Sekarang sudah malam dan San sedang menemani Wooyoung minum diruangan yang terlihat seperti ruangan vip di club pada umumnya. Ia merasa tak asing dengan suasana seperti ini, karena dulu dirinya juga bekerja disebuah club, meksipun itu kenangan buruk untuknya.
"Teman-temanku akan datang, jadi jaga sikapmu."
San mengangguk paham, sudah hampir 1 jam sejak Wooyoung terus meminum wine disana tapi dia tak terlihat mabuk sedikitpun, sepertinya Wooyoung memang pemabuk yang baik. Ia juga sesekali meminumnya saat Wooyoung memaksa dirinya untuk minum.
Setelah hampir 20 menit menunggu, teman-teman Wooyoung datang secara bersamaan dan mereka masuk kedalam ruangan tersebut. Tapi pandangan San terhenti saat ia melihat seseorang yang sangat ia kenali ada disana, bahkan dia tersenyum padanya.
"Aku membawa beberapa wanita cantik untukmu, Wooyoung."
"Ya, terimakasih Mingi."
"Ahh iya aku juga mengajak kak Seonghwa, kau tak masalah dengan itu?"
"Ya, terserah."
Yeosang terus menatap kearah pria yang sedang duduk disamping Wooyoung disana, dengan kalung anjing itu bisa ia yakini jika dia adalah orang yang dibeli oleh Wooyoung. Ia akui wajahnya cukup tampan dan tubuhnya juga terlihat bagus, tapi luka memar diwajahnya itu sangat menganggu.
Seonghwa tersenyum manis pada San yang sedang menatapnya tak percaya disana, ia sedikit tak menyukai luka memar yang ada di wajah San, tapi dia tetap terlihat tampan dengan itu. Sepertinya San tak terlalu diperlakukan dengan baik disini.
Seonghwa mendudukan dirinya disamping Mingi dengan terus menatap kearah San, semenjak San tak ada di tempatnya ia benar-benar merindukan San, terlebih penisnya itu. Dan ini sudah seperti keberuntungan baginya karena dapat bertemu dengan San.
"San, tidakkah kamu ingin menyapa pemilik lamamu?"
San tersadar dari lamunannya, ia mulai menatap kearah Seonghwa yang sedikit merentangkan tangannya itu, ia memang merindukan Seonghwa karena dia lah yang selalu bersikap baik padanya dulu. San sedikit melirik pada Wooyoung dan Wooyoung hanya bersikap tak peduli saja disana.
"Kemarilah San."
"Tidak."
"Ayolah, biarkan aku meminjamkannya sebentar."
Wooyoung memutar bola matanya malas, ia tak suka jika miliknya dipinjam oleh orang lain dan dia malah dengan santainya berkata ingin meminjam miliknya. Bahkan ia tak ingin melihat San berdekatan dengan orang lain, apa lagi disentuh.
"Pinjamkan saja Woo, lagi pula aku sudah membawa wanita untukmu."
"Baiklah, aku akan meminjamkannya."
"Terimakasih Wooyoung. San, kemarilah."
San tersenyum kecil dan mulai beranjak dari duduknya, ia berjalan mendekat pada Seonghwa dan mendudukan dirinya disamping Seonghwa. Dan San langsung disuguhi dengan pelukan hangat dari Seonghwa, ia pun membalas pelukannya.
Wooyoung yang melihat itu sedikit kesal, karena ia yakin jika San tersenyum pada Seonghwa tadi. Sepertinya San lupa dengan apa yang harus dia lakukan dan tidak dia lakukan. Wooyoung semakin merasa jengkel saat Seonghwa mencium bibir San disana.
"Apa kamu merindukanku, sweetheart?"
"Aku merindukanmu."
"Sepertinya kamu tak terlalu diperlakukan dengan baik disini, apa ini sakit?"
"Itu sudah tak terlalu sakit."
Mingi dan Yeosang yang melihat interaksi kedua orang itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Mereka tak menyangka jika hubungan Seonghwa dan San sedekat itu, sampai Seonghwa terlihat seperti ibu yang sedang mengkhawatirkan anaknya.
Yeosang memilih untuk meminum wine yang tersedia dimeja dan Mingi mulai sibuk bercumbu dengan salah satu jalang yang ia bawa. Jika bertanya dimana Yunho, Mingi sedang mengurungnya dirumah karena Yunho bersikap nakal.
Wooyoung mencengkeram kuat gelas wine yang ia pegang sedari tadi, matanya memanas saat ia melihat Seonghwa yang sudah mulai duduk dipangkuan San, bahkan San juga memeluk pinggangnya. Ia sudah sangat jengkel dengan melihat itu semua.
"Aku dengar ayahmu datang, apa dia sudah tau tentang kelakuanmu itu?"
"Ya, dia menamparku cukup keras."
"Aku sudah mengatakannya padamu, jangan berbuat hal gila."
"Aku tak peduli, aku tak akan mati hanya dengan tamparannya saja."
Yeosang menghela nafasnya, sepertinya Wooyoung benar-benar tak takut pada ayahnya sendiri. Tapi ia juga jadi sedikit khawatir sekarang karena ia tak sengaja melihat Wooyoung yang menatap marah kearah kedua orang itu.
Seonghwa tak peduli dengan sekitarnya, ia akan memanfaatkan waktu berduanya dengan San, karena kesempatan seperti ini tak akan datang dua kali. Seonghwa mulai menjilat telinga San dan sedikit berbisik padanya.
"Aku merindukanmu, San."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...