21

5.6K 446 5
                                    

"Apa yang kalian berdua lakukan disana."


San terkejut saat melihat Wooyoung yang sudah berada dikamarnya sekarang. Ia bahkan bisa melihat amarah dari tatapan mata Wooyoung padanya. San sedikit menjauhkan tubuhnya dari Seyeon, ia tau jika Wooyoung tak suka saat dirinya terlalu dekat dengan orang lain.

Wooyoung berjalan mendekat pada kedua orang yang terlihat mesra itu disana. Ia menarik tangan Seyeon untuk menjauh dari San, dan tarikan tangan Wooyoung berhasil membuat Seyeon terjatuh dari duduknya. Wooyoung tak peduli dan hanya menatapnya dengan datar.

San berniat untuk membantu Seyeon yang terjatuh disana tapi tangannya ditahan oleh Wooyoung, ia jadi merasa bersalah pada Seyeon sekarang karena Seyeon hanya ingin membantu dirinya saja. San menghela nafasnya pelan, ia tak bisa melakukan apapun untuk membantunya.


"Pergi."


San menatap kepergian Seyeon dari kamarnya, perasaan bersalah terus menghampiri hatinya sekarang, terlebih Seyeon hanya berniat baik padanya. Ia mulai melihat kearah Wooyoung yang sedang menatapnya marah disana.


"Hanya memar kecil seperti ini, haruskah kau sampai berduaan dengan pelayan itu hah?!"


San sedikit meringis saat Wooyoung yang dengan sengaja mencengkeram wajahnya tepat di luka memar miliknya. Meskipun sudah dikompres cukup lama tapi itu masih terasa sakit jika dicengkeram kuat.

Wooyoung merasa kesal karena San tak juga menjawab perkataannya, dia hanya terus berdiam diri disana. Wooyoung mulai menampar San dengan keras disana. Ia sudah cukup kesal karena ayahnya dan sekarang ia malah dibuat lebih kesal oleh San.


"Jawab aku sialan!!"

"Seyeon hanya membantu mengobati luka memarku, kita tak–"

"Apa kau bilang? Seyeon? hahhh brengsek, sepertinya hubungan kalian cukup dekat hm?"


San terus menerima tamparan keras dari Wooyoung pada wajahnya, bahkan ia tak lagi dapat menghitung sudah berapa kali Wooyoung menamparnya dan juga mengumpat disana. Ini terasa seperti Wooyoung sedang melampiaskan kesalnya pada dirinya.

Dan jika memang benar seperti itu, ia tak masalah dijadikan tempat pelampiasan Wooyoung. San terkejut saat tiba-tiba ia mendengar suara isakan dari Wooyoung, ia sedikit menunduk melihat Wooyoung dan benar saja Wooyoung sedang terisak disana.


"Hiks sialan hiks, mengapa semua orang membuatku kesal!! hiks."

"Kamu baik-baik saja?"

"Tidak!! hiks aku tak baik-baik saja!"


San mulai memeluk Wooyoung, dan mengelus rambutnya perlahan, ini kali pertamanya San melihat Wooyoung menangis dan itu berhasil membuat hatinya terasa sakit sekarang. Suara isakan tangis dari Wooyoung membuat San merasa sedih juga.

Wooyoung membalas pelukan dari San, ia menangis sejadi-jadinya dipelukan San, entah mengapa tiba-tiba saja air matanya keluar padahal ia tak ingin menunjukkan sisi lemahnya pada orang lain. Tapi mengapa San dapat membuat dirinya menunjukkan sisi lemahnya itu.


"Aku minta maaf, apa ada yang terasa sakit?"


Wooyoung menggeleng pelan, tak seharusnya San bertanya seperti itu padanya karena dirinya lah yang banyak menampar San barusan, dan seharusnya San yang merasakan sakit sekarang bukan dirinya. Wooyoung menyembunyikan wajahnya diceruk leher San.

San terus mengelus surai hitam milik Wooyoung, hatinya terus terasa sakit mendengar Wooyoung yang terisak. San mencoba untuk menenangkan Wooyoung yang masih saja menangis, ia benar-benar tak bisa melihatnya menangis seperti ini.

Setelah cukup lama Wooyoung terisak, posisi mereka juga sudah berubah dengan Wooyoung yang duduk dipangkuan San dan San duduk ditepi ranjang. Wooyoung mulai mengangkat kepalanya dan menatap San dengan mata bengkaknya.


"Sudah merasa baikan? maafkan aku."


Wooyoung mengangguk pelan, ia bisa merasakan pipinya diusap lembut oleh tangan San disana, bahkan ia bisa melihat tatapan khawatir dari San padanya. Entah bagaimana seseorang bisa sebaik San, ia banyak berbuat kejam pada San tapi San selalu bersikap lembut padanya.

Wooyoung mulai mengerucutkan bibirnya saat ia mengingat San yang hanya berduaan dengan pelayan wanita itu, bahkan jarak diantara mereka tadi benar-benar terlihat dekat dan San juga terus menatap pelayan wanita itu dengan lembut seperti dia menatap padanya.

San sedikit terkejut melihat Wooyoung cemberut, ini juga kali pertamanya ia dapat melihat sisi lain dari Wooyoung. Benar-benar terlihat menggemaskan, San sedikit mencubit pipi Wooyoung yang sudah mengembung itu disana.


"Jangan mencubitnya!"

"Maaf."

"Kenapa kamu berdekatan dengan orang lain?! aku sudah melarangmu, apa kamu lupa?"

"Aku tak lupa."


Wooyoung mendengus kesal, ia kembali memeluk leher San dan menidurkan kepalanya dibahu San. Ia tak mau terlalu memikirkan tentang perjodohannya itu, ia akan tetap menikmati hidupnya. Tapi ia juga sedikit berharap agar perjodohannya itu batal.

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang