25. rooftop

1K 85 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 06.00

Rayyan yang baru usai melaksanakan sholat subuh
Ia pun mendekati istrinya yang masih berbaring di ranjang rumah sakit
"Sayang, kenapa kamu bisa pendarahan?" Tanya Rayyan yang mendekati istrinya itu Asya pun mulai bingung ingin menjawab apa

"Kepeleset dia ustadz" celetuk Rania, bukan Asya yang membalas perkataan Rayyan ini malah Rania yang membalasnya

"Saya tidak tanya kamu, saya tanya istri saya" balas Rayyan yang menoleh ke Rania ia pun kembali kepada istrinya

Asya yang tiba-tiba memeluk pinggang Rayyan dan menangis lalu Rayyan mengelus puncak kepala Asya
Disitu Rania mulai panik ia pun mengaku izin ke kantin rumah sakit

"Kenapa, sayang ayo cerita" titah Rayyan dengan posisi yang masih sama

Asya pun menceritakan semuanya dari awal sikap Rania sampai kemarin dari awal Rayyan pergi sampai terjadinya pendarahan semalam

"Ya Allah, sayang maafkan saya ya sudah mudah percaya dengan orang lain" tutur Rayyan yang mencium kening Asya tak lama sebuah pintu terbuka ternyata Rania yang datang kembali

Saat itu Rayyan masih bisa menjaga emosinya dan Rania juga yang Rayyan suruh untuk menjaga semalaman semalam
"Rania" panggil Rayyan yang mendekati Rania seketika Rania yang senyum-senyum

"Kenapa ustadz?" Tanya Rania yang berdiri dari tempat duduknya

"Semalam kamu ngapain di rumah saya?" Tanya Rayyan dengan wajah yang sangat terlihat serius seketika Rania diam

Tak lama ia mulai akan menjawab
"Ekkhhmm, saya masakin untuk Asya, saya numpang cuci baju, saya beres-beres rumah ustadz, bener kan Asya?" Tutur Rania namun Asya hanya menganggukkan kepalanya

"Bohong." Balas Rayyan yang menundukkan kepalanya Rania pun mulai gemetar dan panik

"Saya telah gagal karena begitu percaya dengan kamu, kenapa kamu menyakiti istri saya." Lanjut Rayyan Rania pun mulai geming tanpa jawaban dan hanya ikut menunduk

Tiba-tiba Rania memeluk Rayyan membuat Asya kaget juga Rayyan
"Aku sayang kamu Rayyan, tapi kamu kenapa menikah dengan dia" ucap Rania yang masih memeluk tubuh kekar Rayyan

"LEPAS!" Tegas Rayyan namun siapa sangka Rania yang berjinjit tiba-tiba mencium bibir Rayyan depan hadapan Asya

Cup.

"KURANG AJAR!!" Rayyan mendorong tubuh Rania begitu saja sampai akhirnya Rania terjatuh ke sofa ruang rawat inap Asya, Rayyan pun kembali mendekati Rania

"BERANINYA KAMU MENYURUH ISTRI SAYA YANG TENGAH HAMIL BESAR SAMPAI PENDARAHAN, JIKA ANAK SAYA TAK TERTOLONG KAMU BISA APA! HAH!." Tegas Rayyan yang terlihat begitu menyeramkan ini kedua kalinya ia sangat serius saat memarahi seseorang

"KAMU MENCINTAI SAYA! KAMU BUKAN TAKDIR SAYA! JANGAN TERUS MENYAKITI ISTRI SAYA! DAN STOP UNTUK MENARUH RASA TERHADAP SAYA, KARENA SAYA TIDAK MENCINTAI KAMU!" Desus Rayyan dengan nafasnya yang setengah-setengah ia pun beristighfar dan menarik nafasnya

Rania yang berdiri dari tempat duduknya
Rayyan yang sudah menyiapkan tangan kanannya untuk menampar Rania dan Rayyan yang mulai melayangkan telapak tangannya

"STOP!" Ucap Asya seketika Rayyan berhenti

"Dia perempuan kak, sabar, istighfar" titah Asya seketika Rayyan mendekati istrinya itu namun Rania yang pergi dari ruangan itu dengan air mata yang berjatuhan

"Astaghfirullah, maaf sayang" tutur Rayyan yang mengelap keringatnya dengan tisu lalu ia meminum air mineral agar meminimalisir emosinya

Lalu Rayyan mengambil handphone miliknya dan terlihat notifikasi dari Rania

Rania
Jangan salahkan saya bila saya meninggal dengan cara yang kurang baik

Rayyan
Jangan aneh-aneh, sudah lah kamu jangan merepotkan saya, saya cape dari semalam

Rania
Maka dari itu jika saya meninggal saya tidak akan merepotkan kamu lagi

Rayyan
Kamu di mana sekarang, jangan yang enggak-enggak ingat Allah, istighfar Rania

Rania
Lantai atas, rooftop rumah sakit

"Sayang, Rania mau bunuh diri" beo Rayyan seketika Asya membulatkan mata kaget

"Kamu tunggu sini, jangan kemana mana" titah Rayyan yang langsung berlari keluar dan menaiki anak tangga untuk lebih cepat sampai ke rooftop atas lebih cepat karena lift rumah sakit sedang rusak dan yang satunya lama

Rayyan yang sudah sampai di rooftop atas dan terlihat Rania yang membelakangi Rayyan dengan gamisnya yang terbawa angin

"Rania" panggil Rayyan yang berjalan menuju Rania perlahan

"Aku hanya mau bilang, aku sudah sayang sama kamu dari kita masih di pondok pesantren, setiap aku mau ungkapkan perasaan aku ke kamu selalu dilarang Revand" tutur Rania tanpa menoleh ke Rayyan seketika Rayyan yang menundukkan kepalanya

"Maaf ya, saya paling tidak suka jika seorang perempuan tersakiti karena saya, saya mohon kamu berdamai dengan rasa sayang kamu yang sudah melebihi batas" lanjut Rayyan sedangkan Rania yang menghapus air matanya

"Di dunia ini banyak lelaki tampan, tidak harus saya" lanjut Rayyan yang sudah bingung ingin menjelaskan apalagi

"Maaf Rayyan, aku sudah lelah dengan hidup aku pingin menyusul ibuku saja mengapa hidupku seperti ini" lirih Rania dengan air matanya yang terus menerus berjatuhan

"Ibumu pasti tidak senang jika memiliki anak seperti mu, kamu harus tetap kuat" lanjut Rayyan lalu sebuah langkah kaki mendekati mereka

Ternyata yang datang Ali
"Kenapa Ali?" Tanya Rayyan kepada Ali yang baru sampai

"Saya mau melamar Rania" ucap Ali semenjak Rania yang kaget Rayyan pun tersenyum namun ia sudah tak kaget dengan sikap anak itu yang to the point

"Tuh terima aja" beo Rayyan

"Saya sudah mendengar cerita kak Asya nah saya juga sudah menaruh perasaan sejak ustadzah Rania datang, tapi apa mau ustadzah Rania dengan saya yang usianya berbeda tiga tahun dengan ustadzah?" Lanjut Ali

"Oke mungkin satu-satunya cara saya terima lamaran kamu" ucap Rania yang mendekati Ali seketika Rayyan tersenyum manis

"Oke nanti kita lanjut berbicara dengan Abi" tutur Ali







Segini dulu ya guys
Jangan lupa tinggalkan jejak!!

Jangan lupa spam komen sebanyak mungkin!!

Plisssssss vote dong!

Sekian terima vote
Assalamualaikum


Shaquille.2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang