30

5.5K 393 2
                                    

Setelah kejadian San yang mencoba bunuh diri waktu lalu, Wooyoung benar-benar tak membiarkan San untuk menyentuh atau menyimpan benda tajam disekitar San. Dan ia selalu mengawasi San selama ia bekerja dikantornya.

Wooyoung juga tak pernah membiarkan San untuk dapat bertemu dengan orang lain dari luar, karena ia tak ingin kejadian seperti saat Seonghwa datang ke rumahnya itu terjadi kembali.

Sedangkan San, ia tak terlalu menikmati dirinya yang diperlakukan seperti anak kecil oleh Wooyoung, tapi disatu sisi juga San tak bisa menolaknya. Terlebih Wooyoung selalu mengerucutkan bibirnya itu, membuat San merasa tak tega.

San menghela nafasnya berat, meskipun ia sedikit senang karena Wooyoung tak lagi memperlakukan dirinya seperti hewan peliharaan, tapi ia benar-benar merasa asing dengan semua perlakuan Wooyoung padanya.

"Makan yang banyak San."

"Aku bisa makan sendiri, bukankah kamu harus pergi bekerja?"

"Kamu tak suka jika aku menyuapimu?"

San melihat Wooyoung yang sudah mengerucutkan bibirnya itu disana. San kembali menghela nafasnya, dengan terpaksa ia membuka mulut dan menerima suapan dari Wooyoung.

Wooyoung tersenyum senang saat San menurut padanya, dan sepertinya ia harus segera mengambil cuti agar dirinya bisa dengan bebas mengawasi San setelah itu. Mungkin senin nanti ia akan mengambil cutinya.

Wooyoung mengalihkan pandangannya saat ponselnya itu tiba-tiba berdering, ia sedikit melirik pada ponselnya melihat siapa yang menelponnya. Wooyoung sedikit memutar bola matanya malas karena ayahnya lah yang menelpon.

"Wooyoung, malam nanti ikut bersama ayah."

"Untuk apa? aku sibuk."

"Melakukan perjodohanmu."

"Tidak, aku menolaknya."

"Kamu tak memiliki hak untuk menolak. Jika kamu tak datang, ayah tak akan segan-segan untuk menjauhkanmu dari peliharaanmu itu, ku dengar kalian cukup dekat sekarang."

"Aku pergi."

Wooyoung menghela nafasnya berat, entah siapa yang mengadu pada ayahnya. Ia tak ingin ayahnya ikut campur tentang apa yang ia miliki, tapi karena ayahnya memang dapat melakukan hal itu, ia jadi tak bisa menolaknya.

Wooyoung mulai menatap San yang masih sibuk menyantap makanannya itu, ia sedikit bingung dengan dirinya sendiri, mengapa ia harus menuruti kemauan ayahnya hanya karena ia takut jika San pergi darinya.

"Apa aku menyukainya? mustahil, bahkan dia tak memiliki apapun selain wajah dan tubuhnya itu."

Wooyoung menghela nafasnya pelan, tapi jika diingat San memang memiliki cukup banyak prestasi semasa dia sekolah dulu, mungkin jika dia lebih berani sedikit saja untuk melawan keluarganya, dia dapat menikmati hidupnya itu sekarang.

San sedikit tak nyaman karena Wooyoung terus menatapnya tanpa berkata apapun, ia juga dapat mendengar apa yang dibicarakan Wooyoung dengan ayahnya itu barusan dan entah mengapa ia merasa cemburu dengan perjodohan Wooyoung.

"Ganti pakaianmu dengan milikku, kau ikut ke kantorku sekarang."

"Apa?"

















Wooyoung dan San sudah berada di kantor milik Wooyoung. San hanya memakai kameja dan celana hitam saja tapi itu malah membuatnya menjadi pusat perhatian sekarang. San merasa tak nyaman dengan itu.

San menghela nafasnya pelan, ia sedikit melirik kearah Wooyoung yang hanya memasang wajah dinginnya itu disana. San sebenarnya cukup penasaran tentang mengapa Wooyoung tiba-tiba mengajaknya kesini.

Berbeda dengan San, Wooyoung merasa risih karena semua mata tertuju pada San selama mereka berjalan di kantornya, ia memang mengakui jika wajah San terlihat sangat tampan tapi itu malah membuatnya cukup cemburu sekarang.

"Seharusnya aku membiarkan dia memakai baju yang biasa saja, jika seperti ini, dia malah terlihat seperti benar-benar seorang businessman."

"Kau menyebalkan."

San mengerutkan dahinya saat mendengar ucapan tiba-tiba dari Wooyoung padanya, padahal ia tak melakukan apapun lalu apa yang membuat Wooyoung kesal padanya sekarang. San kembali melirik pada Wooyoung yang memang kesal disana.

Wooyoung mendengus kesal, ia membuka pintu ruangannya dan berjalan masuk dengan sedikit menghentakkan kakinya. Ia benar-benar merasa jengkel, sepertinya keputusan tentang ia membawa San keluar adalah keputusan yang salah.

San ikut masuk kedalam ruangan milik Wooyoung dan berdiri dihadapannya sekarang. Ia masih merasa kebingungan karena Wooyoung tiba-tiba kesal padanya, itu sedikit membuatnya cukup berharap jika Wooyoung cemburu sekarang.

"Apa aku berbuat salah?"

"Ya! kau salah karena memiliki wajah yang tampan! sialan, benar-benar menyebalkan."

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang