"Halo Yeonjun, ada apa?"
"Mengapa paman tak memberitahu soal Wooyoung yang sudah memiliki kekasih?"
"Apa maksudmu? Wooyoung memang tak memiliki kekasih."
Yeonjun mengerutkan dahinya mendengar ucapan ayahnya Wooyoung, bahkan Wooyoung sendiri yang mengaku jika pria tadi adalah kekasihnya. Lalu apa sekarang, mengapa paman berkata jika Wooyoung tak memiliki kekasih, apa Wooyoung berbohong.
"Ada seorang pria dikamar Wooyoung dan Wooyoung memperkenalkannya sebagai kekasihnya."
"Paman yakin itu hanya bualan Wooyoung saja. Paman akan mengurusnya nanti, kamu tenang saja."
"Baiklah, kalau begitu aku matikan teleponnya paman."
"Iya."
Yeonjun memutuskan panggilan telepon dengan ayahnya Wooyoung, sebenarnya ia tak berniat untuk paman dapat menyelesaikannya tapi itu cukup menguntungkan baginya, ia jadi tak perlu repot-repot untuk menjauhkan pria itu dari Wooyoung.
"Kau akan tetap menjadi milikku, Wooyoung."
—
Wooyoung dan San sedang menyantap sarapan mereka, keduanya sama-sama tak membuka suara. San merasa canggung setelah dirinya tak sengaja berkata jika ia cemburu, bahkan ia cukup yakin jika Wooyoung akan merasa jijik saat kalimat itu telontar dari mulutnya.
Berbeda dengan pikiran negatif San, Wooyoung sedang mencoba untuk menenangkan jantungnya yang terus berdetak dengan cepat disana, Wooyoung benar-benar malu bahkan hanya untuk membuka suaranya saja sekarang.
Wooyoung sedikit melirik kearah San yang masih sibuk menikmati makanannya itu, ia cukup kebingungan saat melihat San yang sepertinya murung disana. Ini bukan seperti dirinya saja yang bahkan tak berani membuka suara hanya karena gugup.
"Kamu baik-baik saja San?
"Aku baik-baik saja, Woo."
"Tapi kamu terlihat murung."
"Aku tak murung, bagaimana bisa aku murung saat sedang bersamamu."
Wooyoung sedikit merona mendengar ucapan San padanya, bahkan hanya kalimat bualan saja tapi dirinya merasa malu dengan itu. San benar-benar dapat membuat jantungnya terus berdetak dengan cepat dan itu sangat menyebalkan baginya.
"Tch! sudahlah aku akan pergi sekarang."
"Aku akan mengantarmu sampai ke depan."
"Tidak perlu!"
San menatap kepergian Wooyoung yang berjalan dengan cepat meninggalkan dirinya sendirian, itu berhasil membuat San kebingungan dengan sikap Wooyoung yang tiba-tiba seperti kesal padanya. Dan sepertinya ia berkata sesuatu yang salah kembali pada Wooyoung.
San menghela nafasnya kasar, ia beranjak dari duduknya dan berjalan pergi ke taman untuk melihat tama tulip milik Wooyoung. Ia masih penasaran tentang apa yang sudah ia katakan selama dirinya mabuk semalam dan tentang ia yang menangis.
"Tidak mungkin aku menangis tanpa sebab bukan?"
Setelah cukup lama San menatap bunga tulip disana, ia mulai mengalihkan pandangannya saat ada seseorang yang menepuk pundaknya, dan itu adalah kepala pelayan disini, benar-benar tak biasa dia datang menemui dirinya.
"Ikut denganku."
San hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki pak Jang itu dibelakangnya. Mereka pergi ke pintu rumah depan, dan disana San sudah dapat melihat seseorang yang ia kenali, Seonghwa dan juga ayahnya Wooyoung disana. Mengapa mereka berada disini sekarang.
"Sweetheart, akhirnya aku bertemu denganmu lagi."
"Kenapa kakak datang?"
"Untuk menjemputmu sayang, kamu akan ikut bersamaku sekarang."
San terkejut mendengar apa yang dikatakan Seonghwa, apa maksudnya dengan dia yang ingin menjemputnya, bukankah tempat untuk dirinya adalah disini, dirumah Wooyoung. San mulai mengerutkan dahinya bingung.
"Apa? kenapa? lalu Wooyo–"
"Jauhi anak saya, kau tak pantas berada disampingnya. Aku tau hubungan kalian semakin dekat sekarang, bahkan bukan hanya sekedar majikan dan perliharaan saja."
"Tapi Wooyoung akan marah."
"Kau tak perlu memikirkan hal tersebut, saya dengar kau selalu memimpikan kebebasan bukan? saya akan memberikannya, sekarang pergi bersama majikan lamamu ini."
"Iya San, aku juga akan memberikan apa yang selama ini kamu impikan, aku tak akan mengurungmu seperti dulu."
San masih tak percaya dengan apa yang ia dengar sekarang, terlebih ia memang pernah berpikir tentang bagaimana jika dirinya bisa pergi dari Wooyoung dan sekarang itu menjadi sesuatu yang nyata. San menghela nafasnya pelan, ia sudah menyukai Wooyoung.
San sedikit berpikir tentang bagaimana jika dirinya pergi sekarang, bukankah ia dapat melanjutkan pendidikannya nanti dan mendapatkan pekerjaan yang layak agar dirinya bisa sedikit pantas untuk berada disamping Wooyoung.
"Aku mengerti, aku akan pergi."
"Maafkan aku Woo, aku akan kembali setelah aku merasa pantas untuk bisa berada disampingmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...