"Wooyoung, bagaimana bisa kau melakukan sex dihadapan kami sialan!"
Wooyoung sedikit melirik pada Mingi yang sedari tadi terus memprotes dirinya, ia hanya menggendikkan bahunya tak peduli dan menekan tubuh jalang yang berada dipangkuannya itu kebawah, membuat penis miliknya masuk keluar terus-menerus.
"Shhh sial... aku tak memintamu untuk melihat kearah ku Mingi."
"Cih sialan."
Mingi beranjak dari duduknya dan pergi mendekati Yeosang yang sedang bermain bilyard disana. Ini sudah terhitung dua bulan lebih Wooyoung terus-menerus melakukan hal seperti itu, dan tentu saja ia tak terbiasa dengannya. Entah apa yang membuat Wooyoung jadi seperti itu.
Yeosang hanya bisa menghela nafasnya kasar, ia tak menyangka jika efeknya akan seperti ini, bahkan Wooyoung sudah tak lagi pergi ke kantornya dan hanya terus menginap ditempatnya, meskipun ia tak masalah dengan itu tapi Wooyoung yang selalu mabuk sekarang membuatnya tak terbiasa.
"Ada apa dengan Wooyoung sebenarnya?"
"Kau tau bukan jika San dibawa pergi oleh ayahnya."
"Lalu? apa hubungannya?"
"Wooyoung menyukai San."
"APA?!"
Mingi membulatkan matanya terkejut dengan apa yang dikatakan Yeosang, entah Yeosang sedang bercanda atau apa, tapi bagaimana bisa Wooyoung menyukai seseorang seperti San yang bahkan tak memiliki apapun, meskipun dia memang memiliki wajah tampan tapi tidakkah itu tak cukup.
"Apa kau bercanda?! bagaimana bisa dia menyukai peliharaannya sendiri?"
"Itu memang kenyataannya."
"Darimana kau tau tentang itu?"
"Aku bertanya saat dia sedang mabuk dan dia menjawab iya, kau pasti tau jika orang yang mabuk akan lebih jujur daripada orang yang sepenuhnya sadar."
Mingi masih tak bisa mempercayai ucapan Yeosang sekarang, itu terlalu berlebihan untuk Wooyoung menyukai peliharaannya sendiri dan lagi itu bukanlah Wooyoung yang akan menyukai seorang rendahan seperti San, bukankah lebih baik jika Wooyoung bersama Yeonjun saja.
Yeosang sedikit melirik pada Mingi yang sepertinya masih tak mempercayai apa yang ia ucapkan barusan, meskipun sebenarnya ia tak percaya dengan jawaban Wooyoung waktu lalu, tapi melihat Wooyoung yang sekarang seperti ini, itu sudah cukup membuktikannya.
Mingi tersadar dari lamunannya saat ia terus-menerus mendengar suara desahan dari arah Wooyoung dibelakangnya. Ia benar-benar mengutuk Wooyoung yang seenaknya berhubungan sex ditempat terbuka dan lagi ada dirinya juga Yeosang, tidakkah Wooyoung merasa malu dengan itu.
"Pergilah ke kamar brengsek."
Wooyoung hanya mendengus kesal karena Mingi masih saja terus protes padanya. Wooyoung langsung saja menyuruh jalang itu untuk berhenti dan ia kembali memasukkan penisnya itu kedalam celananya, telinganya sudah sakit karena Mingi yang terus mengumpat.
Wooyoung mengambil ponselnya dan ia menelpon menekan nomor Jia. Entah apa yang Jia lakukan selama ini, tapi ia sudah cukup sabar dengan Jia yang selalu menunda-nunda untuk membujuk ayahnya itu, bahkan ini sudah hampir 2 bulan lamanya tapi tak ada kabar apapun darinya.
"Halo?"
"Apa yang kau lakukan sebenarnya!? mengapa kau terus menundanya."
"Aku sedang mengusahakannya, sangat sulit berbicara dengan ayahmu."
"Aku tak peduli dengan itu, jika kau memang menyayangi anakmu, maka lakukanlah dengan cepat, aku tak memiliki cukup banyak kesabaran untuk menunggumu."
"Aku mengerti, tunggulah sebentar lagi."
Wooyoung mematikan sambungan teleponnya dengan kesal, ia sudah cukup lama menunggu, bahkan pernikahannya akan dilakukan 2 bulan lagi dan Jia malah terus menundanya. Wooyoung sedikit mengusap wajahnya kasar, ia juga tak mendapatkan informasi apapun tentang San.
Wooyoung bahkan terus merasa frustasi dengan tak adanya San disampingnya, ia menginginkan San. Sepertinya ayahnya itu benar-benar berniat menjauhkan San darinya karena ia tak bisa mendapatkan informasi apapun tentang San meskipun ia sudah berusaha semaksimal mungkin.
Yeosang yang melihat raut wajah frustasi dari Wooyoung mulai merasa tak tega melihatnya, ini bahkan lebih parah dari Wooyoung yang kehilangan ibunya. Tapi ia juga tak bisa membantu, karena jika Wooyoung sendiri tak dapat menemukannya, maka ia juga tak bisa.
"Aku harap dengan seiring berjalannya waktu kamu dapat melupakannya, Woo."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...