prolog

5.9K 171 2
                                    


Assalamualaikum temen-temen

Ketemu lagi di cerita bagian kedua

Tokoh, kejadian, waktu, tempat dan lainya hanya sebatas karangan fiksi apa bila ada persamaan tokoh mohon di maafkan karena ini murni ketidak sengajaan.

FYI ini lanjutan dari cerita shaqueena ini menceritakan Rayyan Shaquille, udah baca cerita shaqueena belum ni?

"Alhamdulillah ya Allah" seorang lelaki yang baru usai membaca ayat suci Al-Quran namun ia membacanya dari layar ponsel karena ia tidak memegang mushaf Al-Qur'an

Lelaki itu bernama MUHAMMAD RAYYAN SHAQUILLE ia sedang memandangi langit malam dengan cahaya gedung yang terlihat seperti bintang-bintang

Saat ini ia sedang menempuh perjalanan udara dari Yaman menuju Jeddah
"Lo gak mau tidur?" Tanya seseorang lelaki yang duduk di kursi sebelah Rayyan ia adalah teman dari Rayyan yakni Revand

"Gue gak bisa tidur" balas Rayyan yang masih menatap langit malam itu

Lalu Revand pun mengecek handphone miliknya dan ia memainkan ponselnya, mereka adalah penerima beasiswa Yaman dari pondok pesantren yang sama jadi mereka sudah berteman kurang lebih 6 tahun

Dan kini mereka menjalani umrah dengan pengawas pondok pesantrennya
"Gue ke toilet dulu ya" beo Revand lalu ia berdiri dari tempat duduknya dan langsung pergi ke toilet pesawat

Jam menunjukkan pukul 02.00

Di perkirakan mereka akan sampai di Jeddah dalam kurun waktu satu jam, Rayyan yang melihat lihat galeri fotonya dan ia tersenyum saat melihat foto-foto saat ia masih berkuliah di Yaman

Rayyan berkuliah di Al-Ahgaff university yang bertempat di daerah Fuwwah Yaman, ia berkuliah di fakultas syari'ah dan mengambil jurusan Perbandingan Madzhab (S1)

Jam menunjukan pukul 03.40

Rayyan dan tiga temanya juga para pengawas pondok pesantren sudah berada di bandara udara king Abdulaziz Jeddah dan mereka sekarang akan segera pergi hotel yang berada di Mekkah

"Foto dulu" titah seorang lelaki paruh baya yang di yakini sebagai kepala pimpinan pondok pesantren tempat Rayyan menuntut ilmu

"Ayo ayo foto dulu" lanjut seseorang lelaki yang menggunakan batik hijau

Lalu Rayyan yang berada di sebelah kanan dan memegang bener nama pondok pesantren nya dan sebelah kiri yang di pegang Revand sedangkan dua perempuan yang berada di tengah jadi total merek 4 orang penerima beasiswa dan 10 orang pembimbing pondok pesantren

Tak lama mereka langsung menaiki mini bus yang sudah di siapkan
Rayyan pun terlelap karena ia sudah sangat mengantuk perjalanan darat di tempuh selama 1 jam kurang lebih dari Jeddah ke Mekkah

Di saat teman-temannya sudah tidak mengetuk karena sudah tidur di pesawat namun Rayyan malah tidur karena sepanjang dua jam setengah ia tidak tidur

Jam menunjukan pukul 05.00

Rayyan yang baru usai melaksanakan sholat subuh di kamar hotel ia sekamar dengan Revand jadi ia sholat berjamaah berdua

Rayyan pun mengambil handphone miliknya ia melihat notifikasi telepon yang sudah penuh di handphone nya lalu ia pun menelepon balik nomor Abyan karena yang menelepon nya tadi Abyan

"Assalamualaikum" tutur Rayyan saat teleponnya telah di terima Abyan

"Wa'alaikumsalam" jawab Abyan dari dalam telepon tiba-tiba panggilan Vidio call muncul lalu Rayyan pun mengaktifkan Vidio call

Terlihat Kayla, Abyan, Zana dan Arhan yang sedang berkumpul
"Halo bang" sapa Zana yang tersenyum riang

"Di situ jam berapa Bun?" Tanya Rayyan pada Kayla

"Jam sembilan" jawab Kayla lalu Rayyan menatap adik lelakinya yang dari tadi hanya diam yakni Arhan namun itu sudah biasa bagi Rayyan karena Arhan bukanya garang tetap dingin lebih mirip ke Abyan sih, dan tertutup

"Arhan udah belajar kitab apa aja?" Tanya Rayyan yang berusaha membuat topik akrab dengan adiknya itu karena ia yang paling jarang berbicara dengan adiknya karena ia mondok 6 tahun lalu berkuliah di Yaman 4 tahun membuatnya jarang berada di rumah

"Tu tanya bang Ray" ucap Abyan yang menoleh ke Arhan

"Jurumiyah" balas Arhan yang terlihat ketus dan tanpa menoleh ke layar ponsel

Lalu mereka melanjutkan obrolannya dan di barengi sedang canda tawa

"Ayah mau ngomong boleh?" Tanya Abyan lalu tiba-tiba keadaan di sana hening yang awalnya terdengar ramai

"Boleh, mau ngomong apa?" Tanya Rayyan

"Jika kamu berkenan apa mau kamu ayah jodohkan dengan anak dari teman ayah" tutur Abyan seketika Rayyan berfikir

Tak lama Rayyan pun menjawab
"Kalau itu kemauan ayah, bunda insya Allah Abang siap, jika Abang masih bisa melakukannya Abang akan lakukan." Tutur Rayyan, Abyan dan Kayla pun kaget dengan jawaban anaknya yang begitu tabah dan menghargai orangtuanya

"Tapi kami tidak akan memaksa kok" lanjut kayla yang tidak mau anaknya keberatan namun tak berani mengucapkan

"Abang mau Kok, Abang yakin itu jalan yang terbaik buat Abang dari ayah, bunda" lanjut Rayyan yang terdengar sangat berwibawa dan dewasa

"Oke kita bicarakan nanti setelah kamu pulang" lanjut Abyan

"Ayah, bunda maaf banget, Abang mau melakukan umrah Sekarang nanti Abang telepon lagi ya kalo abang udah selesai" tutur Rayyan di balas anggukan oleh Abyan dan Kayla

"Oke hati-hati ya nak, fokus ibadahnya jangan mikirin perjodohan tadi" ucap Abyan yang takut anaknya terlalu memikirkan apa yang tadi ia bilang

"Gak kok yah" balas Rayyan

Lalu Rayyan mematikan telepon nya dan ia pun bersiap-siap mandi junub untuk melaksanakan umrah

Revand yang telah mandi terlebih dahulu lalu di susul Rayyan yang masuk ke kamar mandi hotel itu

Tak sampai sepuluh menit Rayyan keluar dari kamar mandi dan langsung bersiap-siap menggunakan kain ihram dan memakai wangi-wangian yang sangat harum

Gimana guys suka gak.?

Jangan lupa tinggalkan jejak!!

Jangan lupa spam komen sebanyak mungkin!!

Apabila ada kesalahan mohon di maafkan ya guys

Sekian

Assalamualaikum

Shaquille.2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang