20. Bandung

1.2K 90 1
                                    

Jam menunjukkan pukul 14.00

Asya yang sudah siap menunggu Rayyan namun Rayyan belum kunjung datang ia pun memainkan handphone miliknya
"Assalamualaikum" suara Rayyan yang membuka pintu Asya pun berdiri dari tempat duduk nya

"Wa'alaikumsalam" jawab Asya yang mencium punggung tangan Rayyan

"Mau mandi dulu, atau ganti baju aja?" Tanya Asya namun Rayyan menolaknya Rayyan menggelengkan kepalanya lalu Rayyan pun membalikkan tubuhnya dan memperlihatkan satu tota bag berisikan belanjaan yang mereka akan bawa ke rumah orang tua mereka

"Masya Allah, banyak banget" ucap Asya yang melihat-lihat isi tota bag itu
"Sudah ayo" titah Rayyan, lalu Rayyan membawa belanjaannya ke dalam bagasi mobil dan ia membukakan pintu untuk Asya

Mereka berdua pun sudah duduk di dalam mobil dan Rayyan mulai memarkirkan mobilnya
"Duh, lapar sayang" beo Rayyan tanpa menoleh ke Asya

Lalu Asya pun menyuapi Rayyan keripik kentang yang biasa ia buat, keripik kentang sudah menjadi camilan hampir wajib menurut Rayyan karena Rayyan sangat menyukai keripik itu

*****

Jam menunjukkan pukul 15.48

Rayyan yang memarkirkan mobilnya di halaman rumah pak Harto lalu sebelum mereka keluar mobil mereka sudah di sambut oleh ibu Maryam yang terlihat gembira melihat anak-anaknya datang pasalnya dari habis menikah mereka baru 3 kali berkunjung dan ini yang ke 4 Kalinya

Lalu Rayyan keluar mobil dan membukakan Asya pintu mereka pun berjalan menuju teras rumah pak Harto dan saat sampai mereka langsung mencium punggung tangan pak Harto dan ibu Maryam

Asya pun memeluk bundanya karena ia juga sudah sangat kangen
"Cantiknya bunda" ucap Bu Maryam yang masih mendekap anaknya itu

"Eh Asya" celetuk seorang lelaki berbadan tegap yang menghampiri mereka, lelaki itu adalah Rizal ia anak pertama dari pak Harto dan ibu Maryam

"Eh Abang, dah lama pulang?" Tanya Asya karena abangnya itu berkuliah di Amerika
"Satu Minggu setelah kamu menikah" lanjut Rizal yang membalikkan tubuhnya dan langsung pergi

"Gimana Rayyan, nakal ya Asya?" Tanya pak Harto membuat Rayyan tersenyum manis ia pun menundukkan kepalanya

"Maaf yah, anak ayah aku marahi belum lama karena dia main handphone sampai jam setengah tiga" tutur Rayyan yang menghadap ke Asya lalu Asya pun hanya bisa tersenyum

"Kebiasaan banget emang" lanjut pak Harto

"Bunda, ayah tunggu sebentar ya" titah Rayyan yang membalikkan tubuhnya dan pergi menuju bagasi mobil ia membuka bagasi itu dan mengambil tota bag belanjaan yang lumayan besar dan berwarna biru

"Ini bunda" lanjut Rayyan yang menaruh belanjanya di atas lantai

"Ini buat bunda?" Tanya ibu Maryam yang melihat ke arah Rayyan lalu Rayyan menganggukkan kepalanya

"Masya Allah, banyak banget nak" beo pak Harto yang melihat tota bag belanjaan itu

*****

Rayyan dan Asya sedang berada di dalam kamar Asya yang terlihat bersih mereka hanya berbaring sejenak namun mereka tidak menginap Rayyan yang menaruh kepalanya di pangkuan Asya sedangkan Asya yang memainkan pipi Rayyan sambil tertawa kecil

Shaquille.2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang