"Ya, kau melakukannya."
San kembali meringis saat ia merasakan lidahnya terbakar oleh rokok yang masih menyala itu. Bahkan itu benar-benar terasa perih di lidahnya, entah apa yang sudah ia lakukan sampai membuat Wooyoung merasa sangat kesal padanya.
Wooyoung tersenyum tipis melihat wajah kesakitan dari San disana, San tak pernah berekspresi kesakitan didepannya, ini jadi sedikit menyenangkan. Wooyoung mengambil kembali rokok yang sudah padam itu dari dalam mulut San dan melemparnya.
"Apa yang aku katakan tentang kamu yang jangan tersenyum pada orang lain selain diriku, Choi San. Kau melupakannya?"
"Tapi aku tak tersenyum pada orang lain."
Wooyoung melepaskan cengkraman tangannya pada San. San memang tak tersenyum pada pelayan itu tadi, hanya saja dia bersikap sangat manis, itu membuat Wooyoung sangat kesal, bahkan ia yakin jika pelayan wanita itu merona malu karena perlakuan San pada dia.
San menatap Wooyoung yang masih terlihat sangat kesal disana. San mulai mendekat padanya dan menidurkan kepalanya diatas paha Wooyoung, ia juga memeluk pinggangnya disana. San sedikit mengusakkan wajahnya dibelahan paha Wooyoung.
"Maafkan aku karena sudah bersikap nakal, aku tak akan mengulanginya lagi."
Wooyoung tak merespon perkataan San, ia terus menatap datar San yang sedang mencoba membujuknya disana. Bahkan ia sudah bisa merasakan lidah San yang sedang bermain diperutnya itu sekarang. Wooyoung melihat San yang sedang menatapnya dengan tatapan memelas disana.
San mengeratkan pelukannya pada Wooyoung, ia masih bisa merasakan tatapan dingin darinya, sepertinya Wooyoung benar-benar sangat kesal padanya. San mulai mensejajarkan wajahnya dengan Wooyoung dan ia mulai menjilat bibirnya disana.
"Maafkan aku."
"Bagaimana jika aku tak ingin memaafkanmu?"
San menghentikan pergerakannya yang sedang menjilat leher Wooyoung, jika Wooyoung sudah berkata seperti itu sudah pasti dirinya harus menerima hukuman apapun yang diberikan Wooyoung padanya. Bahkan hampir semua hukuman dari Wooyoung tak pernah masuk akal.
Wooyoung sedikit menyeringai saat San tiba-tiba terdiam disana. Ia memeluk pinggang San dan mulai menjilat telinga San. Ia sebenarnya suka dengan San yang memelas padanya meskipun itu bukan kesalahannya tapi San selalu mementingkan dirinya agar tak merasa kesal.
"Siap menerima hukuman anjing manis?"
San sedikit mengangguk, ia juga tak bisa menolak jika sudah seperti ini, selain dirinya yang harus dihukum oleh Wooyoung tak ada cara lain agar dia mau memaafkannya. Ia hanya berharap agar hukuman yang berikan Wooyoung sekarang sedikit masuk akal.
"Duduk disini dan tunggu aku kembali."
San menatap kepergian Wooyoung dari kamarnya, ia mulai mendudukkan dirinya ditepi ranjang dan menunggu Wooyoung kembali ke kamarnya. San menghela nafasnya berat, ia tak yakin jika Wooyoung akan memberikan hukuman yang masuk akal.
Setelah beberapa menit menunggu San melihat Wooyoung yang sudah kembali masuk kedalam kamarnya, dia berjalan menghampirinya sekarang. San sedikit mengerutkan dahinya melihat apa yang sedang dipegang oleh Wooyoung disana.
"Keluarkan penismu."
San menurut pada Wooyoung, ia mulai memasukkan tangannya kedalam celana dan mengeluarkan penisnya dari dalam sana. Wooyoung sedikit membungkuk dan memasang cock ring ke kepala penis San. Wooyoung tersenyum tipis dan sedikit menjilat kepala penis San disana.
"Masturbate in front of me, with this."
"Apa?"
San tentu terkejut dengan apa yang Wooyoung katakan padanya barusan, mustahil ia bisa masturbasi dengan cock ring yang berada di penisnya sekarang, sudah pasti ia tak akan bisa klimaks. San melihat Wooyoung yang kembali menatapnya dengan dingin disana.
"Aku mengerti, aku akan melakukannya."
Wooyoung beranjak naik keatas ranjang dan meminta San untuk duduk berhadapan dengannya. Ia juga sempat mengambil rokok untuk menemaninya menikmati permainan San yang akan masturbasi dihadapannya itu. Wooyoung mulai sedikit menyesap rokoknya.
San menghela nafasnya pelan, ia mulai memijat kepala penisnya. Ia bahkan tak pernah melakukan masturbasi didepan seseorang, sangat memalukan menurutnya. San sedikit melirik kearah Wooyoung yang setia menatap penisnya disana.
Wooyoung sedikit menjilat bibirnya sendiri melihat betapa besarnya penis San disana, sudah cukup lama sejak ia dapat melihat penis San dan sepertinya itu semakin membesar sekarang. Wooyoung mulai menginjak penis San dan menekan kepala penisnya dengan ibu jarinya itu.
"Apa yang kau lakukan dengan hanya memijatnya saja, San?"
San mulai mengocok penisnya itu dengan tangannya, jemari kaki Wooyoung yang bermain dengan twinsball miliknya disana membuat San sangat terangsang sekarang. San sedikit mengigit bibir bawahnya dan mempercepat gerakan tangannya mengocok penisnya itu disana.
Wooyoung sedikit menyeringai, ia kembali menyesap rokoknya, menikmati San yang sedang bermain tangan dengan penisnya itu disana. Wooyoung melirik pada penisnya sendiri dibawah sana, ia ikut terangsang hanya karena melihat San melakukan masturbasi.
"Hmphhh–"
San terus mengocok penisnya dengan cepat dan sesekali memijatnya cukup kuat. San memejamkan matanya, ia mulai membayangkan hal mesum yang terus membuatnya terangsang, dan bayangan tentang Wooyoung yang sedang menghisap penisnya muncul dibenaknya sekarang.
Wooyoung menyesap rokoknya dengan kasar, ia terus mendengar lenguhan tertahan dari San dan itu membuatnya menginginkan penis San sekarang. Tapi ia mencoba untuk menahan nafsunya, ia ingin melihat San yang kesakitan karena klimaksnya tertahan disana.
"Mphhh hahhhh–"
San tak bisa lagi menghentikan gerakan tangannya, meskipun cairannya akan tertahan tapi dirinya terus merasa terangsang karena ia membayangkan Wooyoung yang sedang menghisap penisnya itu. San mempercepat gerakan mengocok penisnya yang sudah semakin membesar disana.
Wooyoung mengerutkan dahinya karena melihat San yang malah menikmati masturbasinya itu disana. Seharusnya San merasa kesakitan karena dia tak dapat mengeluarkan cairannya itu. Wooyoung mendengus kesal, ia mematikan rokok yang sedari tadi ia hisap.
San membuka matanya saat tangannya ditahan oleh seseorang, ia melihat Wooyoung yang menahan tangannya disana. Itu membuat San sedikit kebingungan, apakah hukumnya sudah berakhir sekarang, jika pun sudah ia masih ingin tetap ingin melanjutkan masturbasinya.
"Sepertinya kau menikmati hukumanmu itu."
"Iya."
"Dan apa yang membuatmu malah menikmatinya?"
"Aku– tak sengaja membayangkanmu dan itu membuatku terus terangsang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...