Wooyoung kembali naik ke pangkuan San, ia duduk berhadapan dengannya. San yang dengan memakai kalung anjing itu benar-benar membuatnya terangsang sekarang. Wooyoung mulai menangkup wajah San dan mengecup bibirnya.
San tersenyum manis pada Wooyoung, ia suka jika Wooyoung bersikap seperti ini padanya, terlihat menggemaskan. Itu membuatnya ingin melakukan apapun untuk Wooyoung agar dia dapat merasa senang. San sedikit meremas bongkahan kembar milik Wooyoung dibawah sana.
"Sepertinya kamu sudah cukup berani sekarang."
"Kamu tak menyukainya?"
"Aku menyukainya, terlebih senyumanmu itu, jangan pernah berani untuk tersenyum pada orang lain selain diriku."
"Aku mengerti, aku hanya akan tersenyum padamu."
Wooyoung mengangguk pelan, ia mulai bersandar pada bahu San. Wooyoung sedikit memejamkan matanya, karena terlalu banyak bekerja ia benar-benar lelah sekarang dan mengantuk ditambah dengan San yang memeluknya membuat Wooyoung benar-benar mengantuk.
San mengerutkan dahinya saat Wooyoung tak lagi menjawab perkataannya, ia sedikit melirik pada Wooyoung dan Wooyoung sedang tertidur disana. San mulai mengelus rambutnya perlahan, sepertinya Wooyoung kelelahan karena terlalu banyak bekerja.
Setelah cukup lama San bertahan diposisi seperti itu, ia mulai merasa pegal karena duduk terus-menerus dan tiba-tiba Wooyoung pun bergerak tak nyaman di pangkuannya. San akhirnya beranjak dari duduknya dan berjalan pergi menuju kamar Wooyoung.
"Mmhh mau kemana?"
"Aku akan memindahkanmu ke tempat tidur."
Wooyoung mengeratkan pelukannya pada San, ia sedikit menggelengkan kepalanya. Wooyoung mulai mengusakkan wajahnya dibahu San, ia sudah terlalu nyaman diposisinya sekarang dengan San yang memeluknya, ia tak mau pindah ke kasur, ia ingin terus seperti ini.
"Aku tak mau..."
"Tapi kamu terlihat tak nyaman."
"Kalau begitu jangan melepaskan pelukannya sampai aku terbangun nanti."
"Aku mengerti."
San berjalan dilorong berisikan kamar-kamar kosong, kamar Wooyoung berada tak jauh dari ruangan kerjanya. Ia sedikit penasaran mengapa Wooyoung bisa tinggal sendirian dirumah yang besar seperti ini, meskipun banyak pelayan tapi tetap terasa kosong.
San membuka pintu kamar Wooyoung dan berjalan masuk kedalam, ia mulai menidurkan Wooyoung diatas ranjang. Saat ia ingin beranjak, tangannya sudah terlebih dahulu ditarik oleh Wooyoung membuatnya hampir menindih tubuh Wooyoung disana.
"Sudah aku katakan jangan melepaskan pelukannya."
"Aku akan memelukmu kembali."
San naik keatas ranjang dan memeluk Wooyoung kembali, ia juga sedikit mengelus surai hitam milik Wooyoung. Sepertinya jika ia menuruti semua perkataan Wooyoung, hidupnya akan tetap tenang, tapi juga tergantung dengan bagaimana suasana hati Wooyoung.
—
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, dengan San yang masih setia memeluk Wooyoung dengan erat karena jika ia sedikit saja melepasnya, Wooyoung akan langsung terbangun dari tidurnya itu. Bahkan San sampai tak percaya jika Wooyoung benar-benar tertidur.
Wooyoung menggeliatkan badannya tak nyaman, ia sedikit mengusakkan wajahnya pada dada bidang milik San dipelukannya itu. Wooyoung mulai membuka matanya dan sedikit mendongak, melihat San yang sedang menatapnya dengan lembut disana.
"Kamu tak tidur?"
"Tidak."
"Apa yang kamu lakukan selama aku tidur?"
"Memelukmu, menatapmu, dan membuatmu nyaman dengan tidurmu."
Perkataan San berhasil membuat wajah Wooyoung memerah sempurna, bahkan entah mengapa jantungnya tiba-tiba saja berdegup cukup kencang disana. Wooyoung kembali memeluk erat San dan menyembunyikan wajahnya di dada milik San.
San yang melihat tingkah tak biasa dari Wooyoung itu hanya mengerutkan dahinya bingung, ia jadi sedikit khawatir jika perkataannya barusan membuat Wooyoung kesal. "Apakah aku tak sopan dengan berkata seperti itu pada Wooyoung?"
Wooyoung melepas pelukannya pada San, ia mulai mendudukan dirinya dan menatap San disana. Ini seperti bukan dirinya yang tersipu malu hanya karena ucapan manis dari seorang pria. Wooyoung menghela nafasnya pelan, sepertinya ia sudah sedikit gila sekarang.
"Apa kamu marah?"
"Hm?"
"Karena ucapanku barusan."
"Tidak, kenapa aku harus marah dengan itu."
San bernafas lega setelah mendengar jawaban dari Wooyoung, ia juga mulai mendudukan dirinya dan tersenyum manis pada Wooyoung. Sedangkan Wooyoung, ia kembali tersipu malu karena mendapatkan senyuman manis dari San.
"Sial, dia bahkan terlihat sangat tampan dengan senyumannya itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...