02. Jabal Rahma

1.5K 112 0
                                    



4 hari kemudian

Jam menunjukkan pukul 13.00

Mini bus yang di tumpangi Rayyan dan jama'ah lainya telah sampai di dekat Jabal Rahmah

Di sini Rayyan yang sangat karena ia masih kepikiran tentang kertas yang ia temukan karena sudah beberapa tempat ziarah ia tidak menemukan pemiliknya

Lalu mereka di berikan botol mineral yang berisikan air zam-zam
Tidak jauh lagi mereka akan sampai di kaki Jabal Rahmah

Beberapa menit kemudian

Mereka yang mulai menaiki bebatuan Jabal Rahmah
"Ustadz maaf saya kebelet mumpung masih ada toilet umum saya ke toilet dulu ya, kalo ustadz dan yang lainya ingin duluan silakan" tutur Rayyan saat Sudan beberapa batu ia lewati ia lebih memilik turun kembali karena ia sangat ingin membuang air besar jika ia terus menaiki bukit ini ia tidak akan menemukan toilet umum di atas sana

Lalu Rayyan pun turun kembali saat ia Samapi di kaki Jabal Rahmah ia pergi menuju toilet umum, Rayyan pun langsung masuk ke toilet umum kebetulan sedang tidak ramai

Tak sampai sepuluh menit Rayyan keluar lalu ia berjalan kembali menuju kaki Jabal Rahmah suara dering handphone miliknya membuat langkah nya terhentikan
"Ray kita sudah mau sampai, kamu menyusul ya" ucap Revand dari dalam telepon

Rayyan pun melanjutkan perjalanannya namun perhatian nya terpaku kepada seorang perempuan yang menggunakan gamis hitam juga niqab hitam yang wanita itu kenakan

Yang membuat perhatian Rayyan terpaku ialah sebuah syal merah dan tertulis berwarna putih yakni Indonesia di syal merah itu

Rayyan yang terus berjalan menaiki bebatuan itu ia berjalan di belakang wanita itu lalu Rayyan berhenti sejenak untuk menutupi wajahnya dengan sorban Hitam yang ia kenakan jadi hanya matanya yang terlihat

"Astaghfirullah!" Spontan wanita itu beristighfar saat air mineral nya jatuh dan membuat gamis nya terciprat air, air itu pun jatuh habis

"Assalamualaikum" Rayyan yang berinisiatif mendekat untuk memberikan air yang ia pegang

"Wa'alaikumsalam" jawab wanita itu yang menoleh ke Rayyan

"You can just drink mine" tutur Rayyan yang memberikan sebotol minuman nya

"What will you drink?" Perempuan itu tidak langsung menerima air dari Rayyan Karen ia tidak mau merepotkan

"Don't worry, I can drink something else" jawab Rayyan lalu perempuan itu langsung menerimanya karena ia juga sudah merasa haus

"Where are you from?" Tanya perempuan itu

"Indonesia"

"Kamu dari kota mana?" Tanya perempuan itu yang langsung menggunakan bahasa Indonesia

"Bogor"

"Aku asal Bandung"

"Perkenalkan nama ku Asya ratafa kamu bisa panggil aku Asya" lanjut perempuan itu yang memperkenalkan dirinya

"Nama saya Muhammad Rayyan Shaquille, kamu bisa panggil saya Rayyan" lanjut Rayyan

"Mana rombongan kamu?" Tanya Rayyan yang bingung karena dari tadi Asya hanya sendiri

"Sudah di atas, tadi aku abis dari toilet" jawab Asya

"Ya sudah mungkin kita bisa bareng ke atas sana tapi jangan terlalu dekat takut menimbulkan fitnah" tutur Rayyan di balas anggukan oleh Asya

Lalu mereka jalan ke atas sana Rayyan yang jalan di depan Asya tiba-tiba Rayyan memberhentikan langkah nya membuat Asya memberhentikan langkahnya juga
"Apa ini punya mu?" Tanya Rayyan yang membalikkan tubuhnya dan ia mengeluarkan secarik kertas yang ia temukan di masjid al-haram

"Emmmmm, dari mana kamu dapat?" Tanya Asya membuat Rayyan semakin yakin ini milik Asya

"Keras ini jatuh tepat di pangkuan saya" lanjut Rayyan yang memberikan kertas itu

"Maaf ya saya belum berani untuk menikahi kamu tapi saya yakin jika kita berjodoh pasti Allah pertemukan" tutur Rayyan membuat Asya tidak bisa berkata apapun dalam lubuk hatinya ia merasa getaran yang sangat dahsyat di hatinya

"Maaf itu rombongan saya sudah terlihat, kamu simpan sorban saya jika kita berjodoh kamu balikkan namun jika kita tidak berjodoh kamu simpan baik-baik" lanjut Rayyan yang langsung melepas sorbannya dari kepalanya lalu terpancar wajah tampannya Asya pun menerima sorban itu di tangannya

Lalu Rayyan langsung pergi menghampiri rombongan nya

"Dari mana aja Lo?" Tanya Revand yang melihat Rayyan yang baru sampai

"Nyasar" celetuk Rania

"Engga mana ada nyasar tadi itu" Rayyan yang bingung ingin menjawab apa

"Kamar mandinya penuh tadi" guraunya yang langsung di percayai oleh rekannya

Lalu Rayyan pun duduk di baru yang lumayan besar
"Eghhh haus" lirih Rayyan yang memegang tenggorokan nya yang terasa kering

"Lah itu kan botol aku" Rayyan yang melihat botolnya berada di depan matanya percis botolnya karena sudah tertulis nama Rayyan di botol itu

Rayyan pun langsung mengambil botol itu dan meminumnya airnya yang sudah sisa sedangan dari kejauhan ternyata Asya yang masih memandangi Rayyan dan tersenyum saat melihat Rayyan

"Lo tulis nama siapa Lo?" Tanya Rayyan yang melihat Revand yang menulis nama seseorang di batu

"Kepo antum" balas Revand yang tertawa kecil

Lalu Rayyan pun berinisiatif menuliskan nama seseorang yang ia baru kagumi 4 hari yang lalu yakni penulis secarik kertas Asya Ratafa

Ia menuliskan nama Asya di bebatuan

Sekian bab ini, gimana suka gak?

Jangan lupa tinggalkan jejak!!
Jangan lupa spam komen sebanyak mungkin!!!

Sekian terimakasih
Assalamualaikum

Shaquille.2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang