3

8.1K 581 1
                                    

Sudah hampir setengah jam Wooyoung berkeliling ditempat yang dipenuhi kandang-kandang ini, tapi tak ada satu pun yang menarik perhatiannya, mereka semua terlihat biasa, bahkan pelayannya dirumah jauh lebih baik dari mereka yang berada disini.

Wooyoung mulai mengerutkan dahinya bingung saat melihat ada satu kandang yang kosong, disana tertulis S-N01. Sepertinya semua manusia yang dijual disini memiliki kode nama tersendiri atau itu hanya untuk memudahkan mereka mencarinya.

"Mengapa kandang yang disana kosong?"

"Ahh itu–"

"Mingi? kamu datang kembali? tak cukup puas dengan hanya Yunho seorang?"

Wooyoung mengalihkan pandangannya pada seseorang yang tiba-tiba datang dan berbicara pada temannya itu, ia juga melihat ada seorang pria yang berdiri dibelakangnya. Wooyoung sedikit mengintip untuk dapat melihat siapa orang tersebut.

Wooyoung tersenyum tipis saat ia berhasil melihat wajahnya, dia adalah orang yang ia cari, tapi mengapa dia berada disamping orang yang tiba-tiba datang itu, apakah dia sekertarisnya atau apa. Jika memang iya, itu artinya ia tak bisa mendapatkannya.

"Tidak kak, aku sudah cukup puas dengan Yunho, dia sangat manis. Aku kesini untuk menemani temanku, dia ingin melihat-lihat juga disini."

"Aku mengerti. Aku Seonghwa, pemilik tempat ini."

"Wooyoung."

Wooyoung menatap Seonghwa dari bawah sampai atas, dia terlihat cantik untuk ukuran seorang pria. Ia kembali menatap seseorang yang sudah berdiam diri disamping Seonghwa itu. Bahkan jika dia bukan salah satu orang yang dijual disini, ia akan tetap mendapatkannya.

"Itu dia orangnya, S-N01."

San yang merasa terpanggil mulai mengangkat kepalanya karena sedari tadi ia sedikit menunduk. Ia menatap ketiga orang dihadapannya sekarang, salah satu dari mereka adalah orang yang bekerja disini, dan dua orang disana sepertinya seorang pembeli.

Wooyoung mulai menyeringai saat tau jika orang yang ia inginkan adalah salah satu manusia yang dijual juga, ia pikir jika dia adalah sekertaris Seonghwa atau semacamnya ternyata bukan. Tapi itu sedikit membuatnya heran, mengapa dia bersama Seonghwa dan tak berada di kandangnya sendiri.

"Suka dengannya, Wooyoung?"

"Aku menyukainya, aku ingin dia."

San sedikit terkejut dengan ucapan seseorang yang berada dihadapannya itu, ia mulai menatap kearah Seonghwa dengan sedikit memohon agar dirinya tak dijual pada orang lain. Ia lebih baik berada disini dibandingkan harus pergi bersama dengan orang tersebut.

Seonghwa yang menatap tatapan memohon dari San itu hanya tersenyum tipis, ia sebenarnya juga tak ingin San cepat pergi dari tempatnya, tapi mengingat dirinya adalah seorang penjual sudah pasti ia lebih menginginkan uang bukan.

"Kamu yakin Wooyoung? tak ingin melihat yang lainnya terlebih dahulu?"

"Aku sudah melihat semuanya dan tak ada yang dapat menarik perhatianku selain orang yang berdiri disampingmu itu."

"Baiklah, tap–"

"Aku tak ingin mendengar penjelasan apapun, yang aku inginkan sekarang adalah dia. Katakan berapa harga yang kau inginkan."

San menghela nafasnya berat, bahkan ia bukan barang tapi karena dirinya memang seorang yang akan di perjualbelikan, ia tak bisa melakukan apapun selain menerimanya. San menatap Seonghwa yang sedang berbincang tentang harga yang pas untuknya.

San terus menatap mereka berdua, ia tak bisa mendengarkan apa yang mereka bicarakan disana karena mereka berjalan menjauh darinya. Meskipun disini ia banyak menerima hinaan tapi ia merasa lebih baik jika dibandingkan dengan saat dirinya bersama kedua orangtuanya.

"Apa kau kesal? Wooyoung orang yang baik."

San menatap pria tinggi dihadapannya yang tadi datang bersama seseorang bernama Wooyoung itu. Ia tak menjawabnya dan lebih memilih untuk mengabaikannya. Ia bahkan tak yakin jika Wooyoung adalah orang yang baik, melihat dia berada disini, ia sudah dapat menebak bagaimana sifatnya nanti.

Mingi yang merasa diabaikan olehnya mengerutkan dahinya bingung, dia tak terlihat seperti orang yang pendiam tapi sejak tadi dia hanya menutup bibirnya itu seolah dia memang tak ingin mengeluarkan suaranya. Mingi mulai menggendikan bahunya tak peduli, lagi pula itu bukanlah urusannya.

San menatap kedua orang yang sudah mulai kembali berjalan ke tempatnya semula. Ia mulai merasa tak nyaman dengan perasaannya, bahkan ia bisa melihat Wooyoung yang terus menyeringai disana. Sepertinya kesialannya masih akan terus berlanjut sekarang.

"San, kamu bisa pergi dengannya sekarang."

Wooyoung tersenyum tipis melihat San yang hanya berdiam diri saja disana tanpa membuka suaranya. Ia mulai berjalan mendekatinya dan menarik pinggangnya itu untuk dapat mendekat padanya. Wooyoung mulai menjilat telinganya dan membisikkan sesuatu padanya.

"Jadilah anjing yang penurut sayang."

My Pet : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang