6 tahun berlalu —
Wooyoung masih belum mendapatkan sedikitpun informasi tentang San, ia benar-benar merasa frustasi dengan itu, meskipun ia cukup senang karena Jia berhasil membuat ayahnya membatalkan pertunangannya dengan Yeonjun, tapi itu tak cukup baginya.
"Sialan! dimana San sebenarnya!!"
Wooyoung melemparkan botol wine yang sudah ia pegang sedari tadi, ia menatap pecahan botol itu dihadapannya. Wooyoung mengusap wajahnya kasar, ia masih tak bisa melupakan San dan ia sepertinya memang sudah benar-benar menyukai San.
Wooyoung beranjak dari duduknya, ia berjalan kearah pecahan botol wine tadi. Wooyoung mengambil beberapa pecahan botol wine itu dan mulai meremasnya dengan cukup kuat, membuat telapak tangannya terasa perih sekarang.
Wooyoung membuka tangannya, ia dapat melihat banyak darah yang keluar dari telapak tangannya disana. Rasa perih di telapak tangannya itu dapat menghilangkan sedikit rasa frustrasinya. Mungkin ini juga yang dirasakan San dulu yang selalu menyakiti dirinya sendiri.
"Bahkan saat aku menyakiti diriku sendiri, aku masih bisa memikirkan tentang San."
Wooyoung tersadar dari pikirannya saat ia mendengar ponselnya berbunyi, ia berjalan kearah meja kecil disamping ranjangnya itu, sekarang ia bisa pulang ke rumah dengan bebas. Wooyoung mengambil ponselnya dan menjawab panggilan telepon dari Mingi itu.
"Aku dan Yeosang akan datang ke rumahmu. Dan aku juga ada kejutan untukmu, aku yakin kamu akan menyukainya."
"Kejutan ap– ... brengsek!"
Wooyoung menatap kesal layar ponselnya yang menunjukkan sambungan telepon yang terputus karena Mingi tiba-tiba saja memutuskan panggilan telepon mereka, bahkan ia belum selesai bertanya tapi dia sudah mematikannya, benar-benar menyebalkan.
Wooyoung melempar ponselnya keatas ranjang, sebenarnya ia tak terlalu suka menyakiti dirinya sendiri tapi itu cukup membuatnya sedikit tenang. Ia mulai mendudukan dirinya ditepi ranjang dan kembali menatap telapak tangannya.
"Sialan, kenapa aku menyakiti diriku sendiri hanya karena San."
—
Seonghwa menghela nafasnya berat, sejak kemarin San terus merajuk berkata ingin bertemu dengan Wooyoung, padahal ia sudah berkata jika itu mustahil karena ayah Wooyoung pasti akan berbuat macam-macam pada San, dan tentu saja ia tak ingin itu terjadi.
Tapi sekarang ia benar-benar menuruti kemauan San untuk bertemu dengan Wooyoung karena ia tak ingin terus melihat San yang merajuk padanya, bahkan dia tak berbicara sedikitpun padanya saat sedang merajuk. Seonghwa sedikit melirik pada San.
"Apa kau yakin dengan ini San?"
"Iya kak, aku– aku ingin menyatakan perasaanku padanya."
San terus menatap keluar jendela, ia sebenarnya cukup ragu untuk bertemu dengan Wooyoung karena ia belum merasa cukup pantas untuk Wooyoung, tapi jika ia terus menyimpan perasaannya ini, ia tak akan pernah merasa lega.
"Apa menurut kakak aku sudah sedikit pantas untuk dapat menyatakan perasaanku pada Wooyoung?"
Seonghwa tak menjawab pertanyaan San, bahkan sebelum San menjadi San yang sekarang, dia sudah sangat pantas untuk siapapun karena dia memiliki hati yang baik, dia juga selalu melakukan apapun untuk membuat orang disekitarnya merasa senang.
Seonghwa akui San memang selalu dapat membuat dirinya senang, bahkan saat dimana hari ulang tahunnya, San rela menghabiskan uang yang dia dapatkan itu untuk membelikan kue untuk dirinya. Jika bisa ia ingin San menjadi kekasihnya, tapi San terlalu mencintai Wooyoung.
"Kamu bahkan terlalu pantas untuk Wooyoung, San."
"Benarkah?"
"Tentu, aku yakin banyak yang akan menyukaimu mulai sekarang."
San tertawa pelan mendengar ucapan dari Seonghwa, meskipun perkataan Seonghwa menjadi kenyataan tapi ia tetap tak bisa mencintai orang lain selain Wooyoung. Ia takut sekarang, bagaimana jika Wooyoung memang sudah menikah dan dirinya malah menyatakan cinta pada Wooyoung.
—
"Kejutan apa yang ingin kau berikan padaku?"
Yeosang sedikit melirik pada Mingi, ia juga cukup penasaran tentang apa kejutan yang Mingi maksud itu, dia sampai terus tersenyum sepanjang perjalanan menuju rumah Wooyoung dan terus berkata jika Wooyoung akan benar-benar menyukai kejutan yang dia bawa itu.
Mingi tersenyum tipis, ia menemukan sesuatu yang menarik, bahkan ia tak menyangka jika seorang peliharaan seperti San akan berubah drastis, ia juga cukup terkejut saat melihatnya. Mingi mulai melemparkan majalah yang ia bawa keatas meja.
"Lihatlah sampul majalahnya."
Wooyoung mendengus kesal, jadi yang dia maksud dengan kejutan adalah majalah? tidakkah itu terlalu murah untuk menjadi sebuah kejutan. Wooyoung mulai menatap majalah diatas meja itu, ia membulatkan matanya terkejut saat melihat siapa yang ada disampil majalahnya.
"San?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pet : Sanwoo/Woosan
FanfictionSan dijual oleh kedua orangtuanya ke tempat perdagangan manusia untuk melunasi hutang mereka pada rentenir. San menghabiskan sisa hidupnya didalam kandang besi, San juga sempat berpikir untuk bunuh diri tapi ternyata kesialannya masih terus berlanju...