4

8.1K 559 0
                                    

"Mandilah terlebih dahulu, aku tak suka bau besi di tubuhmu itu."

San mengangguk, saat ia datang ke massion besar milik Wooyoung, itu benar-benar megah. Bahkan ia berjalan cukup lama hanya untuk bisa sampai ke ruangan yang ia kira kamar Wooyoung ini, terlihat banyak barang mewah disana. San kembali menatap Wooyoung karena ia tak tau dimana letak kamar mandinya.

"Kenapa kau hanya berdiam diri disana? aku menyuruhmu untuk mandi."

Wooyoung mengerutkan dahinya karena sedari tadi San hanya berdiam diri disana, bahkan sepertinya ia belum mendengar suara San, ia sempat berpikir jika dia bisu tapi dengan apa yang dikatakan Seonghwa, dia memang jarang membuka suaranya. Ia jadi penasaran tentang bagaimana suara San terdengar.

Wooyoung menghela nafasnya berat, ia menarik tangan San dan berjalan menuju kamar mandi. San hanya mengikuti langkah kaki Wooyoung yang berjalan ke kamar mandi disana, kamarnya juga sangat besar bahkan mungkin lebih besar 3 kali lipat jika dibandingkan dengan rumahnya.

"Cepat mandi."

San kembali mengangguk, ia sedikit heran saat Wooyoung tak juga keluar dari kamar mandinya. San mencoba untuk tak memperdulikannya, ia mulai melepas seluruh pakaiannya dan setelah semua pakaiannya terlepas pun, Wooyoung masih belum keluar dari kamar mandinya.

Wooyoung menatap tubuh San yang tanpa busana itu disana, ia melihat dari atas sampai bawah dan pandangannya berhenti saat ia melihat penis milik San. Jika dilihat-lihat tubuh San terawat sangat baik dengan banyaknya otot yang terbentuk disana, bahkan penis beruratnya itu membuatnya sedikit terangsang.

Wooyoung tersenyum tipis, meskipun banyak memar ditubuhnya tapi ia tetap menyukainya, persis seperti apa yang ia inginkan. Wooyoung beranjak keluar setelah ia puas menatap tubuh tanpa busana milik San, ia benar-benar terangsang karenanya, dan ia jadi ingin mencobanya.

Wooyoung mengambil sebatang rokok dimeja dan menyalakannya. Ia mulai mendudukkan dirinya ditepi ranjang, menyesap rokok yang sudah berada dibibirnya itu. Bayangan tentang tubuh San masih bisa ia ingat dengan jelas, ia sedikit melirik kearah penisnya yang sudah menegang disana.

"Hahh sialan, aku menegang hanya karena melihat tubuhnya itu."

Setelah rokok yang Wooyoung hisap sudah mulai menipis, ia melihat San yang keluar dari kamar mandinya itu disana dengan hanya menggunakan handuk kecil yang melilit dipinggangnya. Sepertinya ia akan membelikan suatu hadiah untuknya nanti.

"Kemarilah."

San berjalan mendekat pada Wooyoung yang sedang duduk ditepi ranjang itu, ia mengerti apa arti dari tangan Wooyoung yang menepuk-nepuk pahanya. San mulai duduk dilantai dan menidurkan kepalanya dipaha Wooyoung. San sedikit merasakan ada sesuatu yang membesar disana.

San sedikit melirik kearah Wooyoung yang sedang menatapnya disana, seolah mengerti apa yang diinginkan Wooyoung sekarang, San mulai menurunkan zipper celananya dengan giginya itu. Ia melepaskan kancing celananya dan mulai mengeluarkan penis Wooyoung dari dalam sana.

Wooyoung tersenyum tipis saat melihat San mulai menjilat penisnya, dia seperti paham apa tugasnya sekarang. Wooyoung sedikit menyekat rambut San yang menghalangi matanya, ia sudah mulai bisa merasakan hangatnya mulut San didalam sana, ia kembali menyesap rokok yang masih tersisa itu.

"Shhh mhhh..."

San sejujurnya tak menyukai hal seperti ini, karena ia jadi kembali megingat tentang masa lalunya. San mencoba untuk membuang pikiran buruknya dan mulai menggerakkan mulutnya berlawanan arah. San sedikit menghisap penis Wooyoung.

Wooyoung melempar sembarang putung rokok yang sudah habis itu. Ia sedikit menekan kepala bagian belakang San untuk dapat memasukkan lebih dalam penis miliknya. Wooyoung mulai mendongkak merasakan lidah San yang bermain dipenisnya itu.

"Shhh ahhh– lebih cepat."

San mempercepat gerakan mulutnya, penis Wooyoung tak terlalu besar membuatnya sedikit mudah untuk menggerakkan mulutnya sekarang. Ia mulai merasakan penis Wooyoung yang semakin membesar didalam mulutnya.

San terus memasukkan penis Wooyoung kedalam mulutnya sampai ia bisa menjilat twinsball miliknya itu disana. San sedikit memeluk pinggang Wooyoung, diluar perkiraannya tubuh Wooyoung terasa ramping disana. San terus menggerakkan mulutnya dengan cepat dan sesekali menghisapnya.

"Ahhh sialanhh, aku akan keluar–"

Dengan beberapa hisapan yang dilakukan San, Wooyoung mengeluarkan cairan kentalnya itu didalam mulut San. Ia bahkan tak pernah secepat ini saat mencapai klimaksnya. Wooyoung mulai menatap San dan ia kembali menyeringai saat melihat apa yang dilakukan San disana.

San menelan semua cairan kental milik Wooyoung yang bahkan memang dikeluarkan ditenggorokannya. Ia juga menjilat sisa-sisa sperma yang tertinggal di penis Wooyoung itu dan ia sedikit menghisapnya. Terasa manis pikirnya.

"Anjing pintar, aku akan memberimu hadiah nanti."

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang