36

4.8K 340 5
                                    

"Maafkan aku... tapi aku menyukaimu, Woo."


Wooyoung membulatkan matanya terkejut mendengar apa yang diucapkan San padanya dan entah mengapa jantungnya malah berdetak dengan cepat, bahkan sekarang wajahnya terasa sangat panas.


"San, kau–"


Wooyoung menghentikan ucapannya saat melihat San yang sudah tertidur pulas di bahunya. Wooyoung menghela nafasnya pelan, ia tak bisa berpikiran jernih sekarang, bahkan ia juga merasa malu dan gugup sekarang.

Wooyoung mencoba untuk memindahkan San keatas ranjangnya dan mulai menyelimuti tubuh San. Wooyoung sedikit meremas dada nya, jantungnya terus berpacu dengan cepat sedari tadi, ia menepuk-nepuk bagian dadanya.


"Berhentilah berdetak dengan cepat sialan!"


Wooyoung mengambil rokok dan menyalakannya, pikirannya benar-benar kosong sekarang, ia hanya terus memikirkan tentang perkataan San padanya. Wooyoung mulai menyesap rokoknya dengan perlahan.

Perasaan yang ia rasakan sekarang sama seperti saat dulu ia menyukai Yeonjun, jantungnya terus berdetak dengan cepat. Wooyoung mulai menatap kearah San yang sedang tertidur pulas disana.


"Apakah kau sedang berbohong San?"



















San terbangun dari tidurnya dan ia langsung merasakan kepalanya yang sangat pusing, ia mulai mendudukan dirinya dengan bersandar pada kepala ranjang. San memegang kepalanya yang benar-benar terasa sakit sekarang.

San melirik pada Wooyoung yang masih tertidur disampingnya itu. San dengan perlahan mulai bangkit dari duduknya dan pergi berjalan kearah kamar mandi, ia merasa mual karena terlalu banyak meminum alkohol semalam.

San menatap wajahnya dicermin, ia sedikit bingung mengapa matanya membengkak disana, seperti ia habis menangis. San bahkan tak ingat apapun selain Wooyoung yang terus menahan tangannya semalam.


"Apa aku menangis? mengapa?"


San benar-benar tak bisa mengingat apapun tentang kejadian semalam setelah ia mabuk, ia jadi takut jika dirinya mengatakan hal buruk yang membuat Wooyoung marah atau kesal. Sepertinya ia akan dihukum lagi nanti.

Disisi lain Wooyoung terbangun dari tidurnya, lagi dan lagi ia tak mendapatkan San berada disampingnya sekarang, dan itu berhasil membuatnya kesal. Ia mulai mendudukan dirinya, ia mendengar suara air mengalir dan sepertinya San sedang mandi.


"Menyebalkan, mengapa dia tak pernah menungguku bangun terlebih dahulu sekarang."


Wooyoung mendengus kesal, ia mulai mengerucutkan bibirnya dan mulai mengambil bantal dan memeluknya dengan erat. Wooyoung terus menatap kearah pintu kamar mandinya, menunggu San keluar dari sana

Wooyoung kembali merasa malu setelah ia mengingat apa yang dikatakan San semalam sebelum dia tertidur itu, entah San ingat atau tidak tapi yang pasti jantungnya juga kembali berdegup kencang sekarang.

Setelah cukup lama Wooyoung menunggu, akhirnya ia dapat melihat San keluar dari kamar mandi itu disana, ia langsung menatapnya dengan kesal. Wooyoung beranjak dari duduknya dan berjalan mendekat pada San.

San terkejut saat tiba-tiba Wooyoung memeluknya, bahkan ia sempat melihat Wooyoung menatap dirinya dengan tajam, ia kira Wooyoung akan memukul atau memarahinya sekarang, ternyata tidak. San membalas pelukan Wooyoung.


"Maaf."

"Kenapa kamu minta maaf?"

"Karena aku tak menunggumu bangun terlebih dahulu."

"Kamu tau itu! tapi kenapa kamu terus melakukannya?!"

"Maafkan ak–"


San belum menyelesaikan kalimatnya karena sekarang bibirnya sudah terlebih dahulu dicium oleh Wooyoung, tak ada lumatan hanya ciuman biasa yang berlangsung cukup lama, sampai saat dimana Wooyoung melepaskan ciumannya itu.

San menatap Wooyoung dengan bingung, benar-benar berbeda dengan apa yang ia bayangkan, Wooyoung bahkan tak terlihat marah sedikitpun padanya dan itu berhasil membuatnya kebingungan sekarang.


"Boleh aku bertanya?"

"Umm, katakan saja."

"Apa semalam saat aku mabuk aku mengatakan sesuatu yang buruk?"

"Tidak, kamu tak mengatakan apapun."


Wooyoung kembali memeluk San dengan erat, mustahil ia akan memberitahu San tentang apa yang sudah dia katakan semalam, bahkan dirinya tak ingin San mengingat hal tersebut lagi, itu terlalu menyakitkan.

San menghela nafasnya pelan, ia merasa tak puas dengan jawaban Wooyoung padanya, terlebih ia melihat matanya yang membengkak seperti habis menangis, itu sangat aneh jika dirinya menangis tanpa sebab.


"Apa aku menangis semalam?"

"Iya, kamu menangis seperti bayi! aku terkejut melihatnya. Aku bahkan tak tau jika kamu bisa menangis, San."

"Maaf, pasti kamu merasa risih dengan itu."

"Bagaimana mungkin?! itu hal yang jarang sekali dapat kamu lakukan!"


Wooyoung mulai menatap San yang juga sedang menatap padanya disana, ia sedikit tersenyum tipis dan menangkup wajah San. Wooyoung mengecup bibir San tanpa henti, ia benar-benar berharap San tak dapat mendengar suara detak jantungnya.


"Sepertinya aku datang di waktu yang kurang tepat, bukankah begitu tunanganku?"

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang