32. Gus Rasya

1K 104 6
                                    

9 bulan kemudian

Nit... Nit... Nit...

Suara alarm dari handphone milik Rayyan telah berbunyi suara lalu ia bangun dari tempat tidurnya dan ia melihat layar handphonenya dengan mata yang masih sipit karena ia masih setengah sadar terlihat jam menunjukkan pukul 02.45

Dan terdengar suara petir yang saling menyambar lalu ia melihat istrinya yang masih tidur ia pun mencium kening istrinya lalu ia berjalan menuju ranjang bayi ia melihat anaknya yang masih terlelap yakni Rasya

Tak lama suara rintikan hujan mulai menyapa membuat udara dini hari di Bogor semakin mencekam dinginnya sampai-sampai Rayyan hampir tak kuat menahan dingin saat menginjakkan kakinya di dalam kamar mandi

Suara gemericik air terdengar dari dalam kamar mandi membuat Asya terbangun ia pun mengusap matanya dan ia duduk di atas ranjangnya, baginya sudah bisa mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi di waktu dini hari seperti ini karena memang sudah kebiasaan Rayyan untuk melaksanakan sholat tahajud di sepertiga malam

Asya pun mulai menginjakkan kakinya ke lantai ia berniat ingin ikut sholat tahajud saat ini kamarnya masih dalam keadaan lampu yang mati ia pun hanya menghidupkan lampu belajar yang terletak di atas meja sebelah ranjang karena jika ia menghidupkan lampu Rasya akan terbangun

Tak lama Rayyan yang keluar dari kamar mandi dengan baju muslim dan celana training hitam
"Mau ikut tahajud, hmmm?" Tanya Rayyan tanpa menoleh ke Asya dengan pandangan fokus ke sebuah gantungan baju untuk mengambil sarung yang akan ia kenakan

"Mau" jawab Asya ia pun berjalan menuju dalam kamar mandi sedangkan Rayyan yang menunggu istrinya bebersih tapi Asya tidak akan mandi di waktu seperti itu karena ia paling tidak tahan dengan yang namanya dingin

Rayyan pun berinisiatif untuk mengambil sajadah di ruang sholat dan ia berniat ingin sholat tahajud di dalam kamarnya karena ia tak tega melihat anaknya di tinggal seorang diri untuk ia melaksanakan sholat tahajud dengan istrinya ia mengambil sajadah dengan jalan yang lumayan cepat

****

Jam menunjukkan pukul 04.00

Rayyan yang sudah siap akan pergi ke masjid pondok untuk menjadi imam sholat
"Abba!" Ucap Rasya yang berlari menuju Rayyan dan memeluk lutut Rayyan

"Mau ikut Abba?" Tanya Rayyan yang menyamaratakan tingginya dengan anaknya itu Asya pun menghampiri Rayyan dan anaknya itu

"Saya ajak Rasya boleh?" Tanya Rayyan yang menoleh ke Asya

"Kira-kira bakal ribet gak?" Lanjut Asya yang sudah sangat tau karakter anak pertamanya itu yang sangat aktif ke sana kemari bahkan di saat anak seumurannya masih terlelap di jam segini ia sudah bangun

"Enggak" balas Rayyan yang menggendong Rasya lalu Asya pun memberi Rayyan mainan berupa mobil mainan untuk Rasya mainkan di sana

"Salim dengan Uma" titah Rayyan lalu tangan kecil Rasya pun menyalami tangan Asya dan Rasya mencium punggung tangan Uma nya itu

"Ya sudah saya pergi ya, assalamualaikum" tutur Rayyan yang membuka pintu rumahnya dan ia berjalan meninggalkan rumah

Terlihat beberapa santri yang berjalan menuju masjid tak lama tiga orang santriwati menghampiri Rayyan
"Assalamualaikum ustadz" ucap tiga santriwati itu yang ternyata Mila, Hilma dan Rani

"Wa'alaikumsalam" balas Rayyan

"Gus Rasya mau ikut mba Hilma?" Tanya Hilma kepada Rasya karena ia sudah sering menjaga Rasya di masjid sambil ia sholat

"Emmmm, Abba!" Tolak Rasya yang memeluk Rayyan tiga santriwati itu pun tertawa

"Sudah tidak apa-apa, saya bisa kok" lanjut Rayyan

"Ya sudah cepat ke masjid, saya duluan assalamualaikum" tutur Rayyan yang kembali melanjutkan jalannya

Tak lama ia sampai masjid dan ia meletakkan Rasya di samping sajadah tempat ia sholat

****

Rayyan yang menjadi imam sholat subuh dengan para santri yang menjadi makmum Rasya pun berjalan menuju depan seorang santri sambil membawa mic

Sedangkan mereka yang sedang membaca qunut
Rasya pun duduk dan menaruh mic nya di samping bokongnya

Brutttt!

Terdengar suara kentut yang begitu keras karena suara kentut itu terdengar sampai Microsoft yang di bawa Rasya otomatis suara kentut itu akan sampai ke sound yang terhubung ke Microsoft itu siapa lagi yang kentut kalau bukan Rasya sedangkan semua santri dan santriwati yang tak kuasa menahan tawa

Hingga tawa itu sampai ke gendang telinga Rayyan namun Rayyan masih tak menghiraukannya dan terus melanjutkan sholatnya

Sampai akhirnya sholat subuh itu selesai lalu Rayyan langsung menghadap ke para santri itu

"Siapa yang tawa!?" Tanya Rayyan dengan suara yang begitu keras seketika suara tawa itu berhenti dan semua santri dan santriwati menundukkan kepalanya

"Kalian sedang sholat tidak sopan sekali, kalian sedang menghadap ke Allah SWT!" Lanjut Rayyan seketika suara senyap

"Saya mau ulang semuanya sholatnya!" Pinta Rayyan karena ia mendengar sepertinya semuanya tertawa

Para santri itu pun mengulang sholatnya

****

Jam menunjukkan pukul 06.00

Rayyan yang baru sampai rumah dengan Rasya yang sudah menangis
"Eh kenapa?" Tanya Asya yang menghampiri anaknya itu yang tengah menangis

"Abba" lirih Rasya

"Kenapa Abba?" Tanya Asya yang kebingungan ia pun menggendong anaknya itu

"Dia kentut kenceng banget sayang, terus santri-santri malah tawa" lanjut Rayyan yang duduk di sofa ruang tamu

"Oh Rasya di marahi Abba" lanjut Asya yang duduk di samping Rayyan

Rayyan yang berdiri dari tempat duduk nya ia berjalan menuju dapur dan di ikuti Asya di belakang
"Kamu buat atau beli?" Tanya Rayyan yang mencium harumnya bubur ayam yang tersaji di mangkuk dan sudah berada di atas meja makan

"Buat, masih belajar" balas Asya Rayyan pun mulai mencoba bubur ayam itu satu suapan pun sampai ke mulutnya

"Enak banget" puji Rayyan yang tersenyum




*****

Oh ya mungkin ada yang kurang enak dengan pergantian waktunya yang begitu cepat saya mohon maaf karena kalo gak kaya gitu pasti panjang banget ceritanya lagi pula ini tuh versi Wattpad nya guys

Jangan lupa tinggalkan jejak!!

Jangan lupa spam komen sebanyak mungkin!

Plisss vote guys sama-sama 15k readers shaquille.2 dan shaqueena tapi berbeda jauh vote nya

Sekian terima vote
Assalamualaikum

Shaquille.2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang