24

5.5K 376 5
                                    

Setelah kepergian Seonghwa dan San dari hadapannya, Wooyoung terus merasa jengkel sekarang. Bahkan dirinya tak benar-benar ingin memberikannya ijin, dan itu hanya karena ada temannya saja, ia tak ingin Yeosang dan Mingi berpikiran aneh tentangnya.

Wooyoung menghela nafasnya berat, ia sudah sangat kesal seharian ini, dan sekarang ia malah harus melihat San yang bercumbu dengan orang lain tepat dihadapannya. Itu bahkan lebih membuat dirinya kesal dibandingkan melihat San yang dekat dengan pelayan wanita itu.

"Sialan."

Wooyoung mulai menyalakan rokoknya dan menyesapnya dengan kasar. Ia sedikit melirik pada jalang-jalang yang dibawa oleh Mingi, mereka memang terlihat cantik, hanya saja ia tak terlalu ingin bercumbu dengan seorang jalang sekarang.

"Kau baik-baik saja Woo? tak biasanya kau mengabaikan jalang manis ini."

"Aku sudah cukup bosan bermain dengan mereka."

"Mau mencoba bermain denganku? aku bisa memuaskanmu."

"Dalam mimpimu Mingi."

Wooyoung mendengus kesal mendengar tawa dari temannya itu disana, berbeda dengan Yeosang, dia hanya sibuk dengan minumannya saja, bahkan ia tak pernah melihat Yeosang bercumbu dengan siapapun selama ini, itu jadi membuatnya sedikit curiga.

Sudah hampir setengah jam lamanya tapi San tak juga kembali ke ruangan miliknya ini. Itu berhasil membuat Wooyoung kembali merasa jengkel, ia beranjak dari duduknya berniat untuk mengecek apa yang dilakukan San dan Seonghwa sebenarnya.

"Kau mau kemana Woo?"

"Kamar mandi."

Wooyoung berjalan kearah kamar-kamar yang memang kosong disana tapi ia tak mendengar apapun sepanjang ia berjalan dilorong kamar tersebut. Wooyoung berputar arah dan pergi ke kamar San, ia sedikit yakin jika San mengajak Seonghwa untuk ke kamarnya.

Wooyoung sudah berada tepat didepan pintu kamar San, ia dapat mendengar suara desahan didalam sana, yang ia yakini suara itu adalah suara Seonghwa yang sedang mendesah. Hati Wooyoung kembali memanas saat ia mendengarnya.

"Ahhh anhhh Sanhhh, morehhh..."

Wooyoung beranjak pergi dari tempatnya ia berdiri tadi dan kembali ke ruangan miliknya, jika sudah seperti ini ia akan benar-benar menghukum San karena dia berani melakukan hal yang lebih selain berciuman, meskipun dia melakukannya juga karena ijin darinya.

















"Aku benar-benar menyukai penismu itu Sayang."

San hanya tersenyum tipis menjawab perkataan Seonghwa, ia melihat Seonghwa yang sudah mulai kembali memakai pakaiannya itu disana, setelah cukup lama mereka bersetubuh tiba-tiba Seonghwa berkata jika dia masih ada urusan. Dan mereka berhenti melakukannya.

Seonghwa berjalan mendekat pada San yang sedari tadi terus menatapnya, jika saja ia tak memiliki urusan mendadak, dirinya rela disetubuhi oleh San sampai pagi tiba. Seonghwa mulai menangkup wajah San dan memberikan banyak kecupan padanya.

"Aku akan datang kembali untuk melepas rindu denganmu."

"Benarkah?"

"Tentu saja, kamu senang?"

San menggangguk pelan. Sebenarnya dulu ia sempat menyukai Seonghwa, tapi mengingat dirinya tak memiliki apapun untuk dibanggakan, ia jadi menyimpan perasaannya itu, dan seiring berjalannya waktu ia mulai menganggap Seonghwa sebagai keluarganya sendiri sekarang.

"Ayo pergi, aku harus berpamitan juga."

San kembali menganggukkan kepalanya, ia berjalan berdampingan bersama Seonghwa menuju ruangan yang seperti tempat untuk minum-minum itu. Perasaan khawatir mulai menghampiri hatinya sekarang, ia yakin jika Wooyoung akan benar-benar marah padanya.

Sesampainya San dan Seonghwa diruangan tersebut, Seonghwa langsung berpamitan pada semua orang yang berada disana. Dan sekarang ia sendirian dengan Wooyoung yang tak menatapnya sama sekali. San terus berdiri karena ia merasa segan untuk dapat duduk bersama mereka.

"Duduklah San, apa kau tak merasa pegal?"

San mengalihkan pandangannya pada pria berkulit putih dengan rambut blonde disana, ia baru bertemu dengannya sekarang dan sepertinya dia adalah orang yang baik. San hanya mengangguk pelan, tapi ia tak benar-benar mendudukan dirinya.

Yeosang merasa heran karena San tak juga mendudukan dirinya itu dan malah memilih untuk tetap berdiri disana. Dan setelah beberapa detik, ia sedikit sadar apa alasannya sekarang, itu karena Wooyoung. Yeosang sedikit menghela nafasnya pelan.

"Aku menyuruhmu untuk duduk, mengapa kamu malah terus berdiri disana? kemari, duduk disampingku."

San berjalan mendekat pada pria berkulit putih itu, ia mulai mendudukan dirinya disamping pria itu dan posisi duduknya sekarang berhadapan dengan Wooyoung. Disana Wooyoung hanya menatapnya dengan datar, berbeda dengan sebelumnya dia terus menatap dirinya kesal.

"Namaku Yeosang."

"San, terimakasih sudah mengijinkanku untuk duduk disampingmu."

"Tentu."

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang