PROLOG

460 18 3
                                    

Ketika Aisha Putri Adila menginjakan kaki di Pondok Pesantren An-Nur dengan pemandangan pantainya yang menjadi ciri khas lekat, ia bertemu dengan Ahmad Idris Assegaf, seorang Gus tampan berhati dingin. Kulitnya yang putih kemerahan, tatapan yang tajam, dan suara merdu memikat, Gus Idris sungguh sosok teramat menarik yang membuat perasaannya jungkir balik.

Faktanya, Gus Idris adalah primadona Santriyah An-Nur, nama beliau tak pernah absen dari pembahasan mbak santri setiap harinya. Hingga waktu mempertemukan keduanya dalam interaksi singkat yang langsung menyebarkan hoax dikalangan santriyah. Tapi Aisha gegas menepis sepenggal rasa yang entah harus disebut apa mengingat kasta keduanya yang jauh terjal tak setara.

Hatinya memilih berlabuh pada sosok santri sederhana penabuh darbuka, Irsyad Al-fatih. Sayangnya sampai saat ini Aisha masih menjadi pengembara cinta yang sedang mencari jawaban pasti dari sang pujaan hati. Karena nyatanya hubungan mereka hanya segumpal gosip yang mengepul dikalangan santri maupun santriyah.

Kisah ini menceritakan tentang misteri suara patah hati dari seorang wanita yang sedang menikmati cinta pertamanya. Kisah ini akan mengajarkanmu bagaimana caranya ikhlas paling serius. Tidak menjanjikan akhir bahagia, karena cerita ini penuh dengan lika-liku luka.

-21 Maret 2023
@zia_ashadiya08

Kita Dalam Untaian Doa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang