Jam menunjukkan pukul 21.00
"Tu tangan kenapa?" Tanya Rayyan dengan ketus dan melirik dengan ujung kelompok matanya
"Di gores pakai pisau, sama Rania" jawab Asya dengan santai Rayyan pun menoleh dan memegang lengan Asya namun Asya menariknya begitu saja
"Udah gak usah sok peduli, kemarin aja ustadz gak percaya dengan aku" lanjut Asya yang berdiri dari tempat duduk nya dan pergi begitu saja sementara Rayyan yang masih menundukkan kepalanya
Rayyan pun mengejar Asya ke kamar terlihat Asya yang berbaring di ranjangnya
"Kenapa? Maafkan saya ya" tutur Rayyan yang mengelus puncak kepala Asya"Udah diem, mending kalo sekarang ustadz udah percaya dengan aku, udah gak usah sok peduli"
Deg.
Rayyan yang masih merasa tak enak hati ia pun duduk di kursi sementara pikiran sepasang suami istri itu yang sedang merenung
****
Jam menunjukkan pukul 09.00
sya yang sudah rapi dengan pakaiannya menunjukkan dia akan pergi
"Mau kemana?" Tanya Rayyan namun Asya tidak menjawabnya ia langsung pergi begitu sajaAsya berjalan menuju gerbang pondok ia berjalan sambil menggendong Rasya tak lama ia sampai gerbang pondok terlihat sebuh mobil berwarna hitam yang akan mengantar Asya ke tempat tujuannya
Hari ini Asya berniat ingin mencari bukti kalau ia tidak melakukan apapun dengan Ali
"Sendirian aja Bu?" Tanya sopir ojek online itu namun Asya hanya menundukkan kepalanyaTak lama ia sampai rumah sakit ia mendatangi seorang suster yang sedang menjaga
"Maaf suster, apa saya boleh bicara?" Tanya Asya pada suster itu lalu suster itu menganggukkan kepalanya"Apa saya boleh minta rekaman CCTV yang ini ya, insya Allah saya akan membayar berapa saja" tutur Asya yang menunjuk ke CCTV yang paling tepat dengan tempat yang ia lewati kemarin dengan Ali
"Saya harus bicara dengan atasan saya dulu Bu" tutur suster itu lalu Asya menganggukkan kepalanya
"Ibu tunggu di sini saya akan bicara dengan atasan saya dulu" lanjut suster itu yang masuk ke salah satu ruangan Asya pun menunggu dan duduk di kursi terdekat dengannya sambil menggendong Rasya
Lalu tak lama seorang lelaki dan suster itu keluar dari ruangan itu Asya pun berdiri dari tempat duduk nya
"Maaf Bu, ada keperluan apa ya?" Tanya lelaki itu yang memakai jas lab dan memakai kemeja hitam dan celana abu-abu"Saya di fitnah dok, saya harus mendapatkan bukti ini dan satu-satunya cuma bisa dari CCTV ini" ucap Asya lelaki itu pun berfikir sejenak lalu ia melihat CCTV itu
"Oke lah, ayo masuk" lanjut dokter itu yang memperbolehkan Asya masuk mereka pun masuk ke ruangan monitor CCTV
"Jam berapa, hari apa?" Tanya dokter itu yang sedang mengecek di sebuah komputer
"Jam sebelas lewat dua puluh, hari Selasa" tutur Asya dokter itu pun mengeceknya
"Kalo boleh tau bisa merekam suara gak dok?"
"Bisa Bu" jawab dokter itu yang sedang fokus Asya pun senang karena ia bisa mendengar suaranya juga
Tak lama Vidio rekaman CCTV yang Asya pinta sedang di putar
"Saya boleh pinta Vidio ini ke flashdisk gak dok" Tanya Asya di jawab anggukkan oleh dokter itu"Bisa" jawab dokter itu
Jam menunjukkan pukul 14.00
Asya yang baru sampai pondok ia pun langsung jalan menuju rumahnya tak lama ia sampai di rumahnya terlihat Rayyan yang sudah berada di halaman rumah
"Dari mana aja hah?" Tanya Rayyan lagi-lagi Asya tak menjawabnya Asya pun masuk ia mengambil laptop Rayyan di tempat ia kerja"Ustadz, panggil ali dan Rania kalo bisa dengan ustadz Arif" titah Asya Rayyan yang kebingungan ia pun segera menelepon Ali lalu Rayyan menghampiri Asya yang sedang mengaktifkan laptop milik Rayyan
Tak lama Ali dan Rania juga ustadz Arif mereka pun masuk ke ruang tamu Rayyan
"Sudah siap melihat kebenarannya?" Tanya Asya seketika Rania menoleh ke Ali kebingungan dan Rania berasa gemetarAsya mulai membuka flashdisk itu di dalam laptop Rayyan lalu ia memutar Vidio itu
"Sudah di pastikan aku dan Ali tidak melakukan apapun, Ali hanya membawa tas aku dan dengar ucapan Ali dan aku" ucap Asya saat video itu berhasil di putar"Dan foto aku dan Ali berpelukan, apa kalian tidak sadar itu editan kita zoom ya" tutur Asya yang sudah mendapatkan foto itu dan ia zoom terlihat beberapa garis yang kelihatan tidak nyata seperti editan
"Untuk suara ku dan Ali, aku yakin itu bukan suara ku tapi kamu dapat dari Vidio ini kan, coba putar di handphone milik kamu" titah Asya, Rania yang mulai gemetar Ali pun langsung mengambil handphone istrinya begitu saja mereka pun mencocokkan rekaman suara itu
"Untuk suara Ali, itu memang suara Ali saat kita di rumah sakit semasa menjenguk Zana" lanjut Asya seketika Rania melongok
"Benar begitu Rania, jangan fitnah ingat fitnah itu akan terbukti dengan cara Allah, kamu tau kan hukum fitnah kan kuliah di fakultas syari'ah di Yaman lagi masa belum ngerti aku aja yang bermodalkan kuliah di universitas swasta di Indonesia tau" ucap Asya yang berdiri di hadapan Asya
"Sekarang kamu minta maaf dengan kak Asya juga bang Rayyan" titah Ali Rania pun menundukkan kepalanya
"Sudah tidak usah meminta maaf aku udah memaafkan kamu....."
****
Jam menunjukkan pukul 21.00
"Sayang..."
"Kenapa, hmmm?" Asya yang duduk di samping Rayyan lalu Rayyan langsung mendekap istrinya itu sangat erat
"Maafkan saya, kamu boleh tampar saya" lirih Rayyan yang menangis di punggung Asya lalu Asya mengelus puncak kepala Rayyan
"Sekarang kamu harus lebih baik mengambil keputusan ya, tamparan dari kamu gak seberapa tapi hati aku benar-benar sakit rasanya" tutur Asya yang tersenyum manis
Cup.
Sebuah kecupan mendarat di pipi Asya yang kemarin terkena tamparan oleh Rayyan lalu Rayyan berdiri dari tempat duduk nya ia pun berjalan menuju dapur
"Astaghfirullah maaf ya, hari ini aku gak masak" tutur Asya yang baru ingat
"Saya belum makan dari pagi loh" ucap Rayyan yang mencari makanan di loker dapurnya
Lalu Asya pun mendekatinya dan Asya mengambil beberapa bahan masak untuk ia masak
Segini dulu ya guys
Jangan lupa tinggalkan jejak!!
Jangan lupa spam komen sebanyak mungkin!!
Vote ding gisss
Hihihihi
Sekian terima vote
Assalamualaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaquille.2 [END]
Teen Fictionmenceritakan seorang lelaki lulusan Yaman yang telah selesai melaksanakan pendidikannya saat ia balik ke tanah kelahirannya, namun sebelum ia balik ke Indonesia ia pergi ke tanah suci Saudi Arabia untuk melaksanakan umrah, saat ia berada di Jabal Ra...