15. panik

1.5K 92 0
                                    

4 Minggu kemudian

Jam menunjukkan pukul 22.00

"Duh kemana ya dia, harusnya jam sembilan juga udah pulang" ucap Abyan dari dalam ponsel Rayyan lalu Rayyan pun berfikir sejenak

"Aku cari ya yah sama Asya" lanjut Rayyan yang menempelkan ponselnya pada telinga nya

Lalu Abyan mematikan telepon tersebut
"Kakak sakit" lirih Asya yang baru keluar dari kamar mandi dengan wajahnya yang pucat
Rayyan pun langsung mendekati istrinya itu

"Uwwwwwekkk" Asya kembali lagi ke dalam kamar mandi dan ia langsung muntah di kloset kamar mandi dan Rayyan yang memijat punggung dan leher Asya

"Sayang kenapa?" Tanya Rayyan namun Asya tidak menjawab ia lanjut muntah kembali Rayyan yang melihatnya pun terasa ingin muntah juga

"Apa sih malah ikutan muntah" ucap Asya yang melihat suaminya seperti ingin muntah juga
"Udah sana aku bisa sendiri" lanjut Asya Rayyan pun memaksakan agar ia tidak ikut muntah

Lalu Asya dibawa ke atas ranjang oleh Rayyan
"Sayang, Zana gak tau kemana ditelpon gak aktif, kamu mau ikut aku cari dia?" Tanya Rayyan dalam lubuk hatinya ia tak tega meninggalkan istrinya seorang diri namun ia juga harus mencari keberadaan adiknya

"Kamu cari dia sana, aku di rumah aja" balas Asya yang berbaring di atas ranjang

"Maaf banget ya sayang, kalo ada apa-apa telpon saya atau minta tolong sama santri ya" lanjut Rayyan yang bersiap-siap menggunakan jaket karena udara malam Bogor begitu dingin

"Saya pergi ya assalamualaikum" Rayyan yang mendekati istrinya terlebih dahulu lalu Asya mencium punggung tangan Rayyan

Rayyan pun pergi menggunakan mobilnya pertama-tama ia ingin mencari keberadaan Zana di daerah rumah sakit Abyan karena itu lingkungan Zana kerja

"Ada-ada saja" tutur Rayyan yang melewati jalan yang cukup sepi ia mengemudikan mobilnya dengenan kecepatan kecil dan sambil lihat kanan-kiri

Lalu ia sampai di depan gerbang rumah sakit Abyan ia berhenti sejenak lalu Rayyan menghampiri satpam rumah sakit itu
"Pak maaf, dokter Zana sudah pulang belum ya?" Tanya Rayyan yang berdiri didepan satpam itu alhasil satpam itu langsung berdiri dari tempat duduknya

"Dokter Zana sudah keluar dari jam setengah sepuluh pak" balas satpam itu Rayyan pun bingung harus mencari Zana kemana lagi

"Oke pak terimakasih" Rayyan pun meninggalkan satpam itu lalu ia memasuki mobilnya kembali ia menyusuri jalan dari rumah sakit menuju rumah Abyan sudah 3 jalan yang berbeda Rayyan lewati namun ia tak menemukan keberadaan Zana

"Assalamualaikum ayah, maaf Abang belum temuin Zana dimana ya" Rayyan yang menelpon Abyan dan terdengar didalam handphone Rayyan di sana pun sudah pasti panik

"Sudah bang, gak usah dicari lagi ayah percaya Zana gak kemana-mana paling dia main ke rumah temannya lupa kasih kabar" lanjut Abyan yang berusaha membuat Rayyan lebih tenang

"Abang pulang aja ke rumah udah gak papa" titah Abyan Rayyan pun berfikir sejenak

"Gak, Abang belum ketemu Zana Abang harus sampai ketemu dia" balas Rayyan

"Ya sudah Abang hati-hati, tapi Asya kasihan bang" lanjut Abyan yang memikirkan Asya karena ia tau Bogor didaerahnya terasa dingin jika malam tambah-tambah sekarang gerimis

