San sedang menunggu Wooyoung yang sedang mandi sekarang, tadinya Wooyoung memaksa untuk mandi bersama karena takut ia akan pergi, tapi tentu saja ia menolak, bagaimana bisa mereka mandi bersama, bisa-bisa dirinya malah berbuat hal yang lain.
San menghela nafasnya pelan, bahkan ponsel miliknya pun dipegang oleh Wooyoung, ia benar-benar tak diijinkan untuk memegang ponselnya itu. San mendudukan dirinya ditepi ranjang, ia ingin merokok, San mulai membuka laci kecil disamping ranjang.
San mengerutkan dahinya saat ia melihat ada kalung anjing disana, itu kalung yang dulu ia pakai, mengapa Wooyoung masih menyimpannya. San mengambil kalung tersebut dan menatapnya, dulu Wooyoung sangat suka jika dirinya memakai kalung ini.
"Mungkin aku akan memakainya."
"Sayang, kamu tak mau mandi? aku sudah selesai, apa yang sedang kamu lakukan?"
San dengan cepat menyembunyikan kalungnya, ia menatap kearah Wooyoung yang sedang berjalan mendekat padanya disana. San tersenyum manis pada Wooyoung dan mulai beranjak dari duduknya, ia memeluk Wooyoung yang sudah berada dihadapannya itu.
"Aku menyukai wangi tubuhmu Woo."
San mengecup leher Wooyoung dan mulai menghirup aroma wangi dari tubuhnya itu. Wooyoung hanya terkekeh geli, merasakan bibir San yang terus mengecup lehernya disana, Wooyoung sedikit meringis saat San tiba-tiba mengigit lehernya itu.
San meninggalkan sedikit tanda keunguan dileher Wooyoung, ia mulai menjilat tandanya itu dan kembali menatap kearah Wooyoung yang hanya tersenyum disana. San mengusap pipi Wooyoung, sangat sulit untuk dirinya tak mencintai Wooyoung.
"Aku mencintaimu Woo."
Wooyoung mulai merona malu mendengar kalimat itu kembali terucap dari mulut San, entah apa yang dipikirkan San dengan dia yang terus mengatakan kalimat tersebut padanya, tapi ia sedikit kesal karena San masih saja memanggilnya dengan nama.
San mengerutkan dahinya saat melihat Wooyoung yang mengerucutkan bibirnya itu disana. San belum terlalu memahami tentang emosi Wooyoung yang mudah berubah itu, ia melihat Wooyoung merona barusan tapi seketika dia langsung mengerucutkan bibirnya.
"Ada apa Woo?"
"Aku tak mau dipanggil dengan nama!"
"Lalu apa?"
Wooyoung mendengus kesal, mengapa San malah bertanya, bukankah seharusnya San sudah paham tentang bagaimana sepasang kekasih memanggil pasangan mereka tanpa menggunakan nama, entah memang San tak mempunyai rasa peka, benar-benar menyebalkan.
"Sayang?"
Wooyoung terkejut dengan apa yang diucapkan San, ia mulai menatap San disana yang masih memasang raut wajah kebingungan, meskipun itu menyebalkan tapi tak bisa dipungkiri jika jantungnya sekarang berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
San tak paham apa yang dimaksud Wooyoung, tapi sepertinya Wooyoung ingin dipanggil dengan panggilan yang lain. San sudah banyak melihat orang yang berpacaran dan kebanyakan dari mereka menggunakan panggilan yang sedikit aneh.
"Baby?"
"A-apa?!"
Wajah Wooyoung semakin memanas saat mendengar San yang memanggilnya dengan sebutan itu, bahkan itu lebih membuatnya malu karena ia sekarang membayangkan sesuatu hal yang kotor didalam otaknya itu karena San memanggilnya dengan sebutan baby.
"Kamu ingin aku panggil apa?"
"Su-sudahlah!! cepat mandi sana."
"Baiklah, aku mandi terlebih dahulu."
"Ung."
Wooyoung menatap kepergian San dari pandangannya itu, ia sedikit menepuk wajahnya untuk menghilangkan pikiran kotornya, sepertinya pikirannya terlalu kotor untuk San yang cukup polos itu. Wooyoung menghela nafasnya, ia mulai mendudukan dirinya ditepi ranjang.
Wooyoung menatap ponsel San yang sedari tadi ia bawa ke kamar mandi, ia mulai menyalakan ponselnya, beruntung karena San tak mengunci ponselnya itu. Wooyoung sedikit mengerutkan dahinya saat melihat San hanya memiliki nomor Seonghwa.
"Apa dia memiliki ponsel hanya untuk berkontak dengan Seonghwa saja? apa dia tak dekat dengan siapapun selama ini?"
Wooyoung sedikit merasa senang karena San tak dekat dengan siapapun selama ini, tapi Seonghwa, dia dapat membuat dirinya cemburu. Wooyoung membuka galeri di ponsel San, dan ia semakin cemburu saat melihat foto-foto disana, hampir semua isinya foto San bersama Seonghwa.
Wooyoung menghapus semua foto San bersama Seonghwa, ia sudah benar-benar cemburu sekarang. Wooyoung meletakkan ponsel San didalam laci disamping ranjangnya itu, ia sedikit mengerutkan dahinya karena kalung anjing yang ia simpan disana tak ada.
"Woo?"
Wooyoung mengalihkan pandangannya, ia terkejut saat melihat San memakai kalung anjing yang ia simpan dan ternyata San lah yang mengambilnya, San benar-benar terlihat cocok saat memakainya, dengan tubuhnya itu membuat San terlihat sangat seksi dan itu membuatnya terangsang sekarang.
San tersenyum manis pada Wooyoung, ia cukup yakin jika Wooyoung akan menyukai dirinya yang memakai kalung anjing ini. San berjalan mendekat pada Wooyoung dan mulai berlutut dibawah dengan menghadap kearah Wooyoung.
"You like it? sorry that I took it without your permission."
"Kenapa kamu memakainya? kamu kekasihku sekarang bukan peliharaanku."
San menggelengkan kepalanya pelan, ia mulai memeluk pinggang Wooyoung dan menidurkan kepalanya diatas paha mulus Wooyoung. San suka saat Wooyoung memamerkan paha mulusnya itu, ia selalu ingin menyentuhnya.
Wooyoung menyeringai saat melihat San mulai menjilat pahanya itu, sebenarnya ia sudah sangat merindukan sentuhan dari San dan melihat San yang memakai kalung anjingnya itu, membuat Wooyoung ingin San cepat-cepat menyentuhnya.
"I'm still your pet, Master."
Wooyoung sedikit terkejut dengan apa yang diucapkan San padanya. Wooyoung tersenyum tipis, ia mengangkat dagu San dan mulai menatapnya, jika sudah seperti ini, San harus bertanggungjawab karena telah menggodanya.
"Then I will punish you for daring to leave your Master all these years, Darling."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...