07. Humaira

1.4K 85 0
                                    


3 Minggu kemudian

"Mau warna apa kira-kira?"
Tanya ibu Maryam saat melihatku gaun pengantin yang beragam warnanya

"Kayanya kalo pakai adat Melayu, bagus ya atasannya biru tua bawahannya putih" lanjut Kayla yang memegang bahan dari gaun tersebut

"Kalo menurut Rayyan?" Tanya bu Maryam spontan Rayyan menoleh ke arah Ibu Maryam

"Saya terserah ibu sama bunda saya aja" jawab Rayyan yang melihatnya tidak mau repot-repot

"Kalau Humaira mau yang seperti apa?" Tanya Kayla yang berdiri di samping Rayyan sedangkan Humaira yang berdiri di belakang ibu Maryam

"A-aku ikut apa kata ibu dan bundaku" balas Humaira yang terlihat gugup

"Lah pada terserah yang pingin nikah kalian kan" beo Kayla yang tertawa kecil sambil menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya

"Ibu Maryam sepakat gak nih kalo ini?" Tanya Kayla pada Bu Maryam

"Bagus ini Bu boleh ni, Rayyan, Humairah mau ini?" Lanjut tanya ibu Maryam spontan mereka menganggukkan kepala bersamaan

"Kompak amat" gurau ibu Maryam yang tertawa kecil

Lalu mereka pun sepakat dengan pakaian yang akan mereka beli

Mereka pun pergi menuju kasir mereka tidak menyewa baju melainkan membelinya mereka membeli pakaian itu di sebuah toko yang isinya gaun dan pakaian pernikahan

Tak lama mereka sampai kasir
"Jadi berapa mba?" Tanya kayla pada penjaga kasir itu

"Seragamnya delapan, dres Melayu dua, baju Melayu pria nya dua" ucap penjaga kasir itu yang sedang menghitung

"Totalnya jadi 30 juta" lanjut penjaga kasir itu

"Buat seragam keluarga saya biar saya yang bayar Bu"

"Tidak usah repot-repot Bu" lanjut Kayla yang melarang Bu Maryam untuk membayarnya

Sedangkan Rayyan yang mengeluarkan kartu kredit nya

Jam menunjukkan pukul 17.00

Kayla dan Rayyan yang tengah jalan pulang menuju Bogor sejujurnya Kayla dan Rayyan pun merasa lelah karena harus bolak-balik Bandung, Bogor yang jaraknya tidak dekat

"Duh pegel ih" beo Kayla yang duduk di samping kursi sopir

"Satu jam lagi sampai Bun" balas Rayyan yang fokus pada jalan di depannya untung saja saat ini jalan sedang tidak macet jadi dengan mudah mobil yang di kendarai Rayyan melesat dengan kecepatan rata-rata

Jam menunjukkan pukul 20.00

Rayyan yang sudah siap ingin pulang ke rumahnya dan ia berjalan menuju teras rumah di ikuti Abyan dan Kayla di belakang

"Hati-hati ya bang, sering-sering ke sini lagi" beo kayla yang berdiri di samping Abyan

"Iya jangan ngebut, kalo butuh apa-apa telepon atau chat ayah aja" lanjut Abyan

"Ya udah nanti kemalaman Abang pulang ya Bun, yah assalamualaikum" tutur Rayyan yang mencium punggung tangan Abyan dan mencium tangan Kayla

Lalu ia pun berjalan menuju mobilnya dan langsung memarkirkan nya

Lalu Rayyan mulai mengemudi mobilnya di Jalan raya

Jam menunjukkan pukul 21.00

Ia mulai memasuki area pondok pesantren dan ia melewati lapangan pondok yang terlihat ramai karena banyak santri yang sedang bermain bola

Shaquille.2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang