Wooyoung sedang menunggu kedatangan Jia, ia sudah menunggu hampir setengah jam lamanya, entah apa yang dia lakukan sampai datang terlambat sekarang. Ia sebenarnya tak terlalu yakin jika Jia dapat membujuk ayahnya.
Tapi mengingat ayahnya itu sangat menyayangi Jia dibandingkan dirinya, seharusnya dia dapat membujuk ayahnya itu, dan jika tak bisa mungkin Wooyoung akan mencari cara lain untuk melakukannya.
"Ada perlu apa kau tiba-tiba menyuruhku datang?"
Wooyoung mengalihkan pandangannya pada suara wanita disebelahnya itu, ia menatap Jia yang mulai duduk dihadapannya. Ia sedikit terkejut melihat Jia yang berdandan layaknya seorang wanita, dia terlihat cantik jika seperti itu.
"Aku ingin meminta bantuan darimu."
"Bantuan? untuk apa aku membantumu."
"Untuk menjaga rahasiamu tentu saja."
Jia mendengus kesal, entah mengapa Wooyoung banyak mengetahui tentang semua rahasianya itu, bahkan Daejung saja tak banyak tau mengenai rahasia miliknya. Jia menghela nafasnya pelan, ia melihat kearah Wooyoung yang terus menatapnya dengan dingin disana.
"Apa yang kau ingin aku lakukan sekarang?"
"Bujuk ayah agar dia mau membatalkan pernikahanku dengan Yeonjun."
"Apa?! kau gila? bahkan kau saja tak bisa menolaknya, lalu bagaimana caraku melakukannya."
Jia merasa terkejut dengan apa yang diminta Wooyoung sekarang, berbeda dengan sebelumnya, dia hanya minta bantuan hal-hal kecil saja tapi apa ini, Wooyoung meminta untuk dirinya dapat membujuk Daejung, bahkan itu terdengar mustahil.
Wooyoung mengaduk kopi miliknya, ia memang ragu Jia dapat melakukannya, tapi mengingat Jia memiliki seribu cara untuk melakukan apapun, itu membuat Wooyoung sedikit percaya jika Jia dapat melakukannya.
"Aku tak peduli dengan itu, yang aku inginkan adalah kau membujuk ayah agar dia mau membatalkan pernikahanku."
"Tap–"
"Kau memiliki anak di Pyeongtaek bukan?"
Jia membulatkan matanya terkejut dengan apa yang dikatakan Wooyoung dan dari mana Wooyoung tau soal ia yang memiliki anak, bahkan ia sudah benar-benar menyembunyikan identitasnya tapi mengapa Wooyoung dapat mengetahui itu.
Wooyoung tersenyum tipis, ia mulai meminum kopinya dengan perlahan. Melihat reaksi Jia membuktikan jika informasi yang ia dapatkan terbukti benar. Ia sebenarnya cukup terkejut dengan apa yang Jia sembunyikan.
"Ini adalah kesepakatannya, Jia."
"Aku akan membiayai hidup anakmu, dan aku juga dapat memberikannya pekerjaan setelah dia lulus nanti."
Jia tak dapat membuka suaranya sekarang, ia masih terkejut dengan apa yang Wooyoung ketahui tentang rahasianya itu, dan lagi ia yakin jika Wooyoung memang tau semua rahasia miliknya. Tapi mendengar kesepakatan dari Wooyoung untuk benar-benar menguntungkannya.
Jia tak perlu lagi bersembunyi untuk menyisipkan uang yang diberikan Daejung untuk dikirimkan pada anaknya, terlebih Wooyoung juga dapat menjamin kehidupan anaknya itu sampai dia benar-benar memiliki pekerjaan. Tapi bagaimana jika ia gagal.
"Lalu bagaimana jika aku gagal?"
"Maka kau harus mencari pria lain yang dapat memberikanmu uang seperti ayahku, Jia."
Jia tersentak mendapatkan tatapan tajam dari Wooyoung, ia bahkan sudah bersusah payah untuk dapat memiliki Daejung. Jia sedikit mengigit bibir bawahnya, jika sudah seperti ini berarti dirinya harus benar-benar menyakinkan Daejung agar dia dapat membatalkan pernikahan itu.
"Aku mengerti, kau tak berbohong soal kesepakatan itu bukan?"
"Tentu saja tidak."
"Baiklah, aku pergi sekarang."
Wooyoung menatap kepergian Jia dari hadapannya, seharusnya dengan kesepakatan yang ia berikan dapat membuat Jia berusaha cukup keras untuk dapat membujuk ayahnya, terlebih Jia terlihat sangat menyayangi anaknya itu.
Wooyoung menghela nafasnya berat, sekarang apa yang harus ia lakukan untuk mencari keberadaan San. Seharusnya ia tak membiarkan San sendirian setelah dia bertemu dengan Yeonjun, ia benar-benar ingin membunuh Yeonjun sekarang.
Wooyoung mulai beranjak dari duduknya dan berjalan pergi menuju ke kantornya. Wooyoung menatap sekitarnya, jika saja ia memberikan kebebasan pada San, apakah San tetap akan pergi dari sisinya. Ia seharusnya sadar apa yang diinginkan San selama ini.
Wooyoung berjalan masuk kedalam kantornya, ia langsung melangkahkan kakinya menuju ruangannya itu, jika San tak ada disampingnya maka ia tak akan mengambil cuti sampai San kembali, ia akan terus menyibukkan diri dengan pekerjaannya itu.
Wooyoung membuka pintu ruangannya, ia sedikit mengerutkan dahinya saat melihat ada seseorang yang sedang menatap keluar kaca ruangannya itu. Wooyoung mulai menatapnya dingin saat sadar jika orang itu adalah Yeonjun.
"Apa yang kau lakukan di ruanganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...