"Ya udah Abang lanjut cari ya yah" ucap Rayyan lalu Rayyan mematikan teleponnya

Ia tak henti-hentinya berdzikir sambil mengemudi mobilnya dan ia selalu melihat kanan-kiri namun lagi-lagi ia tak menemukan keberadaan Zana

Lalu ia berfikir Zana memiliki teman yang sangat dekat dengannya
Lalu Rayyan memutar balikkan stir nya

Tak lama ia memasuki gerbang sebuah kompleks namun mobil yang ia kendarai di berhentikan oleh satpam kompleks itu

"Maaf pak, ada perlu apa ya malam-malam ke kompleks ini?" Tanya satpam itu saat Rayyan menurunkan jendela mobilnya

"Saya mau ke rumah salah satu teman saya pak" balas Rayyan

"Sudah mendapat izin?" Tanya satpam itu Rayyan pun menganggukkan kepalanya lalu satpam itu pun memperbolehkan Rayyan lewati

Ia mulai mengemudi mobilnya tak lama ia sampai disebuah rumah di komplek itu ia mulai keluar dari mobil lalu ia menekan bel yang berada di dekat pagar rumah itu

Tak lama seorang perempuan keluar dalam rumah itu
"Bang Rayyan ya, kenapa bang?" Tanya wanita itu yang diyakini sebagai sahabat dari Zana

"Ada Zana di situ gak?" Tanya Rayyan namun perempuan itu hanya menggelengkan kepalanya

****

Jam menunjukkan pukul 00.02

Rayyan sudah sangat mengantuk dan lelah jadi ia akhiri pencariannya namun ia masih memiliki rasa gelisah yang begitu dalam terhadap adiknya itu

Ia mulai memasukkan mobilnya ke dalam garasi rumahnya
Lalu Rayyan mengetuk pintu rumahnya namun tak ada jawaban ia pun langsung membuka pintu itu yang tidak di kunci

"Kakak!" Teriak Asya yang menghampiri Rayyan, Rayyan pun bingung tadi istrinya sakit mengapa sekarang terlihat biasa saja

"Liat ni" Asya memberikan sebuah amplop lalu Rayyan pun membuka amplop itu Rayyan mulai membaca amplop itu dari atas lalu ia membulatkan matanya saat membaca tulisan berwarna hijau

"Apa! Hamil! Yey!" Rayyan yang langsung bersemangat sampai-sampai ia loncat-loncat seperti anak kecil

"Sama siapa kamu ke rumah sakit?" Tanya Rayyan yang mengembalikan amplop itu ke Asya

"Di antar Ali sama ibu Zainab" balas Asya

Rayyan pun tak henti-hentinya mengucap kalimat thayyibah Alhamdulillah saking senangnya

"Gak sia-sia bikin sampai kelewatan akhirnya jadi juga" celetuk Rayyan

"Dasar, cowok kalo kelewat nafsu gitu tuh gak punya perasaan" celoteh Asya yang menatap Rayyan lalu Rayyan pun tertawa

"Yang penting jadi" Rayyan pun mengelus perut istrinya itu

"Duh tidur yuk" ajar Rayyan yang menguap terlihat dari mata Rayyan yang sepertinya ia sangat mengantuk

"Ya udah ayo" lanjut Asya Rayyan pun menaiki anak tangga diikuti Asya dibelakangnya

Lalu Rayyan langsung lari dan menubruk ranjangnya tanpa belas kasihan
"Heh, kasihan kasurnya rusak" gurau Asya ia pun berbaring di samping Rayyan

Mereka pun berpelukan perlahan mereka mulai memejamkan mata
"Eh Zana" Rayyan yang tiba-tiba membuka matanya ia teringat kembali dengan adiknya

"Kenapa?"

"Udah gak papa" mereka pun melanjutkan pelukannya sampai akhirnya Rayyan benar-benar tertidur Asya pun memandangi wajah Rayyan yang sangat dekat dengannya



Segini dulu ya
Jangan lupa tinggalkan jejak!!

Jangan lupa spam komen sebanyak mungkin!!

Sekian terima vote
Assalamualaikum

Shaquille.2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang