sekarang.

"Hahh brengsek, dia pikir dia siapa dapat menggoda seorang pelayan disini?"

Setelah hampir 1 jam lamanya San berada diluar, ia sudah benar-benar merasa kedinginan sekarang. San pun memilih untuk masuk kedalam dan berjalan pergi menuju kamarnya. San menghela nafasnya berat saat ia melewati kamar Wooyoung.

Kamarnya memang bersebelahan dengan kamar Wooyoung dan tentu saja saat ia berjalan melewati kamar Wooyoung, ia dapat mendengar suara desahan disana, bahkan ia bisa mendengarnya dengan sangat jelas. San membuka pintu kamarnya dan berjalan masuk kedalam.

San mendudukkan dirinya ditepi ranjang, bahkan setelah ia masuk kedalam kamar pun ia masih bisa mendengar desahannya. Itu juga sedikit membuatnya terangsang, San menggelengkan kepalanya pelan dan mulai membaringkan dirinya, mencoba untuk menutup matanya.

















Wooyoung menyelesaikan kegiatannya setelah hampir 2 jam lamanya dan jalang yang ia setubuhi itu sudah tertidur pulas diranjangnya sekarang. Ia mendudukan dirinya ditepi ranjang dengan menghisap rokok miliknya.

Wooyoung mulai melirik pada ranjangnya, ada banyak bercak darah disana. Ia terlalu kesal pada San sampai-sampai ia melampiaskannya pada jalang tersebut. Jika begini ia tak bisa tidur di ranjang miliknya, benar-benar menjijikan.

Wooyoung beranjak dari duduknya dan memakai celananya. Ia berjalan keluar dari kamarnya dan masuk kedalam kamar San, ia melihat San yang sudah tertidur lelap disana. Ingatannya tentang San yang bersikap manis pada seorang pelayan wanita itu kembali muncul di benaknya.

"Sialan, membuatku kesal saja."

Wooyoung menyesap rokoknya dan menghembuskan asapnya. Ia mulai menendang tubuh San cukup keras, membuatnya terjatuh dari atas ranjang. Wooyoung mendudukan dirinya di tepi ranjang dan menatap San dengan datar.

San sedikit meringis, ia mulai melihat kearah Wooyoung yang sedang menatapnya disana, tanpa dia membuka suaranya pun San sudah tau jika Wooyoung sedang kesal padanya sekarang. Bahkan ia tak melakukan apapun, lalu apa yang membuatnya kesal.

"Apa aku melakukan kesalahan, tuan?"

Wooyoung mengerutkan dahinya saat mendengar San memanggilnya dengan sebutan tuan, dan jika diingat pun San tak pernah memanggilnya dengan sebutan apapun dan sekarang tiba-tiba saja dia memanggilnya tuan. Itu bahkan berhasil membuatnya semakin kesal pada San.

Wooyoung menginjak bahu San, ia kembali menyesap rokok miliknya. Wooyoung mencengkeram kuat wajah San, membuat San sedikit membuka mulutnya disana dan ia mulai memasukkan rokok yang masih menyala itu kedalam mulut San.

"Ya, kau melakukannya."

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang