San terbangun saat ia mendengar suara berisik dari luar kamarnya itu. Ia mulai mendudukan dirinya, melihat Wooyoung yang masih tertidur lelap disampingnya, Wooyoung benar-benar memenuhi nafsunya semalam, ia bahkan lupa jam berapa ia berhenti.
"Aku ingin bertemu Wooyoung! dimana dia?!"
"Tuan muda sepertinya masih tertidur, tolong tung–"
"Tidak sialan! jangan berani menyentuhku."
San melihat Wooyoung yang terganggu dengan suara-suara berisik diluar itu. San mulai beranjak dari duduknya dan berjalan pergi keluar kamarnya, saat ia sudah berada diluar kamarnya ia melihat wanita yang dibawa oleh Wooyoung semalam sedang memarahi seorang pelayan disana.
San menghampiri mereka berdua, ia ikut kesal karena sedari tadi wanita tersebut membuat suara yang berisik sampai Wooyoung tak nyaman dengan tidurnya sekarang. Bahkan ia selalu berusaha agar Wooyoung bisa tertidur dengan nyaman, tapi dia malah membuat kegaduhan.
"Bisakah kau tutup mulutmu itu?"
"Apa?! beraninya kau berbicara tak sopan seperti itu padaku!!"
San menatap tajam kearah wanita itu yang bahkan malah meninggikan suaranya, ia mulai mencengkram wajahnya disana. Wanita itu mencoba memberontak dari San karena cengkraman tangannya yang menyakiti wajahnya itu sekarang tapi San malah memperkuat cengkramannya.
"Le-lepaskan ini sakit!!"
"Aku bilang tutup mulutmu, suaramu itu dapat membangunkan Wooyoung, lebih baik kau pulang."
"Aku mengerti, aku akan pulang, sekarang lepaskan."
San melepaskan cengkraman tangannya pada wanita itu dan dia benar-benar berjalan pergi dari hadapannya dengan diantar oleh pelayan yang tadi bersamanya. San menghela nafasnya pelan, ia kembali berjalan masuk kedalam kamarnya.
San dapat melihat Wooyoung yang masih tertidur disana, ia sedikit bernafas lega karena Wooyoung tak terbangun dari tidurnya itu. San berjalan kearah ranjang dan mulai mendudukan dirinya di tepi ranjang dengan terus menatap kearah Wooyoung.
Wooyoung menggeliatkan tak nyaman, ia sedikit meraba ke samping dan tak dapat merasakan tubuh San disana. Dengan terpaksa ia mulai membuka matanya, ia sempat merasa kesal karena San pergi saat ia sedang tidur tapi nyatanya San sedang menatapnya disana.
"Kenapa kau menjauh dariku! dan kenapa kau tak memelukku sampai aku terbangun?!"
"Aku mendengar suara berisik diluar, jadi aku pergi untuk mengusirnya."
"Aku tak peduli tentang itu, kenapa kamu tak memelukku kembali sekarang?!"
San tersenyum manis pada Wooyoung, ia mulai naik keatas ranjang dan memeluk Wooyoung kembali. San juga mengelus rambutnya dengan lembut, entah mengapa ia tak pernah merasa kesal pada sikap Wooyoung yang seenaknya itu padanya.
Wooyoung mendengus kesal, ia memang mendengar suara berisik sedari tadi. Ia mulai membalas pelukan San, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher San dan ia kembali memejamkan matanya karena sejujurnya ia masih sangat mengantuk sekarang.
—
Wooyoung dan San sedang sarapan bersama sekarang, setelah Wooyoung tertidur nyaman dipelukan San, ia benar-benar langsung terlelap tapi ia juga masih bisa merasakan tangan San yang meraba tubuhnya itu. San sudah menjadi lebih berani sekarang.
Wooyoung mulai menatap kearah San yang sedang menikmati makanannya disana. Dia selalu melakukan apapun yang ia minta dan sepertinya San juga selalu paham apa yang harus dia lakukan untuk dapat membujuk dirinya, dia menjadi manja seketika.
"Tuan muda."
"Hm?"
"Tuan besar ada didepan."
Wooyoung mengalihkan pandangannya pada pak Jang yang berada dihadapannya itu. Ia mulai menghela nafasnya berat, sepertinya dia sudah mengetahui tentang San, karena jika tidak untuk apa si tua itu datang ke kediamannya sekarang.
Wooyoung hanya mengangguk menjawab perkataan pak Jang padanya, ia kembali menikmati makanannya. Wooyoung sebenarnya tak masalah jika si tua itu datang, hanya saja dia selalu membawa wanita sialan itu bersamanya.
"Apa aku harus pergi?"
"Tidak, duduk manis saja disana dan jangan membuka suaramu."
San mengangguk paham, ia sebenarnya sedikit khawatir karena ia teringat pada ucapan pekerja pria waktu lalu padanya, itu terlihat seperti Wooyoung akan terkena marah sekarang. San sedikit melirik kearah Wooyoung yang hanya bersikap acuh tak acuh saja disana.
"Selamat datang tuan besar."
"Selamat pagi tuan besar."
San sudah mulai mendengar orang-orang yang berada didalam rumah ini menyambut kedatangan ayah Wooyoung dan itu berhasil membuatnya semakin khawatir pada Wooyoung. Meskipun Wooyoung terlihat tak peduli tapi dirinya masih tetap khawatir padanya.
Wooyoung memutar bola matanya malas mendengar semua pekerjanya menyambut kedatangan pria tua itu dirumahnya. Dan mengapa mereka harus menyambutnya, itu bahkan penting. Ia jadi tak memiliki nafsu makan setelah melihat ayahnya berdiri dihadapannya sekarang.
"Aku tak ingat jika aku pernah mengundangmu untuk datang, ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...