"Mari kita bermain anjing manis."
San tentu saja terkejut dengan Wooyoung yang tiba-tiba melepas handuknya itu tepat dihadapannya, terlebih ia memang sempat berpikiran untuk dapat melihat tubuhnya barusan. San mencoba untuk mengalihkan pandangannya agar tak melihat tubuh Wooyoung.
Wooyoung tersenyum tipis saat melihat San mencoba untuk menghindari tatapannya itu dari tubuhnya, ia mulai menangkup wajah San dan memaksanya untuk tetap melihat ke depan, lebih tepatnya melihat kearah tubuhnya sekarang.
"Jangan mencoba untuk mengalihkan pandanganmu dariku, Choi San."
San dengan terpaksa menatap kembali tubuh Wooyoung disana, ia menghela nafasnya berat, ia harus benar-benar menahan nafsunya sekarang karena dirinya tak mungkin menyetuh tubuh majikannya sendiri. San menatap kearah Wooyoung yang sedang tersenyum disana.
"Sentuh aku, jika kamu bisa memuaskanku malam ini, aku akan menuruti satu keinginanmu."
"Bagaimana dengan kematian? kamu akan memberikannya padaku?"
"Apa kau benar-benar ingin mati?"
San menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Wooyoung dan satu tamparan keras berhasil mendarat di pipinya sekarang, itu terasa sangat perih dibandingkan sebelumnya. San kembali menatap kearah Wooyoung yang sedang menatapnya dengan marah dan itu terlihat sangat jelas di matanya.
Wooyoung mendorong tubuh San untuk berbaring diatas ranjangnya disana. Ia merangkak naik keatas tubuh San dan mendudukan dirinya diatas perut San. Wooyoung mulai mencengkram wajah San, jawaban yang diberikan San padanya benar-benar membuat amarahnya kembali memuncak sekarang.
"Aku bahkan tak akan membiarkanmu mati dengan mudah Choi San, kau ingat itu baik-baik."
Dibandingkan cengkraman tangan Wooyoung diwajahnya, pikiran San malah teralihkan oleh tubuh tanpa busana milik Wooyoung yang menyentuh kulitnya disana, itu bahkan dapat membuatnya benar-benar terangsang sekarang. San sedikit mengangkat kepalanya dan mulai mencium bibir Wooyoung.
San membalikkan posisi mereka dan menjadikan dirinya yang berada diatas sekarang. Ia melumat bibir Wooyoung dengan penuh nafsu didalamnya, bahkan tangannya sudah mulai meraba tubuh Wooyoung dibawah sana. San sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya sekarang.
Wooyoung tentu terkejut saat San yang tiba-tiba menciumnya dengan penuh nafsu, ia juga tak pernah berpikir jika San akan benar-benar terangsang padanya. Wooyoung tersenyum tipis disela-sela ciuman mereka, ia mulai memeluk leher San dan membalas semua lumatan yang diberikan San padanya.
Wooyoung menekan sedikit tengkuk San dan mulai membuka mulutnya. Ia melepas handuk yang masih terlilit dipinggang San, Wooyoung memegang penis San yang sudah menegang dibawah sana, mustahil jika San tak terangsang padanya. Wooyoung tersenyum tipis dan mulai menekan kepala penis San dengan ibu jarinya.
San memasukkan lidahnya kedalam mulut Wooyoung, melilit lidahnya dan juga menghisapnya. Ia mulai menggunakan jarinya untuk memilin puting Wooyoung. San sedikit memiringkan wajahnya agar dapat memperdalam ciuman mereka, pikirannya tak bisa terkendalikan lagi karena tangan Wooyoung yang bermain di penisnya.
"Mmhhh mphhh..."
Lenguhan tertahan dari Wooyoung terus membuat San merasa terangsang, bahkan penisnya sudah benar-benar menegang sempurna dibawah sana. San menjilat bibir bawah Wooyoung, mengigitnya cukup keras dan menghisapnya dengan kuat.
Wooyoung sedikit mendorong bahu San agar melepaskan ciuman mereka, tapi San masih tetap menciumnya dengan penuh nafsu disana. Wooyoung mengigit bibir San cukup keras dan ciuman mereka terlepas, ia melihat ada sedikit bercak darah di bibir San akibat gigitannya barusan.
"Sepertinya kau menyukai bibirku."
"Aku— menyukai semuanya."
Wooyoung mulai menyeringai, meskipun sudah banyak yang berkata jika mereka menyukai tubuhnya, tapi hanya pujian dari San yang berhasil membuatnya senang. Wooyoung meremas pantat San dan mengecup bibirnya. Ia sudah benar-benar ingin merasakan penis San, tapi ia sedikit merasa takut.
San yang memang sudah kehilangan akal sehatnya, mulai menjilat leher Wooyoung, ia sudah tak peduli jika akan membuat majikannya itu akan marah padanya. San mengigit lehernya dan menghisapnya cukup lama, meninggalkan tanda keunguan disana, ia kembali menjilat tanda yang sudah ia buat barusan.
"Hmhhh anhhh sial."
Wooyoung sedikit mendongak, merasakan lidah San yang terus bermain ditubuhnya itu, ini kali pertama baginya menjadi pihak bawah dan siapa sangka rasanya benar-benar menyenangkan. Ia melirik pada San yang sedang menghisap putingnya itu disana.
San terus menurunkan ciumannya, ia mengecup perut Wooyoung dan berakhir di penis Wooyoung yang sudah menegang disana. San menjilat kepala penisnya, ia sedikit mengangkat kaki Wooyoung keatas agar ia dapat melihat lubang Wooyoung, ia menjilat lubangnya dan sedikit bermain lidah disana.
"Hahhh shhhh–"
"... Lakukanlah dengan cepat San, aku tak ingin terlalu merasakan sakit, karena ini pertama kalinya bagiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...