31

5.6K 369 0
                                    

San hanya berdiam diri disofa dengan terus memperhatikan Wooyoung yang sibuk dengan pekerjaannya itu disana. San menghela nafasnya pelan, jika seperti ini ia lebih memilih untuk tinggal dirumah agar ia bisa sedikit melakukan pekerjaan.

Tapi jika diingat pun ia tak memiliki hak untuk memilih. San cukup merasa bosan sekarang karena tak melakukan apapun, berbeda dengan dirinya jika berada di rumah, ia bisa membantu membersihkan taman atau apapun.

"Tuan."

"Sudah aku katakan jangan memanggilku dengan sebutan tuan."

Wooyoung mengalihkan pandangannya pada San, ia sedikit melirik pada jam dinding di ruangannya, sudah 3 jam lamanya ia mengabaikan keberadaan San karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan bisa ia yakini jika San sedang merasa bosan sekarang.

"Aku merasa tak sopan jika memanggilmu dengan nama."

"Kau akan selalu menuruti semua perintah dariku bukan?"

"Iya."

"Kalau begitu, anggap itu sebagai perintah dariku untukmu."

San menghela nafasnya, ia sungguh merasa tak sopan jika memanggil pemiliknya itu dengan nama saja, bahkan semua orang di rumah memanggil Wooyoung dengan panggilan tuan, tapi mengapa dirinya tak diperbolehkan.

San beranjak dari duduknya dan berjalan mendekat pada Wooyoung yang kembali sibuk itu dengan pekerjaannya. Ia sebenarnya tak ingin mengganggu Wooyoung yang sedang bekerja, tapi ia benar-benar sudah merasa bosan sekarang.

"Aku bosan Woo."

Wooyoung terkejut saat tiba-tiba San menidurkan kepalanya itu dipaha miliknya, ia bahkan terlalu fokus dengan pekerjaannya itu sampai-sampai ia tak menyadari pergerakan San. Wooyoung sedikit menunduk melihat San disana.

"Aku bosan."

Wooyoung tersenyum tipis melihat San terus mengusakkan wajahnya itu dibelahan paha miliknya. Jika saja San melakukannya dengan bertelanjang dada dan memakai kalung anjing, itu pasti akan terlihat sangat menggemaskan.

San memeluk pinggang Wooyoung dengan erat dan sedikit mengusakkan wajahnya di perut Wooyoung. San mulai mengecup beberapa kali perut Wooyoung yang masih terbalut dengan kameja itu disana.

"Berhentilah bersikap menggemaskan sayang, aku bisa terangsang dengan itu."

"Tapi aku bosan."

"Lalu? kamu ingin bermain dengan tubuhku ini?"

"Can I?"

Wooyoung sedikit menyeringai, ia jadi ingin mempermainkan San tapi dengan San yang terus bersikap manja itu dan meraba tubuhnya membuat dirinya jadi cukup terangsang sekarang. Wooyoung mulai mengusap pipi San.

"What if I said no?"

"Then I will do it anyway."

San mulai menurunkan resleting celana Wooyoung dan mengeluarkan penisnya itu dari dalam sana, ia bisa melihat penis Wooyoung yang sudah setengah menegang disana. San menjilat penis Wooyoung dan menghisap kepala penisnya.

Wooyoung mengigit bibir bawahnya perlahan, ia menatap San yang terus menjilati penis miliknya itu dibawah sana. Wooyoung menekan tombol nomor 1 di telepon kantornya, ia menghubungi sekertarisnya sekarang.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?"

"Untuk sekarang jangan biarkan siapapun masuk ke ruangan saya, dan jika ada yang ingin bertemu katakan jika saya sedang sibuk."

"Saya mengerti tuan."

Sambungannya terputus dan disaat yang bersamaan San mulai memasukkan penis Wooyoung itu kedalam mulutnya. San dengan perlahan menggerakkan mulutnya itu secara berlawanan arah dan sesekali ia juga menghisap penis Wooyoung.

Wooyoung menyekat rambut San yang menutupi mata tajamnya itu. Ia sedikit mendongak merasakan hangatnya mulut San didalam sana, bahkan San terus menghisap penisnya itu membuatnya merasakan nikmat seketika.

"Mmhhh Sanhh..."

San mulai mempercepat gerakan mulutnya dengan sedikit melirik kearah Wooyoung. San terus menghisap kuat penis Wooyoung dan tangannya ia gunakan untuk memijat twinsball Wooyoung.

Wooyoung sedikit meremas rambut San melampiaskan rasa nikmatnya itu didalam sana, ia juga menekan kepala belakang San untuk dapat mengulum penisnya lebih dalam lagi.

"Mmphhh ahhh... anhhh–"

San terus mempercepat gerakan mulutnya itu membuat Wooyoung terus mendesah kenikmatan, dan itu berhasil membangunkan penis miliknya juga. Mendengar suara desahan lembut dari Wooyoung membuat penisnya menegang.

Wooyoung sedikit merapatkan pahanya, ia tak dapat lagi menahan apa yang ia rasakan sekarang, San benar-benar pandai membuatnya merasa kenikmatan bahkan hanya dengan mulut atau jarinya itu.

"Nghhh anhhh Sanhh aku akan–akhhh..."

Wooyoung mendongak saat ia sudah mengeluarkan cairannya itu didalam mulut San, ia melepas genggaman tangannya dari rambut San. Ia bahkan merasa sedikit lelah hanya dengan satu kali klimaks.

San mengeluarkan penis Wooyoung dari dalam mulutnya, ia menelan semua sperma milik Wooyoung itu dan tentu saja ia juga menjilati sisa-sisa sperma yang tertinggal di penis Wooyoung dan sedikit menghisap kepala penisnya itu.

"Hmmhhh, puas bermain sayang?"

"Not yet, I'd like more."

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang