12. ustadz tampan

1.6K 106 0
                                    


Jam menunjukkan pukul 22.00

"Ustadz Rayyan mana ya?" Tanya Asya pada 4 santriwati yang baru usai di simak hafalannya oleh Asya

"Ustadz Rayyan sedang bermain bola dengan santri lain" jawab salah satu santriwati yang berdiri di depan Kayla

"Saya samperin ustadz Rayyan dulu ya, assalamualaikum" Asya yang membalikkan tubuhnya dan langsung keluar dari masjid dari depan pintu masjid sudah terlihat Rayyan yang bermain bola dengan santri lainnya

Dan banyak para santi di pinggir lapangan yang menonton pertandingan bola itu Asya pun mendekati lapangan itu
Sudah menjadi kebiasaan santri saat bermain bola pakai sarung begitu pun Rayyan yang bermain bola sarung

"Astaghfirullah itu sarungnya putih!" Asya langsung membulatkan matanya saat Rayyan bermain bola menggunakan sarung putih dan situasi lapangan yang lembab karena habis hujan

"Masih lama ya mainnya?" Tanya Asya pada santri yang menonton pertandingan itu
"Sedikit lagi ustadzah" jawab santri itu tak lama Rayyan yang berjalan ke pinggir lapangan

"Istirahat dulu!" Ucap Rayyan karena ada salah satu santri yang terjatuh dan pipi nya sampai berdarah akibat tergores aspal lapangan

"Mas pulang yuk" ajak Asya yang menghampiri Rayyan seketika Rayyan tersenyum saat di panggil mas

"Eh ustadz maksud ku"

"Sebentar lagi ya, nanti kalo udah saya pulang" balas Rayyan Asya pun langsung pergi tanpa menjawab apapun

Ia berjalan seorang diri sambil membawa Al-Qur'an

Tak lama ia sampai rumah ia langsung menaruh mushaf Al-Qur'an

Jam menunjukkan pukul 22.00

Rayyan yang baru usai ia baru pulang saat ia membuka pintu langsung terlihat Asya yang menonton televisi

Saat Asya melihat keberadaan Rayyan ia langsung pergi ke lantai atas tanpa mengucap apapun
"Kenapa itu" monolog Rayyan dengan suara sangat kecil

Rayyan pun menyusul Asya ke lantai atas lalu saat sampai di lantai atas ia langsung menuju kamarnya terlihat Asya yang berbaring di atas ranjang

"Hey kenapa sih sayang?" Tanya Rayyan yang menghampiri istrinya itu

"Pikir sendiri" ujar Asya yang langsung menutup wajahnya pakai bantal

"Hey kamu menunggu saya lama, maaf ya.." Rayyan yang mengelus puncak kepala Asya

Asya tak menjawabnya Rayyan pun pasrah ia pun memainkan handphone miliknya dan berbaring di sofa panjang yang berada di dalam kamarnya
"Tau ah istrinya ngambek di biarin aja" kesal Asya

"Kamu ini ada-ada saja, mau apa emang?" Tanya Rayyan yang tertawa ia pun berdiri dari tempat duduk nya dan mendekati Asya yang duduk di atas ranjang

"Maaf ya" tutur Rayyan yang duduk di depan Asya

Tiba-tiba Rayyan yang membaringkan tubuhnya dan ia menaruh kepalanya di atas pangkuan Asya

"Ustadz gamis saya basah kena keringat ustadz" ucap Asya

"Tidak apa-apa kan?" Tanya Rayyan dan Asya hanya tersenyum dalam hatinya ia merasa gemetar tak karuan

Rayyan yang terlihat sangat tampan dengan keringat yang berada di dahinya dan Asya yang melongo melihat perut Rayyan yang menonjol karena keringat dan ia menggunakan kaus putih

"Lucu banget sih" tutur Asya yang memainkan rambut Rayyan

"Mandi dulu sana ustadz nanti kasurnya ikut basah" titah Asya Rayyan pun berdiri dari tempat berbaring nya ia langsung mengambil handuk

Sedangkan Asya yang menunggu Rayyan usai mandi
"Ganteng bangettt" ucap Asya yang sepertinya sangat kagum dengan ketampanan suaminya

Tak lama Rayyan keluar dari kamar mandi tanpa menggunakan pakaian namun Asya sekarang sudah bisa lebih rileks

Rayyan langsung menggunakan bajunya
Lalu ia kembali berbaring di pangkuan Asya
"Ustadz gak lapar?" Tanya Asya yang memainkan rambut Rayyan

"Jangan panggil saya ustadz dong, memang saya ustadz kamu?" Rayyan yang memejamkan matanya dan menikmati tangan Asya yang sedikit menarik rambutnya

"Apa dong?" Asya yang balik bertanya

"Kakak, mas atau sayang" balas Rayyan yang masih memejamkan matanya

"Oke tiga-tiganya boleh?" Tanya Asya di jawab anggukkan oleh Rayyan

"Sa-sayang gak mau makan?" Asya yang lanjut bertanya pertanyaan yang ia tanyakan tadi
"Saya lapar tapi mager" jawab Rayyan

"Mau aku suapi?" Tanya Asya Rayyan pun menggunakan kepalanya dengan semangat dan ia tersenyum

"Tunggu di sini ya" Asya yang berdiri begitu saja tanpa memberikan aba-aba, seketika kepala Rayyan yang berada di atas pangkuan Asya pun langsung jatuh ke ranjang untung saja ranjangnya empuk

"Eh maaf kak" tutur Asya ia pun langsung pergi begitu saja

Tak lama Asya datang dengan piring yang ia pegang di tangan kanannya
"Sama apa makannya?" Tanya Rayyan yang menunggu Asya di sofa

"Kentang goreng, sambel goreng dan ayam kecap" balas Asya  seketika Rayyan bersemangat

"Mau di suapi atau suap sendiri?" Tanya Asya yang duduk di samping Rayyan di sofa kamarnya

"Suapi" tutur Rayyan seperti anak kecil yang ingin di suapi oleh ibunya

"Dasar bayi" gurau Asya ia pun mulai menyuapi Rayyan secara perlahan sedangkan Rayyan yang terlihat menikmati

"Enak gak?" Tanya Asya Rayyan mengangguk mantap

"Aku semalam tanya bunda Kayla apa makanan kesukaan kamu" ucap Asya seusai menyuapi Rayyan lalu Rayyan pun menelan nasi yang Asya suapi

"Gimana sama bunda baik gak?" Tanya Rayyan lalu Asya tersenyum
"Baik banget Alhamdulillah" balas Asya

Lalu menyuapi Rayyan pun selesai Asya yang balik ke dapur untuk menaruh piring dan sendok kotor
Tanpa sadar Rayyan yang mengikuti istrinya pergi

"Kamu gak makan?" Tanya Rayyan pada istrinya yang sedang mencuci piring bekas Rayyan makan

"Aku kenyang aku udah makan duluan tadi" balas Asya tanpa menoleh dan masih mencuci piring

Jam menunjukkan pukul 00.05

Rayyan yang sudah tertidur pulas siapa sangka Asya yang sedang menangis dalam diam nya
"Sayang kenapa?" Tanya Rayyan yang menyadari istrinya sedang menangis

"Aku ke ingat Humaira" jawab Asya Rayyan pun segera memeluk istrinya itu air mata yang terus berjatuhan menurut Rayyan terkadang menangis bisa membuatnya lebih enakan jadi Rayyan membiarkan Asya menangis sejenak

"Jangan nangis ya ada saya di sini, kalau kaya gini Humaira malah sedih dong" tutur Rayyan sedangkan Asya yang masih memeluknya dengan lampu kamarnya yang mati

"Apakah kakak menyesal karena tidak bisa menikahi Humaira?" Tanya Asya membuat Rayyan terdiam sejenak

"Menurut saya kita memang sudah di takdir kan untuk bersatu jadi Allah punya caranya tersendiri" balas Rayyan berusaha tidak berbelit-belit dan tidak salah bicara

"Tidur lagi ya" lanjut Rayyan yang memeluk Asya sambil berbaring di ranjang

Asya pun menikmati dekapan itu sampai ia memejamkan matanya
"Mungkin harusnya yang merasakan ini Humaira" monolog Asya yang tersenyum

"Gak boleh gitu ah" lanjut Rayyan dengan posisi yang masih sama

Segini dulu ya guys
Jangan lupa tinggalkan jejak!!

Jangan lupa spam komen sebanyak mungkin!!!

Sekian terimakasih
Assalamualaikum

Shaquille.2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang